Minggu, 07 Mei 2017

Cersil 15 Tiga Naga Sakti Novel Jadul Kho Ping Hoo

Cersil 15 Tiga Naga Sakti Novel Jadul Kho Ping Hoo Tag:cersil cersil indo cersil mandarin full cerita silat mandarin online cersil langka cersil mandarin lepas cerita silat pendekar matahari kumpulan cerita silat jawa cersil mandarin beruang salju. cerita silat pendekar mataharicerita silat indonesia cerita silat kho ping hoo cerita silat mandarin online cerita silat mandarin full cerita silat jawa kumpulan cerita silat cerita silat jawa pdf cerita silat indonesia gratis cerita silat jadul indonesia cerita silat indonesia pendekar rajawali sakti cersil indonesia pendekar mabuk cersil langka cersil dewa arak cerita silat jaman dulu cersil jawa download cerita silat mandarin full cerita silat mandarin online cersil mandarin lepas cerita silat mandarin pendekar matahari cerita silat jawa pdf cersil indonesia pdf cersil mandarin beruang salju kumpulan cerita silat pdf Cersil 15 Tiga Naga Sakti Novel Jadul Kho Ping Hoo
kumpulan cerita silat cersil online
Cersil 15 Tiga Naga Sakti Novel Jadul Kho Ping Hoo

Harapan Bu Heng Locu itu tidak begitu dikecewakan karena
ternyata dalam gebrakan- gebrakan selanjutnya, Gin San
mampu menangkis, mengelak dan balas menyerang dengan
sama dahsyatnya. Karena dua orang yang sedang bertanding
itu sealiran, maka mereka saling mengenal gerakan lawan,
dapat menjaga diri dengan baik dan dapat balas menyerang,
seolah-olah mereka adalah dua orang saudara seperguruan
yang sedang berlatih silat karena gerakan dan gaya mereka
sama dasarnya.
Akan tetapi, lewat seratus jurus kemudian, terjadi
perobahan. Ouw Sek mengeluarkan suara melengking nyaring
dan tongkat emasnya bergerak secara aneh, mengeluarkan
bunyi nyaring dan gulungan sinar keemasan makin melebar,
Gin San terkejut, sulingnya diputar dan terdengar suara aneh
seolah - olah suling itu ditiup dan dimainkan orang, dan dia
menahan diri sebaiknya. Nimun, kini nampak jelas oleh Bu
Hong Locu betapa pemuda harapannya itu mulai terdesak!
Dan dia tahu, mengapa demikian. Dalam hal ilmu silat,
pemuda itu benar-benar hebat dan tidak usah kalah
menghadapi Ouw Sek, akan tetapi jelas bahwa pemuda yang
usianya kurang lebih duapuluh tahun itu kalah matang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
gerakannya, dan ini berarti kalah terlatih dan kalah
pengalaman! Mulailah Gin San terdesak hebat biarpun pemuda
ini sudah menggerakkan suling dan rantainya untuk
mempertahankan diri sebaiknya.
"Prakkk !" Tiba-tiba suara suling mendenging-denging itu
mati dan yang terdengar hanya bercicitnya tongkat emas, dan
ternyata bahwa suling itu telah remuk! Gin San terkejut dan
membuang sulingnya yang sudah tidak dapat dipergunakan
sebagai senjata maupun sebagai alat musik lagi itu, dan dia
harus membuang diri ke belakang dan berjungkir balik untuk
menghindarkan desakan Ouw Sek yang, merasa girang
melihat kemenangan ini. Ouw Sek diam-diam harus mengakui
bahwa dalam diri pemuda ini dia menemukan lawan yang
amat tangguh, dan andaikata dia tidak menang pengalaman
dan kematangan latihan, kiranya akan sukar sekali baginya
untuk dapat mengalahkan Gin San. Ada beberapa gerakangerakan
dari pemuda ini yang tidak dikenalnya! Sebaliknya,
agaknya semua gerakannya dikenal belaka oleh pemuda itu.
Hanya kematangan latihan saja yang membuat dia lebih mahir
dalam gerakan-gerakannya sehingga dapat mendesak lawan
dan akhirnya berhasil meremukkan suling pemuda itu.
Ouw Sek tertawa dan menggoyangkan tongkat emasnya.
"Ha - ha, Gin San, masih belum sadarkah engkau bahwa
engkau tidak akan menang melawan paman gurumu? Sayang
kalau tenaga sebaik engkau sampai harus kuhancurkan.
Insyaflah dan berlututlah, mari kita bersama membangun
Beng-kauw yang baru dan engkau menjadi pembantuku yang
baik! Kita bawa Beng-kauw menyusup sampai dalam istana! "
Gin San tidak menjawab, bahkan kini dia menyimpan rantai
perak itu, dikalungkan di pinggangnya lagi kemudian dia
menggulung kedua lengan bajunya, memasang kuda-kuda
dengan kedua kaki ditekuk rendah dan matanya mencorong
aneh! Pemuda yang merasa penasaran ini mulai
menggerakkan jurus dari ilmu rahasia atau ilmu simpanannya,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
yaitu Cap-sha Tong-thian! Tadinya dia tidak ingin
mengeluarkan ilmu ini, apa lagi di depan para tokoh Bengkauw
karena mendiang gurunya memesan kepadanya agar
kalau tidak amat penting, ilmu ini jangan sampai dipergunakan
atau diperlihatkan kepada orang lain. Akan tetapi setelah dia
tahu betul bahwa lawannya ini amat lihai dan dia tidak akan
menang, bahkan akan terancam bahaya kalau dia melanjutkan
melawannya dengan ilmu-ilmu biasa, terpaksa Gin San mulai
menjalankan jurus ilmu silat luar biasa itu.
Begitu Gin San menekuk lututnya dan menggerakkan kedua
tangannya ke depan, tiba-tiba serangkum tenaga yang
mendatangkan angin dahsyat menyambar ke arah Ouw Sek.
Orang ini terkejut sekali dan mengelak dengan loncatan ke
samping, akan tetapi secara aneh tahu-tahu tangan Gin San
sudah mencengkeram lehernya dari samping. Serangan ini
luar biasa dan cepat, sama sekali tidak dikenal oleh Ouw Sek.
"Plak-plakkk!" Ouw Sek yang amat lihai itu masih juga
dapat menyelamatkan dirinya dengan memutar tubuhnya dan
menangkis dengan tongkat emasnya. Jurus luar biasa dari Cap
sha Tong-thian, yang sukar ditangkis orang lain itu ternyata
masih dapat dihindarkan dalam saat terakhir oleh Ouw Sek!
Ini sudah membuktikan betapa lihainya tokoh murtad dari
Beng kauw ini.
Akan tetapi. Ilmu Cap-sha Tong-thian adalah ilmu aneh
yang merupakan ringkasan dari semua jurus pilinan. Biarpun
dapat ditangkis namun kedudukan Ouw Sek menjadi kacau
dan saat itu Gin San telah mengirim serangan ke dua.
Tubuhnya bergerak dengan langkah lankah ringan seperti
orang menari, dan agaknya di tidak menyerang ke arah lawan,
melainkan menggerakkan tubuh menghadap lain jurusan,
akan tetapi tiba tiba saja tubuhnya membalik dan kedua
tangan itu dari samping diluncurkan ke depan. Terdengar
suara bercuit nyaring dan seramkum hawa yang tajam sekali
menyambar seperti pedang pusaka ke arah dada Ouw Sek.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Inilah satu di antara jurus-jurus Cap-sha Tong-thian, dan
pukulan ini sama hebatnya dengan sambaran sebatang
pedang pusaka yang diluncurkan secara tiba-tiba dari samping
sehingga amat sukar dihadapi lawan yang bagaimana pandai
sekalipun.
"Ehhh........!" Ouw Sek berteriak dan cepat dia memasang
kuda-kuda, mengerahkan tenaga sinkangnya ke dalam
tongkat emas dan menangkis.
"Wuuuutttt........plakkkk!" Tongkatnya berhasil menangkis,
namun hawa pukulan yang mengandung angin tajam itu
masih merobek ujung lengan baju dari tangan Ouw Sek yang
memegang tongkat emas.
"Brettt........aihhh !" Ouw Sek terkejut bukan main dan
wajahnya berobah. Dengan marah dia lalu menubruk dan
memutar tongkatnya, dan kembali Gin San terdesak hebat
sehingga pemuda ini terpaksa harus memutar tubuh dan
berloncatan menghindar, kemudian meloncat jauh ke belakang
dan sebelum lawan menerjang lagi, dia sudah merendahkan
tubuhnya seperti berjongkok dan memutar-mutarkan kedua
lengannya. Muncullah angin pukulan yang berpusing seperti
terjadi angin puyuh yang kuat menyambar ke arah Ouw Sek.
Itulah jurus ke tiga dari Cap-sha Tong-thian dan kembali Ouw
Sek mengeluarkan seruan kaget. Serangan ini hebat bukan
main, lebih hebat dari pada serangan pertama dan ke dua tadi
dan makin heranlah Ouw Sek. Belum pernah selamanya dia
melihat jurus-jurus aneh seperti itu. Namun, karena dia adalah
seorang yang sudah mendapat gemblengan seorang sakti dan
sudah mematangkan ilmu-ilmunya, dia masih dapat memutar
tongkatnya dan berusaha melawan keras dengan keras. Akan
tetapi, biarpun dia dapat juga menangkis serangan ke tiga ini,
tidak urung tubuhnya terhuyung-huyung ke belakang dan
hanya setelah dia membuat loncatan dengan pok-sai (jungkir
balik) beberapa kali baru dia dapat mengatur keseimbangan
tubuhnya dan berdiri lagi dengan mukai berkeringat!
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bu Heng Locu menderita hebat sekali dan dia sudah amat
lemah, bahkan penglihatannya sudah mulai kabur. Samarsamar
dia masih melihat betapa pemuda murid Maghi Sing
yang diharapkannya itu melakukan serangan dengan jurusjurus
yang amat aneh. Akan tetapi dia sudah terlampau lelah
dan pening, dia khawatir kalau-kalau pemuda itu tidak akan
mampu menanggulangi kelihaian Ouw Sek, maka dengan
pengerahan tenaga terakhir, ketua Beng kauw mengambil
keputusan bulat dan berteriak, suaranya nyaring penuh
wibawa, "Semua anggauta Beng-kauw, aku sebagai ketua
kalian memerintahkan kalian majuuuuu! Demi keselamatan
Beng-kauw, serbu dan hancurkan manusia she Ouw yang
jahat ini !"
Menerima komando ini, serentak limapuluh lebih anak buah
Beng-kauw itu bergerak, mencabut senjata masing-masing
dan menyerbu ke arah Ouw Sek yang baru saja terhindar dari
serangan Gin San yang ke tiga dan masih terhuyung-huyung.
Melihat ini, Ouw Sek menjadi gentar. Andaikata di situ tidak
ada Gin San yang ternyata lihai luar biasa itu, tentu saja dia
tidak takut menghadapi pengeroyokan para anggauta Bengkauw,
atau sebaliknya andaikata limapuiuhan orang itu tidak
maju mengeroyok, dia tentu akan melanjutkan
penandingannya dengan Gin San dan belum tentu dia akan
kalah. Akan tetapi, seorang Gin San saja sudah merupakan
lawan tangguh yang sukar sekali dirobohkan, apa lagi kalau
ditambah limapuluhan orang anggauta Beng-kauw! Dengan
marah dan kecewa sekali dia meloncat ke belakang, jauh
sekali dan melarikan diri setelah dia berseru dengan nyaring,
"Coa Gin San, tunggu saja....! Akan tiba saatnya aku
menghadapimu dan menghancurkanmu !"
Gin San tidak mengejar, demikian pula pari anggauta Bengkauw,
karena Gin San maklum bahwa lawannya itu benarbenar
amat lihai sekali. Belum pernah dia menemui lawan
yang sedemikian lihainya!
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Gin San lalu menghampiri tempat di mana Bu Heng Locu
masih duduk bersila di atas rumput dan pemuda ini lalu
menjatuhkan dirinya berlutut.
"Susiok-couw, harap maafkan kedatangan teecu yang
mengganggu," katanya.
Kakek itu bernapas berat sekali, membuka kedua mata
yang sayu, lalu berkata dengan lirih, "Bagus....
engkau.....engkaulah yang bertugas membersihkan Bengkauw.....
aku serahkan padamu, Coa....... Gin San......." Dan
kakek itu tidak melanjutkan kata-katanya, ke dua matanya
terpejam dan dia masih tetap dalam keadaan duduk bersila,
akan tetapi napasnya telah putus!
Melihat ini, Gin San memberi hormat sambil berlutut dan
berkata lirih pula, "Teecu akan mentaati pesan susiok-couw,
dan selamat jalan, semoga susiok-couw mendapatkan jalan
terang"
Semua anak murid Beng-kauw menjatuhkan diri berlutut
menghadap ke arah jenazah yang masih duduk bersila itu dan
mereka tenggelam ke dalam kedukaan, apa lagi yang tewas
bukan hanya sang ketua, melainkan juga Lima Penasihat Tua
dan empat orang murid utama. Sekaligus Beng-kauw telah
kehilangan sepuluh orang tokoh besarnya, maka tentu saja
Beng kauw mengalami perkabungan yang amat hebat.
Gin San yang amat dihormati oleh sisa para murid utama
dari Beng-kauw, menghadiri upacara pembakaran jenazah
sampai selesai. Setelah selesai, tiga orang murid Bu Heng
Locu, yaitu Kwan Liok dan dua orang sutenya minta
kepadanya agar dia suka memegang tampuk pimpinan Bengkauw
di selatan, bahkan yang juga menjadi pusat dari
pergerakan Agama Beng-kauw. Akan tetapi Gin San
menolaknya dengan halus.
"Harap para susiok (paman guru) suka memaafkan saya.
Bukan sekali-kali bahwa saya tidak mentaati pesan terakhir
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dari susiok-ouw. Sama sekali tidak. Saya bahkan akan
berusaha membersihkan Beng-kauw diutara yang banyak
menyeleweng dari pada kebenaran. Akan tetapi di samping
itu, saya tidak suka untuk duduk di suatu tempat tertentu,
saya masih ingin banyak merantau. Oleh karena itu, saya
usulkan agar Beng - kauw di selatan ini dipimpin oleh Kwansusiok."
Gin San memang merasa kagum kepada Kwan Liok yang
tadi telah dilihatnya sebagai seorang gagah yang berani
membela Beng-kauw dan gurunya secara mati-matian. Dia
percaya bahwa di bawah pimpinannya, perkumpulan itu tentu
akan berjalan di jalan yang benar. Kini dia dapat melihat
bahwa Beng-kauw adalah perkumpulan yang dipimpin oleh
orang-orang gagah perkasa, seperti susiok - couwnya yang
tewas, lima orang kakek penasihat dan para murid susiokcouwnya
yang semua terdiri dari orang-orang gagah. Betapa
jauh bedanya antara tiga orang ketua Beng-kauw di utara itu
kalau dibandingkan dengan para pimpinan Beng-kauw di
selatan ini!
Karena pemuda gagah perkasa dari utara itu menolak
kedudukan pimpinan Beng-kauw dengan alasan-alasan tepat,
maka akhirnya semua anggauta menerima usul itu,
mengangkat Kwan Liok menjadi pengganti ketua Beng kauw,
sedangkan kedua orang sute dari Kwan Liok diangkat menjadi
penasihat, mendampingi sang ketua baru. Gin San sendiri lalu
mohon diri kembali ke utara setelah dia dibekali dengan kitabkitab
tentang Agama Beng-kauw yang lengkap untuk bahan
pelurusan jalannya Beng-kauw di utara. Pemuda ini berangkat
ke utara kembali dengan diantar oleh para pimpinan Bengkauw
sampai di tepi wilayah Beng-kauw.
***
Semenjak sejarah dicatat orang, manusia di dunia ini sudah
sejak dahulu kala berusaha untuk menghindarkan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kesengsaraan hidup dan mencari kebahagiaan hidup. Manusia
rnelihat kenyataan betapa kehidupan penuh dengan duka dan
sengsara, dan melihat pula bahwa yang mendatangkan
kedukaan itu adalah perbuatan perbuatan yang dinamakan
jahat. Oleh karena itu, manusia berusaha menentang
kejahatan dengan pelajaran-pelajaran tentang kebaikan,
melalui berbagai macam agama, tradisi dan kebudayaan.
Namun, kenyataan pahit membuktikan bahwa sampai kini,
usaha itu masih berjalan terus dan nampaknya tidak banyak
mendatangkan hasil baik! Kejahatan masih merajalela, kalau
tidak mau dikatakan makin menjadi-jadi, permusuhan,
kebencian, pertentangan, baik antara pribadi, antara
golongan, maupun antara bangsa bukan mereda bahkan
makin meluas. Usaha ribuan tahun telah gagal. Manusia,
sampai saat ini, masih menderita duka sengsara, masih
menghayati kehidupan di dunia yang penuh kebencian dan
permusuhan !
Kebaikan tidak mungkin dapat dipelajari! Kebahagiaan tidak
mungkin dapat dipupuk, cinta kasih tidak mungkin dapat
dilatih. Kebaikan dalam setiap tindakan dengan sendirinya
ada, apabila kejahatan telah bersih dari dalam diri, dari dalam
batin, bukan kebaikan yang dibuat, melainkan kebaikan yang
wajar, seperti kebersihan yang ada setelah kekotoran lenyap.
Seribu satu macam pelajaran tentang kebaikan, laksaan bait
ujar-ujar tentang kebaikan hidup, tentang bagaimana kita
harus mennjadi orang baik, hanya merupakan teori-tori
kosong belaka, pelajaran yang mati dan kenyataannya semua
pelajaran itu hanya menjadi alat untuk membanggakan diri
sebagal orang yang pandai, alat untuk berdebat dengan orang
lain tentang kebajikan dan sebagainyn, alat pemanis bibir agar
dianggap sebagai orang bijaksana dan pandai! Yang penting
bukanlah menghafal segala macam kata mutiara, kata suci
tentang filsafat dan kebatinan, melainkan membuka mata
dengan penuh kewaspadaan mengenal diri pribadi. Semua
pelajaran tentang kebatinan, kata-kata muluk yang dirangkai
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
indah, semua itu seperti pakaian yang indah dan bersih
belaka. Apa artinya pakaian indah bersih dipakai oleh badan
kita yang kotor ! Mengenal diri sendiri berarti membuka mata
memandang dan melihat kekotoran diri sendiri mengenal
segala kebencian, iri hati, dengki, kesombongan, kegelisahan,
kekecewaan dan sebagainya yang memenuhi batin kita
sendiri. Selama semua ini masih memenuhi batin kita, mana
mungkin kita mau bicara tentang kebajikan, tentang
kebahagiaan, tentang cinta kasih.
Berbuat baik bukan sebagai hasil latihan adalah suatu
kewajaran, dan hal ini baru mungkin apabila ada landasan
cinta kasih. Kalau sudah begini, keindahan dan kebahaginan
hidup tidak perlu lagi dikejar-kejar! Karena di dalamnya sudah
terdapat keindahan, sudah terdapat kebahagiaan! Cinta kasih
dan kebahagiaan tidak dapat dipisah-pisahkan, demikian pula
dengan apa yang dinamakan kebaikan. Tanpa adanya cinta
kasih, di mana mungkin ada kebaikan? Tanpa adanya cinta
kasih, di mana mungkin ada kebahagiaan? Kebaikan tanpa
cinta kasih adalah kebaikan buatan yang dibaliknya
bersembunyi pamrih memperoleh ganjaran atau imbalan, dan
karenanya bukan lagi kebaikan namanya, melainkan suatu
cara dari usaha memperoleh keuntungan berupa ganjaran
atau imbalan itulah. Perbuatan baik dengan dasar cinta kasih
adalah perbuatan wajar yang oleh yang berbuat sendiri tidak
disadari sebagai suatu kebaikan! Di dalam perbuatan seperti
ini terkandung keindahan dan kebahagiaan. Kebahagiaan
tanpa cinta kasih hanya merupakan kesenangan belaka,
kesenangan badaniah maupun batiniah yang diikuti oleh
kebosanan, kekecewaan, kekhawatiran dan keinginan untuk
memperoleh lebih banyak lagi, yang menyeret kita ke dalam
lingkaran setan dari senang dan susah.
Coa Gin San melakukan perjalanan yang jauh itu tanpa
merasa lelah karena dia menikmati semua pemandangan baru
di sepanjang jalan. Dia tidak mengambil jalan yang sama
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dengan ketika dia pergi ke selatan. Perjalanan pulang ini
dilakukannya melalui sepanjang pantai timur.
Akhirnya, pada suatu senja yang sunyi, tibalah dia di tepi
pantai Po-hai, di depan guha-guha yang menjadi sarang Bengkauw.
Akan tetapi, dapat dibayangkan betapa kaget dan
herannya melibat bahwa tempat itu sunyi sekali tanpa ada
manusianya seorangpun dan yang ditemui hanyalah kerangkakerangka,
manusia berserakan di depan guha-guha itu !
"Apakah yang telah terjadi ?" bisiknya dan dia berlari ke
sana-sini, memasuki guha-guha, berteriak-terik memanggil,
namun dia tidak melihat seorangpun. Biarpun tidak ada orang
yang menceritakan, melihat keadaan di tempat itu, melihat
kerangka-kerangka berserakan itu tengkorak-tengkorak yang
bermata kosong dan hitam lebar itu seolah-olah sudah
bercerita banyak. Dia dapat menduga bahwa tentu terjadi
pertempuran besar di tempat itu, dan melihat dari sisa pakaian
yang masih ada di sekitar tempat itu, dia tahu bahwa tulangtulang
berserakan itu adalah kerangka-kerangka dari para
anggauta Beng-kauw! Diam-diam dia menghitung dan
ternyata jumlah kerangka manusia itu ada puluhan banyaknya
! Dia merasa ngeri dan kini pertanyaan itu keluar dengan
nyaring dari mulutnya, "Apa yang telah terjadi ?? "
Tiba-tiba terdengar suara lirih, suara seperti rintihan
panjang. Sekali menggerakkan tubuhnya, Gin San sudah
meloncat ke arah suara itu dan dia berhadapan dengan
seorang laki-laki yang terbongkok-bongkok. Jelas bahwa orang
ini menderita kesakitan hebat dan begitu melihat Gin San, dia
lalu menjatuhkan diri berlutut sambil menangis!
Gin San melihat bahwa orang itu adalah seorang di antara
anggauta Beng-kauw, akan tetapi melihat keadaannya, dia
tahu bahwa orang ini selain menderita luka di sebelah dalam
tubuhnya, juga menderita gangguan pada otaknya, agaknya
karena takut, atau karena batinnya terguncang hebat, atau
karena dia menderita pukulan pada kepalanya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Apa yang terjadi........?" Gin San bertanya sambil
mengguncang pundak orang itu dengan halus.
"Celaka....... celaka........ semua habis.......semua
binasa........"
"Siapa yang tewas?" Gin San bertanya, maklum bahwa
orang ini tidak dapat diajak bicara dengan panjang lebar.
"Tiga orang ketua kita........ semua tewas, dan banyak
anggauta kita .......habis sudah...... sebagian lagi melarikan
diri.........."
"Siapa yang membunuh tiga orang ketua?"
"Seorang wanita......... cantik........ ketua Im-yangkauw.........
dan banyak anggauta Im-yang-pai .......... hu-huhuuukkk........"
dan orang itupun menangis terisak-isak.
Keterangan itu sudah cukup bagi Gin San. Tentu fihak Imyang
pai telah datang dan membalas dendam! Dia menarik
napas panjang. Karena gara-gara tiga orang ketua Beng kauw
yang menyeleweng, maka Beng-kauw telah melakukan fitnah
curang sehingga Im-yang pai diserbu pemerintah dan banyak
anak buah Im-yang-pai yang tewas. Kini, Im-yang pai datang
membalas dendam. Hal ini sudah wajar. Kematian tiga orang
ketua Beng-kauw juga tidak mengherankan. Tiga orang tua itu
menyeleweng dan kalau sampai terbunuh, hal itupun adalah
karena kesalahan mereka sendiri. Tidak ada hal yang patut
dibuat penasaran dengan terjadinya penyerbuan Im-yang
kauw atau Im-yang-pai itu. Akan tetapi, sebagai seorang anak
murid Beng kauw, tentu saja dia merasa penasaran kalau
belum bertemu dengan wanita pembunuh tiga orang ketua
Beng-kauw itu, untuk diajak bertanding. Kalau dia tidak turun
tangan, tentu Beng-kauw akan dipandang rendah oleh dunia
kang-ouw.
"Coba kuperiksa lukamu !" katanya dan tanpa menanti
jawaban, dia sudah memegangi lengan orang itu dan tahulah
dia bahwa orang itu menderita luka pukulan yang cukup
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
parah. Maka Gin San lalu menempelkan tangan kirinya di
punggung orang itu, mengerahkan sin-kang untuk mengobati
luka di sebelah dalam itu dengan hawa sakti melalui tapak
tangannya. Setelah selesai, dia lalu mengajak orang itu
membantunya mengumpulkan semua tulang, ditumpuknya di
atas kayu - kayu kering yang ukup banyak, kemudian dia
membakar semua tulang itu sampai habis menjadi abu.
Pekerjaan ini dilakukannya semalam suntuk dengan bantuan
orang itu. Setelah selesai, dia minta kepada orang itu untuk
meniaga bekas sarang Beng-kauw, kemudian setelah dia
menyembunyikan kitab-kitab Beng-kauw di dalam sebuah
guha kecil yang ditutupnya dengan batu besar, Gin San lalu
meninggalkan pantai Po-hai itu untuk pergi mencari wanita
yang telah memimpin anak buah Im-yang-pai menyerbu Bengkauw.
Dia teringat akan wanita muda yang sakti, yang pernah
bergebrak selama beberapa jurus dengannya ketika dia
menyelidiki ketua Im-yang-kauw di sarang Pek-lian-kauw.
Maka ke sarang Pek - lian - kauw itulah dia pergi.
Pada suatu pagi yang sejuk, tibalah dia di atas sebuah
bukit. Dari tempat yang agak tinggi di tepi Sungai Huang-ho
ini dia dapat melihat ke bawah sana, ke dataran hijau di mana
terdapat sarang Pek-lian-kauw yang merupakan sebuah
perkampungan kecil di lembah sungai itu, di kaki Pegunungan
Tai-hang-san. Akan tetapi dia bukan seorang yang ceroboh.
Gin San tahu bahwa setelah melakukan penyerbuan yang
berhasil kepada Beng-kauw itu tentu saja fihak Im-yang -
kauw berjaga-jaga dengan hati - hati, mengkhawatirkan
pembalasan dari fihak Beng-kauw. Oleh karena itu dia tidak
berani sembarangan memasuki daerah musuh itu. Dia harus
lebih dulu menyelidik karena sesungguhnya dia tidak
bermaksud menyerbu Im-yang-kauw. Tidak ada alasan
baginya untuk memusuhi Im-yang-kauw hanya karena
penyerbuan Im-yang-kauw (terhadap) Beng-kauw. karena hal
itu dianggap sudah semestinya dan tidak boleh dibuat
penasaran. Im-yang-kauw telah membalas dendam dan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
perkara sebaiknya dihabiskan sampai di situ saja. karena
Beng-kauw sudah menebus kesalahannya ketika melakukan
fitnah. Akan tetapi dia datang untuk menemui wanita Imyang-
kau yang telah membunuh tiga orang ketua Beng kauw,
untuk ditandinginya, agar Beng-kauw tidak dipandang rendah.
Kalau dunia kang ouw mendengar bahwa Beng-kauw hancur
oleh seorang wanita, tentu nama besar Beng kauw akan
runtuh. Maka dia harus menemui wanita itu dan ditantangnya
untuk bertanding!
Untuk menyelidiki di mana adanya wanita yang dicarinya
itu, Gin San lalu mengambil jalan memutar. Dari atas bukit itu
nampak olehnya betapa di sebelah utara perkampungai Peklian-
kauw itu terdapat sebuah hutan yang amat besar dan
lebat, dan jalan masuk ke perkampungan itu kesemuanya
terbuka, kecuali yang dari hutan itu, maka dia mengambil
keputusan untuk memasuki Pek-lian-kauw melalui hutan lebat
itu. Dengan mempergunakan ilmunya berlari cepat, dia
memutari perkampungan itu dan memasuki hutan yang gelap
dan lebat itu.
Tiba-tiba pendengarannya yang tajam dapat menangkap
suara yang tidak wajar, suara yang tidak pantas terdengar di
dalam hutan itu. Kalau yang bersuara itu ayam hutan atau
burung atau binatang hutan, tentu hal ini tidak akan menarik
perhatiannya, akan tetapi yang didengarnya adalah suara isak
tangis seorang wanita! Tentu saja amat aneh mendengar
suara tangis wanita di dalam hutan yang demikian lebat dan
gelapnya. Akan tetapi suara itu datang dari tempat yang agak
jauh, dari sebelah dalam hutan, dan hanya kebetulan
terdengar olehnya, tertangkap oleh pendengarannya ketika
angin yang lewat membawa suara tu. Dengan hati-hati Gin
San berindap-indap mendekat ke arah datangnya suara itu.
Gin San makin terheran ketika dia melihat adanya sebuah
pondok kecil mungil di dalam hutan yang gelap itu, sebuah
pondok yang berdiri tersembunyi di antara pohon - pohon
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
besar, sebuah pondok yang kelihatan masih baru, tentu baru
beberapa bulan pondok itu dibuat orang. Catnya masih baru
dan keadaan di situ sunyi sekali, yang terdengar hanya suara
isak tangis yang kini terdengar makin jelas, bukan dari dalam
rumah, melainkan dari belakang rumah itu. Gin San
menyelinap dengan hati-hati, tidak menimbulkan suara apaapa,
memutari rumah itu dan sampai di bagian belakang
rumah. Di antara pohon - pohon itu, di atas rumput hijau yang
tebal, dia melihati seorang wanita tengah duduk menangis
terisak isak!
Gin San menyelinap di balik semak-semak, mengintai
dengan penuh keheranan. Memang sukar dipercaya untuk
menemukan seorang wanita yang amat cantik jelita,
berpakaian serba hijau dari sutera halus tipis, rambutnya
panjang digelung ke atas, seorang wanita yang sepatutnya
berada di dalam istana, kini berada seorang diri di tempat
sunyi itu. Dan melihat keadaannya, wanita itu tidaklah muda
remaja lagi, sungguhpun sukar untuk menaksir usianya,
karena dia amat cantik seperti seorang gadis yang usianya
baru duapuluhan tahun, akan tetapi tarikan muka dan sinar
matanya yang sedang bersedih itu membayangkan usia yang
sudah matang. Betapapun juga, diam-diam Gin San harus
mengakui bahwa jarang dia bertemu dengan seorang wanita
secantik itu, dengan bentuk tubuh yang demikian
menggairahkan, penuh dan padat lembut di balik pakaian
sutera hijau yang membayangkan lekuk lengkung tubuhnya.
Karena ingin melihat lebih jelas wajah yang menunduk dan
terisak itu, Gin San mendoyongkan tubuhnya dan gerakan ini
menimbulkan sedikit suara pada daun kering yang terpijak
olehnya.
Tiba-tiba saja wanita itu menggerakkan tangannya dan
sebuah benda kecil hitam menyambar ke arah Gin San dengan
kecepatan kilat! Pemuda itu tentu saja terkejut bukan main,
sama sekali tidak pernah menduga bahwa wanita itu ternyata
dapat mendengar suara daun terpijak itu, apa lagi
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menyerangnya secara demikian tiba-tiba dan cepat. Akan
tetapi dengan tenang dia mengulur tangan dan menangkap
benda hitam yang menyambarnya, dan ternyata tu adalah
sebuah batu kecil yang dipergunakan wanita itu untuk
menyerangnya. Pada saat itu, wanita cantik tadi telah
bergerak meloncat dan telah tiba di depannya,
memandangnya dengan sepasang mata yang lebar dan indah,
penuh keheranan, akan tetapi juga membayangkan
kekhawatiran dan kemarahan.
"Engkau....... mata-mata busuk yang bosan hidup !" Wanita
itu berkata dan begitu tangannya bergerak, nampak sinar
hitam berkelebat menuju ke arah leher Gin San.
Pemuda itu kembali terkejut bukan main. Sinar hitam itu
adalah sehelai sabuk hitam yang dipergunakan oleh wanita itu
untuk menyerangnya dan melihat gerakan sabuk itu, tahulah
Gin San bahwa wanita itu lihai bukan main, memiliki kekuatan
sinkang yang membuat sabuk yang lemas itu menjadi senjata
yang ampuh dan serangan itu saja sudah merupakan
serangan maut yang amat berbahaya. Maka diapun tidak
berani lengah, cepat dia miringkan kepala dan tubuhnya
mengelak, lalu melangkah ke belakang sambil berkata,
"Maaf.... aku bukan mata-mata........!"
Akan tetapi wanita itu agaknya merasa penasaran bukan
main melihat betapa pria muda remaja yang diserangnya itu
dapat menghindarkan diri sedemikian mudahnya dari serangan
sabuknya tadi. Tidak banyak tokoh kang-ouw yang dapat
menghadapi serangan sabuknya semudah itu. Maka dia
mendesak lagi, kini sinar hitam itu bergulung-gulung dan
terdengar bunyi mengerikan, bercuitan seperti senjata tajam
diputar cepat, dan secara bertubi-tubi Gin San diserang
kalang-kabut oleh wanita baju hijau itu !
"Eh, eh........nona, tunggu dulu..... mengapa hendak
membunuhku mati-matian?" Gin San berloncatan mengelak
dan menggunakan kedua tangannya untuk menyampok.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Terpaksa dia harus mengerahkan sinkangnya untuk
menangkis ujung sinar hitam itu yang ternyata amat kuat dan
berbahaya. Karena tangkisan-tangkisannya, setiap kali ujung
sabuk bertemu dengan tangannya, sabuk itu membalik
sehingga wanita itu nampak terkejut bukan main.
"Engkau telah melihatku, melihat pondokku, engkau harus
mampus!" teriaknya lagi dan kembali dia menyerang, sekali ini
bukan hanya sabuk yang menjadi sinar hitam itu yang
menyerang, akan tetapi juga tangan kirinya memukul dan
menotok dengan gerakan cepat dan mengandung penuh
tenaga dahsyat!
Barulah Gin San benar-benar tidak berani memandang
ringan. Tahulah dia bahwa dia berhadapan dengan seorang
wanita yang memiliki tingkat tinggi dalam ilmu silat. Maka
diapun tidak banyak cerewet lagi dan selain mengelak dan
menangkis, dia kinipun membalas serangan lawan !
Terjadilah pertandingan yang amat seru di bawah pohonpohon
itu, tanpa disaksikan oleh manusia lain. Demikian cepat
gerakan mereka sehingga tubuh mereka lenyap berobah
menjadi bayangan-bayangan yang amat cepat, dan anginangin
pukulan membuat daun-daun pohon rontok dan debu
beterbangan! Namun, karena dia tidak mengenal wanita ini
dan tidak mempunyai permusuhan apapun dengan wanita ini,
biarpun dia membalas serangan lawan, Gin San tidak
bermaksud membunuhnya atau melukainya. Seranganserangan
balasan yang dilakukannya terbatas sekali.
"Tahan dulu !" Tiba-tiba Gin San berseru, Dia tahu bahwa
tingkat kepandaian wanita ini seimbang dengan tingkat
kepandaian tiga orang ketua Beng-kauw yang telah tewas,
bahkan mungkin lebih tinggi karena sabuk hitamnya itu lihai
bukan main, maka timbul dugaannya bahwa jangan-jangan
wanita ini adalah tokoh Im-yang-kauw yang telah membunuh
tiga orang ketua Beng-kauw itu ! "Apakah engkau orang Imyang-
kauw ?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Wanita itu meloncat ke belakang, kini sepasang matanya
yang bening itu memandang kepadanya penuh kagum dan
kaget. Sukar dia dapat percaya ada seorang pemuda yang
dapat menandinginya sampai limapuluh jurus dengan tangan
kosong begitu saja!
"Kalau aku orang Im-yang kauw kenapa, dan kalau bukan
bagaimana?" wanita itu membentak dan memandang tajam.
Gin San harus mengakui bahwa wanita ini, yang dia taksir
tentu berusia kurang lebih tigapuluh tahun namun masih amat
cantik jelita dan amat menarik hati. Sepasang matanya begitu
indah dan jeli, mulutnya yang bergerak-gerak ketika bicara itu
demikian manis dan penuh daya tarik, bibir itu kalau bicara
seperti menantang untuk dicumbu.
Gin San menarik napas panjang. Betapa banyaknya orangorang
lihai di dunia ini. Wanita muda yang dijumpainya di Pek-
Iian-kauw dahulu itupun lihai bukan main, dan kini wanita
cantik inipun hebat !
"Kalau engkau bukan orang Im-yang kauw, aku tidak ada
urusan antara kita dan tidak semestinya kita bertempur. Akan
tetapi kalau engkau ketua Im-yang-kauw, atau seorang tokoh
Im-yang-kauw yang pernah menyerbu Beng-kauw dan
membunuh tiga orang ketua Beng-kauw, maka kebetulan
sekali karena aku memang sedang mencarimu !"
Pandang mata wanita itu penuh selidik dan kembali sinar
matanya mengandung kekaguman besar. Setelah amarahnya
mereda ia melihat bahwa pemuda di depannya ini selain lihai
bukan main, juga masih amat muda dan berwajah tampan,
bersikap gagah perkasa!
"Mau apa engkau mencari ketua Im-yang-kauw yang
membunuh tiga orang ketua Beng-kauw? Apakah engkau
orang Beng-kauw yang hendak membalas dendam? "
Gin San tersenyum dan wanita itu makin tertarik.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Terus terang saja, aku memang seorang dari Beng-kauw,
toanio. Akan tetapi aku tidak mendendam atas kematian tiga
orang ketua Beng-kauw, dan aku menganggap penyerbuan
Im-yang-kauw ke Beng-kauw itu sudah sewajarnya. Bergkauw
telah menebus kesalahannya terhadap Im-yang-kauw
yang mengakibatkan Im-yang-kauw diserbu pasukan kerajaan.
Nah, sekarang telah lunas semua perhitungan dan aku bahkan
akan mengusahakan agar di antara kedua perkumpulan
terjalin hubungan baik."
"Kalau begitu, mengapa engkau mencari ketua Im-yangkauw?"
"Karena aku ingin mencoba kepandaiannya Aku ingin
memperlihatkan bahwa Beng kauw tidaklah selemah yang
disangka orang. Aku ingin memperkenalkan Beng kauw dan
mengajak Im-yang-kauw bersahabat melalui ujian kepandaian.
Apakah toanio seorang tokoh Im-yang-kauw ?"
"Bukan! Akan tetapi engkau telah melanggar tempat
tinggalku yang kusembunyikan, maka engkau harus mampus!"
Kembali wanita itu secara tiba-tiba menyerangnya dan Gin San
cepat menangkis. Wanita itu terus mendesak dengan pukulanpukulan
maut secara bertubi tubi sehingga terpaksa Gin San
melayaninya menangkis, mengelak dan membalas serangan
itu dengan penuh semangat karena dia tahu akan kelihaian
lawan.
Akan tetapi kini Gin San lebih banyak mendesak. Pemuda
ini menduga bahwa sedikit banyak wanita lihai ini tentu
mempunyai hubungan dengan Im yang kauw. Buktinya, selain
wanita ini berkepandaian tinggi, juga wanita ini tinggal di
dekat perkampungan yang menjadi sarang bersama antara
Pek-lian-kauw dan Im-yang-kauw, juga tadi wanita itu
nampaknya tertarik mendengar tentang urusannya dengan
Im-yang-kauw. Maka, dia harus memperlihatkan
kepandaiannya agar wanita ini dapat menceritakan kepada
orang-orang Im-yang-kauw bahwa Beng-kauw tidaklah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
selemah yang mereka kira! Ketika dia melakukan perjalanan
pulang ke utara, di tengah jalan dia telah membuat lagi
sebatang suling bambu. Memang alat musik ini merupakan
kegemarannya dan setiap kali dia berhenti dan duduk
termenung dia tentu memainkannya. Kini, menghadapi sabuk
yang amat lihai itu, Gin San lalu mencabut keluar sulingnya
dan terdengarlah suara suling seperti ditiup dan dimainkan
orang ketika pemuda ini menggerakkannya.
Wanita itu mengeluarkan seruan kaget dan juga penuh
kagum ketika tiba-tiba dia melihat gulungan sinar hijau yang
dibarengi suara suling ditiup mengalun tinggi rendah seirama
dengan gerakan pemuda itu. Dia terdesak mundur dan tibatiba
dia menggerakkan tangannya yang memegang sabuk.
Sabuk itu seperti seekor ular hidup melingkar dan membelit
suling, kemudian tangan kiri wanita itu menampar ke arah
kepala Gin San. Pemuda ini sudah memperhitungkan serangan
ini, maka sambil tersenyum diapun menggerakkan tangan
kirinya.
"Plakk!"
Dua telapak tangan bertemu di udara dan wanita baju hijau
itu mengeluarkan seruan kaget bukan main ketika merasa
betapa telapak tangannya melekat pada telapak tangan lawan
! Betapapun dia berusaha melepaskannya, dia gagal dan
akhirnya dia malah mengerahkan tenaga untuk mendorong
lawan. Namun, tenaganya amblas dihisap oleh telapak tangan
lawan. Dan mulailah terasa hawa yang hangat memasuki
telapak tangannya. Tiba - tiba muka wanita itu menjadi merah
sekali, jantungnya berdebar kencang dan matanya setengah
terpejam. Gerakan hawa sinkang itu menimbulkan kehangatan
dan mengguncangkan perasaannya, menimbulkan rangsangan
berahi !
"Ahhh...... aku....... aku mengaku kalah..."
Dia merintih, matanya yang setengah terpejam itu
memandang kepada wajah Gin San, dan mulutnya yang manis
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tersenyum malu-malu penuh daya tarik. Gin San tersenyum,
kebengalannya timbul,
"Hemm, kalau benar mengakui kalah, apa buktinya ?"
Sambil bicara, Gin San masih mengerahkan sinkangnya,
mengirim getaran ketubuh lawan im melalui telapak tangan
sehingga wanita itu menjadi semakin merah mukanya,
napasnya agak terengah.
“Aku menyerah....... bukti apa yang kau kehendaki? Aku
menyerah kalah........ " kata wanita baju hijau itu, terengah
engah, mulutnya agak terbuka dan lidahnya menjilat bibir
seperti kepala seekor ular kecil berwarna merah.
Gin San memandang ke arah bibir itu, lalu berkata,
"Kalau engkau menyerah, harus kau buktikan dengan
ciuman....... !"
Kenakalan timbul dan jantungnya berdebar, teringat dia
akan pengalaman-pengalamannya ketika dia menciumi wanitawanita,
pertama Liang Hwi Nio, kemudian Yo Giok Hong,
janda berusia tigapuluh lima tahun yang masih cantik itu, dan
terakhir Tio Bi Cin, dara remaja puteri janda itu. Akan tetapi,
tiga orang wanita itu hampir tidak ada artinya kalau
dibandingkan dengan wanita baju hijau yang memiliki daya
tarik luar biasa ini.
Sepasang mata yang hampir terpejam itu sejenak
terbelalak, kedua pipi itu menjadi makin merah dan
senyumnya melebar, memperlihatkan deretan gigi yang putih
berkilauan.
"Bagaimana, maukah engkau ?" Gin San bertanya sambil
menambah kekuatan sinkangnya.
"Oohhhh........" Wanita itu mengeluh, tubuhnya tergetar
hebat. "Mengapa tidak mau? Engkau begini tampan dan gagah
perkasa........,tapi........ bagaimana aku dapat melakukannya
kalau aku tidak mampu menggerakkan tanganku........ "
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Gin San tertawa dan menyimpan kembali tenaganya.
Wanita itu merintih lagi dan tiba-tiba kedua tangannya seperti
dua ekor ular merangkul leher Gin San, sabuk itu melibat
pinggang pemuda itu dan dengan penuh semangat wanita
baju hijau itu lalu mencium bibir Gin San dengan bibirnya yang
terengah dan hangat.
Gin San terperanjat bukan main. Sudah tiga kali dia pernah
mencium wanita, akan tetapi belum pernah dia merasakan
yang seperti ini! Biarpun janda Yo Giok Hong juga mencium
dengan hangat dan berani, akan tetapi kalau dibandingkan
dengan wanita ini, sungguh teramat jauh bedanya. Ciuman
wanita ini demikian beraninya, demikian merangsangnya
sehingga membangkitkan berahinya, membuatnya berkobarkobar
! Bukan hanya bibir lunak hangat itu yang mencium,
dengan getaran-getaran yang menggigilkan, akan tetapi juga
lidahnya, dan kedua tangannya mencengkeram pundak dan
rambutnya, dan tubuh wanita itu menempel ketat sehingga
terasa olehnya geseran-geseran tubuh itu, dan dari dalam
dada wanita itu membubung naik rintihan-rintihan yang
tersumbat oleh bertemunya bibir mereka.
Gin San merasa betapa jantungnya berdebar kencang,
kedua kakinya menggigil dan dia pasti akan roboh terguling
kalau tidak dipeluk erat-erat oleh wanita itu. Mereka terpaksa
melepaskan bibir karena napas mereka hampir putus,
terengah-engah, saling pandang dengan mata terbelalak, dan
wanita itu lalu mendekap tubuh Gin San, menyembunyikan
wajah di dada pemuda itu.
"Ahhhh........kau jantan....... ahhhh.......aku........ aku
tergila-gila kepadamu!"
Gin San masih terbelalak dan terengah, merasa aneb. Akan
tetapi kembali wanita itu mengangkat muka, menarik lehernya
dan kembali ciuman maut yang membuat dia seperti diseret
angin badai berpusing dan membawanya membubung tinggi
jauh di antara awan-awan ! Gin San tidak tahu lagi bagaimana
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mereka memasuki pondok mungil itu. Dia seperti tidak ingat
apa-apa lagi, seperti lumpuh segala kemauannya, dan dia
menurut saja dibuai dan dibujuk rayu. Memang wanita itu
pandai sekali merayu. Rayuan maut yang membuat Gin San
seperti terpesona dan terpengaruh oleh sihir. Padahal, sebagai
seorang ahli sihir dia tahu bahwa dia tidak disihir oleh wanita
itu, melainkan tersihir oleh nafsu yang menggelora, membuat
dia ingin sekali tahu dan mengalami hal-hal yang telah lama
dibayangkannya dalam mimpi. Gin San merasa seperti dalam
mimpi.
Seperti tidak mempunyai daya lagi untuk menguasai dirinya
sendiri, membiarkan dirinya dirangkul dan dituntun oleh
wanita baju hijau yang cantik jelita itu memasuki kamar.
Selanjutnya dia hanya menyerah saja dan wanita yang ahli
merayu itu menjadi gurunya. Gin San seperti orang mabok,
makin mabok makin ingin minum lebih banyak, makin tidak
sadar. Dan wanita itu demikian pandai, demikian lembut,
demikian cantik. Gin San terseret dan hanyut dalam
permainan nafsu berahinya sendiri yang dikobarkan oleh
wanita yang ahli merayu itu.
Dalam keadaan terlelap dan lupa akan kesadarannya itu
Gin San membiarkan dirinya dipermainkan oleh wanita itu dan
nafsunya sendiri. Baru pada keesokan harinya, pagi-pagi sekali
dia terbangun dari tidur nyenyak karena kelelahan. Baru dia
sadar dan begitu dia membuka mata, dia terperanjat dan
terheran mengapa dia berada di atas pembaringan dalam
sebuah kamar yang asing baginya. Bau harum menusuk
hidungnya dan dia menoleh ke kanan. Wanita itu rebah
terlentang di sampingnya dalam keadaan yang amat
mempesona. Sebuah lengan wanita itu masih menindih
dadanya sebagian rambut yang panjang itu masih melibat
lehernya. Wanita itu tertidur nyenyak dengan bibir terhias
senyum kepuasan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Gin San bangkit duduk. Dia teringat kini dan kedua alisnya
berkerut, suatu perasaan sesal yang amat hebat menusuk
hatinya. Mengapa dia membiarkan dirinya dipermainkan
wanita ini, dipermainkan nafsu? Mengapa dia telah melanggar
pantangan dari mendiang suhunya? Dia menyesal sekali, dan
terasa hatinya hampa dan kecewa.
"Engkau......... jantan........!"
Bisikan ini membuat Gin San kembali menengok. Ternyata
wanita itu telah terbangun, mungkin karena gerakannya ketika
bangkit duduk tadi. Selimut penutup tubuh wanita itu merosot,
memperlihatkan dadanya yang padat dan indah bentuknya.Gin
San membuang muka, merasa malu kepada diri sendiri.
"Kekasihku....... engkau hebat.....ah, betapa aku cinta
padamu, aku bersedia mati untukmu ........, ah, engkaulah
yang dapat mengisi kekosongan hatiku selama ini, engkau
merupakan penghibur yang mengobati luka-luka di hatiku,
engkau penawar yang membuat semua kesengsaraan lenyap
dari hatiku.....ah, orang gagah, betapa aku berterima kasih
kepadamu......."
Dua pasang mata bertemu pandang, dan Gin San melihat
betapa cantiknya wanita itu, baik wajah maupun tubuhnya.
Dan ketika wanita itu mengembangkan kedua lengannya vang
telanjang, dengan gaya penuh pikatan, Gin San tak dapat
menahan gelora hatinya dan kembali dia tenggelam dalam
pelukan wanita itu, kembali dia tidak berdaya menolak,
bahkan menerima segalanya dengan gembira, kembali muncul
kehausan yang tak kunjung kenyang atau puas itu.
Demikianlah kenyataan dari pada kelemahan manusia
menghadapi nafsu-nafsu yang ditimbulkan oleh keinginan
mengulang apa yang dianggap menyenangkan. Hubungan
kelamin antara pria dan wanita bukanlah sesuatu yang jorok,
bukanlah sesuatu yang kotor, bukanlah sesuatu yang hina.
Namun, hubungan itu harus didasari dengan cinta kasih!
Tanpa dasar cinta kasih, maka hubungan kelamin itu hanya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menjadi pemuas nafsu belaka, menjadi tujuan pengejaran
kesenangan! Dan kalau sudah menjadi pengejaran
kesenangan untuk memuaskan nafsu berahi, maka terjadilah
hal-hal yang amat rendah !
Akhirnya kedua orang insan itu untuk sementara merasa
puas dan mereka rebah terlentang berdampingan.
"Siapakah engkau........?" Gin San bertanya lirih, merasa
heran terhadap diri sendiri mengapa dia merasa tidak berdaya
dan amat lemah menghadapi wanita ini.
"Hik-hik, betapa lucunya keadaan kita." Wanita itu berbisik,
dan jari-jari tangannya yang kecil halus itu membelai dada dan
leher Gin San dengan lembutnya, belaian yang membuat bulubulu
di tubuh pemuda itu meremang, yang menimbulkan
gelitik berahi,
"Mengapa lucu ?"
"Kita sudah melakukan segalanya ini, sudah bermain cinta,
sudah semesra ini, sudah saling mengenal secara mendalam
sekali, akan tetapi namapun masing-masing belum tahu. Tidak
lucukah ini?" Wanita itu tertawa, suara ketawanya lembut dan
merdu, seperti bernyanyi. Ketika wanita itu bangkit dan
menciumnya, Gin San mendapatkan dirinya benar-benar telah
tenggelam secara dalam sekali. Wanita ini demikian
menyenangkan hatinya.
"Siapakah engkau !" kembali dia bertanya setelah wanita
itu berbaring lagi. Mereka saling menggenggam tangan.
"Aku adalah seorang janda yang hidup seorang diri di sini,
hidup merana dan sengsara, kesepian dan gelisah, sampai
engkau muncul, kekasihku, dan mengisi kehidupanku yang
sunyi hampa dengan sinar matahari dan seribu bunga.
Namaku Tang Kim Hwa........, dan siapakah engkau, wahai
pemuda perkasa, tokoh Beng-kauw yang hebat?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Akan tetapi Gin San belum mau menjawab pertanyaan ini.
"Mengapa engkau berada di sini seorang diri saja? Bukankah
tempat ini termasuk wilayah Im yang-kauw? "
"Tempat ini adalah hutan belukar, tidak menjadi wilayah
siapapun, melainkan daerah bebas. Dan Im-yang-kauw..... ah,
jangan sebut-sebut Im-yang-kauw......."
"Mengapa ?"
"Suamiku adalah seorang pemburu yang gagah perkasa,
jauh sebelum Im-yang-kauw datang ke tempat ini. Pada suatu
hari, suamiku bentrok dengan orang-orang Im-yang-kauw
ketika memperebutkan daerah perburuan. Suamiku bertanding
melawan tokoh Im-yang-kauw dan tewas. Semenjak itu, telah
beberapa bulan lamanya, aku hidup seorang diri, tidak ingin
pergi dari tempat sunyi ini...... sampai Thian mengirim engkau
untuk mengisi hidupku. Ahhh kekasihku, aku telah
menyerahkan jiwa ragaku kepadamu, engkau kasihanilah aku,
jangan engkau tinggalkan aku lagi.......!" Wanita itu kembali
merangkul. Akan tetapi Gin San dengan halus menolaknya
ketika wanita itu kembalf hendak merayunya.
"Nanti dulu, kita harus saling mengenal dengan baik.
Kulihat ilmu silatmu amat lihai mengapa engkau tidak
membalas kematian suamimu terhadap Im-yang-kauw?"
"Ah, engkau pandai memuji ilmu silatku ini, mana mungkin
dapat dibandingkan dengan para tokoh Im-yang-kauw atau
Pek-lian-kauw Aku tidak mau mencari penyakit. Aku tidak mau
mencari mati konyol seperti suamiku, dan pula, kematian
suamiku adalah keraatian gagah, dalam pertandingan yang
adil. Dia kalah pandai dan tewas, hal itu sudah wajar dan tidak
perlu aku menaruh dendam, hanya menyesali diri sendiri
mengapa tidak memiliki kepandaian setinggi kepandaianmu,
misalnya. Wahai, orang muda perkasa, siapakah engkau?
Siapa namamu? "
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Namaku Coa Gin San, dan seperti kukatakan kemarin, aku
adalah murid Beng-kauw yang hendak mencari ketua Imyang-
kauw yang telah membunuh tiga orang ketua Bengkauw."
"Hemm, engkau hendak membalas dendam? "
"Tidak, sama sekali tidak! Beng kauw pernah menyeleweng
dan merugikan Im-yang kauw, maka kalau Im-yang-kauw
membalas dendam, hal itu sudah sewajarnya dan Beng-kauw
runtuh karena kesalahan para pemimpirnya sendiri Akan tetapi
aku hendak memperlihatkan bahwa Beng-kauw bukanlah
perkumpulan lemah yang tidak mempunyai orang pandai,
maka aku ingin menguji kepandaian ketua Im-yang-kauw
yang katanya wanita lihai itu bukan untuk balas dendam,
melainkan untuk membuktikan mana yang lebih unggul antara
tokoh Beng - kauw dan tokoh Im yang-kauw."
"Hemm, engkau akan menghadapi banyak sekali tokoh Imyang-
kauw, Pek-lian-kauw, dan banyak pula anak buah
mereka!" wanita itu berkata dengan suara mengandung
kekhawatiran. "Jangan engkau begitu nekat."
"Karena itulah aku mengambil jalan memutar, aku ingin
menjumpai ketua itu sendirian dan menantangnya secara
gagah, tidak main keroyokan. Sungguh tidak kusangka, aku
tidak bertemu dengan ketua Im-yang-kauw, melainkan
bertemu dengan engkau, Kim Hwa...........!"
"Dan engkau menyesal?"
Gin San tersenyum. "Tidak, bahkan aku girang sekali."
Mereka tertawa dan saling rangkul, saling berciuman pula.
"Nanti dulu........, Kim Hwa, apakah engkau mengenal
orang-orang Im-yang-kauw dan Pek-lian-kauw itu ? "
Wanita itu masih merangkul dan dia mengangguk, lalu
menarik napas panjang, membelai rambut di pelipis Gin San,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ketua Im-yang pai berjuluk Kok Beng Thiancu,
kepandaiannya hebat. Dan ketua Pek-lian-kauw lebih hebat
lagi, namanya Thai-kek Seng-jin, ilmunya amat tinggi. Ada
pula orang Uighur yang sakti di sana, namanya Gu Lam Sing,
dan mereka bertiga itu saja merupakan lawan yang sukar
dikalahkan........"
"Aku tidak perduli dengan mereka yang kausebutkan tadi.
Aku mencari ketua Im-yang-kauw, katanya seorang wanita
yang lihai"
Wanita itu mengangguk. "Dia memang lebih lihai dari
mereka bertiga itu! Yang membunuh orang-orang Beng-kauw
adalah wanita itulah. Namanya....... ah, dia itu orang baru,
aku tidak mengenal namanya, bahkan belum pernah jumpa.
Hanya suamiku pernah menceritakan kehebatan wanita itu,
dan suamiku......roboh oleh dia itulah !"
"Heemmmm........ !" Gin San mengerutkan alisnya.
"Demikian hebatkah dia?"
"Memang dia hebat sekali, kaupun agaknya bukan lawan
dia !"
Dibakar seperti itu, Gin San bangkit duduk dan alisnya
berkerut. "Aku mau cari dia! Mau tahu sampai di mana
kepandaian wanita yang telah membunuh tiga orang ketua
Beng-kauw itu! Aku harus menandinginya dan aku akan
mengalahkannya!"
Wanita itu juga bangkit duduk, tidak memperdulikan
selimut yang merosot dan memperlihatkan tubuh atasnya
yang telanjang. Dia merangkul pundak Gin San dengan sikap
manja.
"Coa Gin San, apakah engkau hendak memusuhi Im-yangkauw?"
"Sama sekali tidak! Dalam permusuhan antara Im-yangkauw
dan Beng-kauw itu, fihak Beng-kauw yang bersalah.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Akan tetapi Im-yang-kauw tidak boleh memandang rendah
Beng-kauw, bahkan aku hendak mengulurkan tangan,
mengajak Im-yang-kauw untuk bersahabat dengan Beng
kauw. Akan tetapi aku harus mengalahkan wanita itu lebih
dulu."
Wanita itu tersenyum girang. "Bagus, kalau begitu aku
dapat membantumu mencari wanita itu."
Gin San kaget dan girang, lalu balas merangkul. "Engkau
manis sekali! Benarkah engkau dapat membantuku
menemukan dia?"
Kim Hwa cemberut, namun tentu saja kelihatan makin
menarik ketika bibir bawahnya dijebikan itu. "Aku mau
membantumu, akan tetapi apa upahnya ? "
Gin San tertawa. "Upahnya ini!" Dia lalu mencium dan Kim
Hwa membalasnya penuh gairah. Untuk beberapa lamanya
mereka kembali bermesraan.
"Sudahlah, masih banyak waktu untuk bersenang, akan
tetapi aku harus dapat menemukan tokoh Im-yang-kauw itu
dan mengadu ilmu dengan dia !" Gin San bangkit dan
menyambar pakaiannya.
"Hi-hik, engkau takut menjadi lemah? Jangan khawatir,
kekasihku. Aku sudah menguji kepandaianmu dan aku yakin
engkau akan dapat mengalahkan musuh yang bagaimana
kuatpun. Nah, dengar baik-baik. Tokoh wanita itu pernah
kulihat beberapa kali berada di puncak bukit yang ada
telaganya di sana itu. Agaknya setiap senja dia mandi di
telaga dan menikmati pemandangan matahari tenggelam di
waktu senja. Memang indah sekali pemandangan di sana di
waktu senja. Kalau engkau pergi ke sana senja ini, engkau
tentu akan bisa mendapatkan dia seorang diri saja."
"Ah, terima kasih! Sore nanti aku pasti akan mencarinya di
sana!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kim Hwa lalu berpakaian dan turun dari pembaringan,
dengan gembira dia menggandeng pemuda itu keluar, sambil
bersendau gurau dia lalu membuat masakan, memotong ayam
dan menanak nasi, memasak bermacam masakan dibantu oleh
Gin San. Kiranya di tempat itu, Kim Hwa mempunyai
persediaan bahan masakan yang cukup banyak, bahkan cukup
mewah! Ada ayam hidup, banyak telur, ada pula ikan-ikan laut
kering, dan banyak pula bumbu-bumbu yang mahal! Sambil
diseling sendau-gurau dan peluk cium penuh kemesraan,
mereka masak, makan dan bercakap-cakap. Sepanjang hari
itu mereka lewatkan dengan makan minum, bergurau,
bercinta dan tertawa seperti kelakuan sepasang suami isteri
yang berbulan madu sebagai pengantin baru saja! Tanpa
disadarinya, Gin San tenggelam semakin dalam dan dia
merasa seolah-olah menemukan kebahagiaan di samping
wanita yang pandai merayu ini. Sebaliknya, wanita yang pada
pertemuan pertama kali itu dilihat oleh Gin San sedang duduk
menangis terisak sedih, kini lenyap sudah semua bekas
kesedihannya dan bersikap amat gembira, juga agaknya amat
mencinta pemuda itu!
Menjelang senja, setelah memperoleh petunjuk letak bukit
yang nampak dari situ, Gin San berangkat untuk mencari
tokoh Im-yang-kauw yang telah membunuh tiga orang bekassuhengnya
itu.
"Gin San, berhati-hatilah engkau....... ah, aku takkan kuat
lagi hidup sendirian tanpa engkau di sampingku!" Wanita itu
merangkulnya ketika dia hendak berangkat.
Gin San memegang dagunya dan mencium bibirnya.
"Jangan khawatir, Kim Hwa. Aku akan dapat
menundukkannya. Kautunggulah saja di sini, aku pasti akan
kembali."
Setelah melepaskan rangkulan Kim Hwa, sekali berkelebat
Gin San sudah lenyap dari depan wanita itu. Kim Hwa
terbelalak penuh kagum, lalu tersenyum dan mengepal kedua
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tinjunya yang kecil. "Aku takkan melepasnya lagi....... tidak
akan melepaskannya lagi........!" Dan diapun menyelinap di
antara semak-semak belukar.
Benar seperti dikatakan oleh Kim Hwa, pemandangan dari
atas puncak bukit itu memang amat indah. Sinar matahari
menjelang senja yang sudah redup dan sejuk kemerahan itu
membuat air telaga seperti genangan emas yang
mempersona. Akan tetapi Gin San tidak melihat gadis yang
dicarinya itu. Dengan amat hati-hati dia lalu mendekati telaga
karena menurut keterangan Kim Hwa, biasanya tokoh wanita
Im-yang-kauw yang lihai itu selalu setiap senja mandi di
telaga lalu duduk termenung memandang ke barat, ke arah
matahari terbenam. Akan tetapi, di mana adanya gadis itu
sekarang? Mulai timbul kekhawatiran di hatinya bahwa secara
tidak kebetulan sekali gadis itu tidak muncul senja ini.
Tiba-tiba pendengarannya yang tajam menangkap suara air
gemercik, padahal air telaga yang bermandikan cahaya
matahari kemerahan itu nampak tenang, sedikitpun tidak
berkeriput. Dia cepat memandang dan dia terpesona !
Dengan jantung berdegup tegang Gin San mengintai dari
balik batang pohon besar. Tempat itu masih agak jauh, namun
cukup jelas baginya melihat dara itu mandi di tepi telaga !
Nampak jelas lekuk lengkung tubuh yang telanjang itu, yang
berdiri dalam air sebatas pinggang. Terbelalak Gin San
memandang. Tubuh yang berkulit putih keemasan terkena
cahaya matahari senja. Bukan main! Seperti arca dari emas !
Akan tetapi patung emas ini hidup Kedua tangannya menepuk
- nepuk air yang muncrat ke atas dan dia nampak gembira
bermain-main seorang diri di air itu. Setumpuk pakaian berada
di tepi telaga, di atas sebuah batu besar.
Gin San tak berani bergerak, akan tetapi matanya tak
pernah berkedip. Bukan hanya tubuhnya saja yang hebat,
akan tetapi juga wajah dara itu nampak demikian ayu,
demikian manis dan membuat Gin San melongo. Baru saja dia
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dirayu seorang wanita yang sudah matang seperti Kim Hwa.
akan tetapi sekarang dia melihat tubuh seorang dara remaja
yang, demikian jauh lebih muda, yang seolah-olah
menjanjikan kehangangatan dan kemesraan yang jauh
melebihi apa yang telah dialami dan didapatkannya dari Kim
Hwa!
Dari sinilah timbulnya nafsu, baik nafsu berahi maupun
nafsu apapun juga. Dari pikiran yang mengingat-ingat, yang
membayangkan hal-hal yang menyenangkan atau dianggap
menyenangkan, yang nikmat dan sebagainya. Pikiran yang
membayang-bayangkan ini mengharapkan kesenangan, maka
timbullah keinginan untuk mengalami apa yang
dibayangkannya sebagai kesenangan yang nikmat itu. Apabila
seorang pria melihat wanita cantik atau seorang wanita
melihat pria tampan lalu merasa tertarik dan suka, hal ini
adalah wajar dan biasa karena memang terdapat daya tarik
antara kedua jenis kelamin ini. Akan tetapi begitu pikiran
masuk dan membayangkan hal-hal yang dianggapnya
menyenangkan, jika pikiran membayangkan betapa akan
senangnya kalau bercinta dengan pria atau wanita yang
menarik hatinya itu, maka timbullah keinginan memiliki,
timbullah nafsu berahi yang tidak wajar lagi, buatan pikiran
yang ingin menikmati kesenangan. Melihat bunga indah harum
merasa suka, itu sudah wajar. Akan tetapi begitu pikiran
masuk dan membayangkan betapa akan senangnya kalau
dapat memiliki kembang itu untuk dirinya sendiri, maka
timbullah keinginan untuk memetiknya, dan pengejaran
keinginan ini pelaksanaannya sering kali mendatangkan
perbuatan maksiat. Mungkin kembang milik orang lain itu akan
dipetiknya !
Gin San terpesona. Tertarik oleh kecantikan dara yang
sedang mandi dan diintainya itu. Tak lama kemudian dara itu,
seolah-olah merasakan sesuatu menyudahi mandinya dan
sekali bergerak, tubuhnya yang telanjang itu meloncat ke balik
batu besar, lenyap dari penglihatan Gin San. Gin San terkejut
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dan kagum. Dapat meloncat seperti itu dari dalam air yang
merendam tubuh setinggi perut, padahal letak batu besar itu
agak tinggi dan cukup jauh, menunjukkan bahwa dara itu
memiliki ginkang yang amat hebat! Dia sendiri masih harus
menimbang nimbang dulu apakah akan dapat melakukan
loncatan seperti itu. Dua buah tangan yang kecil dan putih
meraih pakaian di atas batu besar dan tak lama kemudian
dara itu telah berjalan dengan langkah-langkah tenang
menuju ke puncak dekat telaga. Pakaiannya serba putih dan
halus, lenggangnya tidak dibuat-buat dan wajar, namun
gerakan kedua pinggul dan pinggang itu seperti langkah
seekor harimau, demikian lemah gemulai namun
membayangkan kekuatan dahsyat di dalamnya. Dan Gin San
makin terpesona! Gadis itu lalu duduk di atas batu di puncak,
menghadap ke barat di mana matahari mulai terbenam dan
menciptakan warna-warna indah kemerahan yang
mengandung segala macam warna di angkasa barat. Gadis itu
menggunakan kedua tangannya membereskan rambut dan
menyanggulnya dengan sederhana, namun di dalam gerakan
itu sendiri terkandung sifat kewanitaan yang lembut dan
manis.
Dara cantik jelita yang membuat Gin San seperti tergila-gila
itu bukan lain adalah Ling Ling. Seperti kita ketahui, dara ini
terkena bujukan Thai-kek Seng-jin yang mempergunakan ilmu
sihir, kemudian dengan gaya cerita yang menarik ketua Peklian-
kauw itu berhasil meyakinkan hati Ling Ling bahwa Peklian
kauw dam Im-yang-kauw adalah perkumpulanperkumpulan
para patriot, para pendekar pejuang dan
pembela rakyat kecil, sama dan sejiwa dengan mendiang ayah
bundanya yang juga selalu membela rakyat tertindas dan
menentang kekuasaan yang lalim. Dia diperlakukan dengan
penuh hormat oleh dua perkumpulan itu, dan biarpun dia tidak
secara resmi menjadi ketua Im-yang-kauw, namun dia
dipandang sebagai seorang tokoh besar di perkumpulan itu, di
samping Kok Beng Thiancu yang bersikap sebagai ayah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kepadanya. Ling Ling merasa bahwa pesan gurunya. Bu Eng
Lojin, dan sukongnya Lui San Lojin kepadanya tidaklah sia-sia.
Dia telah menjadi seorang pejuang atau pendekar pembela
rakyat dan penentang para pembesar yang menindas rakyat!
Inilah sebabnya mengapa dia mengamuk dengan dahsyat
kalau Pek-lian-kauw dan Im-yang-kauw menyerbu pasukan
pemerintah yang dianggap sebagai penindas rakyat jelata!
Memang sudah menjadi kesukaan Ling Ling untuk mandi di
telaga itu setiap sore. kemudian menikmati pemandangan
indah yang diciptakan oleh matahari senja yang mulai
terbenam meninggalkan sinar lembayung kemerahan. Pada
senja hari itupun dia seperti biasa mandi di telaga, akan tetapi
dia merasakan sesuatu yang tidak seperti biasanya. Timbul
bayangan betapa akan memalukan kalau ada orang
melihatnya bertelanjang mandi di tempat itu! Dan bukan tidak
mungkin kalau ada orang yang mengintai, mengingat bahwa
tempat itu penuh dengan semak belukar dan pohon-pohon
besar, Bayangan ini membuat dia cepat-cepat menyudahi
mandinya, berpakaian lalu duduk di atas batu di puncak dari
mana dia dapat melihat matahari terbenam di balik bukit
dengan jelas karena tempat menghadap ke barat itu tinggi
dan terbuka.
Tiba - tiba dara itu menegakkan tubuhnya dan
mencurahkan perhatiannya kepada pendengarannya. Jelas
sekali terdengar suara orang-seolah-olah orang itu bicara di
dekat telinga nya, "Benarkah nona orangnya yang telah
menyerbu Beng kauw dan membunuh tiga orang ketuanya ? "
Ling Ling cepat menengok ke kanan, kearah datangnya
suara itu. Dia memandang dengan tajam, namun tidak melihat
siapa-siapa bahkan tidak ada semak-semak bergerak, seolah
olah yang bicara tadi adalah setan yang tidak nampak. Akan
tetapi dia bukan seorang dara penakut, dan dia cukup cerdik
untuk dapat menduga bahwa tentu ada orang pandai yang
sengaja memamerkan kepandaian, mempergunakan Ilmu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Coan-im-jip-bit (Mengirim Suara Dari Jauh), yaitu ilmu yang
didasarkan atas kekuatan khikang sehingga orang itu dapat
mengirimkan suaranya dari jarak jauh. Dan orang itu bertanya
tentang Beng-kauw ! Tentu orang ini musuh adanya, musuh
yang datang dari Beng-kauw, mungkin untuk membalas
dendam atas kematian tiga orang ketua Beng-kauw. Akan
tetapi dia tidak takut dan dia lalu berdiri dengan tenang,
menghadap ke arah suara itu, mengerahkan khikangnya dan
menjawab dengan ilmu yang sama,
"Apakah engkau orang yang pernah mengacau di Pek-lian
kauw dan pernah menantang Im- yang-kauwcu ? "
Kini giliran Gin San yang terkejut dan kagum bukan main.
Gadis itu ternyata bukan hanya memiliki ginkang yang hebat,
akan tetapi juga memiliki khikang yang kuat sehingga dapat
membalas ilmunya! Selain itu, bahkan gadis itu telah
mengenal suaranya pula. Makin besar keinginan hatinya untuk
menguji kepandaian nona ini, kalau benar nona ini yang telah
membunuh tiga orang suhengnya, ketua dari Beng-kauw itu.
Dari balik semak-semak di mana dia bersembunyi dan
berdiri terhalang oleh semak-semak dan pohon besar, dia lalu
menjawab dengan pengerahan khikang pula "Benar, akulah
orangnya, nona !"
Hening sejenak dan sedikit waktu itu dipergunakan oleh
Ling Ling untuk menyelidiki dari arah suara itu di mana
gerangan sembunyinya orang yang mengeluarkan suara itu.
Kemudian, begitu tubuhnya bergerak melesat ke depan angin
menyambar dan membuat daun-daun pohon dan semaksemak
di mana Gin San bersembunyi itu rontok, dan di lain
saat dara itu telah berdiri di depannya! Karena terhalang
pohon-pohon besar, maka hanya sedikit saja sinar matahari
lembayung dapat menerobos ke tempat ini sehingga cuacanya
agak gelap di situ. Sejenak dua orang muda itu berdiri saling
berpandangan dengan sinar mata penuh selidik.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hemm, kiranya engkau !" Ling Ling berkata dengan nada
suara mengejek dan dia masih penasaran teringat betapa dulu
dia tidak sempat melanjutkan pertandingan melawan tokoh
Beng-kauw muda yang dia tahu amat lihai, "Menjawab
pertanyaanmu tadi, benar akulah orangnya yang telah
membunuh tiga orang ketua Beng-kauw. Habis, engkau mau
apa ?" Dara itu membusungkan dada dan menegakkan kepala,
sikapnya penuh tantangan. Biarpun sesungguhnya tiga orang
ketua Beng-kauw itu tidak mati di tangannya semua, akan
tetapi dia mengaku saja karena dia tidak takut menghadapi
pemuda ini!
Mendengar ucapan itu dan menyaksikan sikap nona itu, Gin
San menarik napas panjang. Sikap nona ini jelas mengandung
permusuhan dan kebencian terhadap Beng-kauw. Dan dia
tidak dapat menyalahkan kalau nona ini seorang tokoh Imyang-
kauw, karena apa yang dilakukan oleh Beng-kauw
belasan tahun yang lalu di Cin-an memang amat curang dan
telah mengakibatkan Im- yang - kauw diserbu dan dibasmi
oleh pasukan pemerintah !
"Nona, kalau boleh aku bertanya, apakah engkau seorang
tokoh Im-yang-kauw? Apakah engkau kauwcu (kepala agama)
dari Im-yang-kauw ?"
"Bukan !" jawab Ling Ling pendek dan ketus.
"Ah, kalau begitu engkau seorang tokoh Pek-lian-kauw?"
tanya Gin San agak kecewa, Dia sudah cukup mengenal Peklian-
kauw sebagai perkumpulan yang mempergunakan agama
untuk mengelabuhi rakyat, untuk membakar hati rakyat agar
memberontak terhadap pemerintah yang berkuasa. Pek-liankauw
selalu mempergunakan kesempatan selagi terjadi
perang saudara dan banyak kesengsaraan di antara rakyat
untuk mengembangkan agama mereka! Demikianlah kesan
yang didapatnya ketika dia mendengar berita-berita tentang
Pek-lian kauw. Dan nona yang amat dikaguminya ini adalah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tokoh Pek-lian-kauw! Akan tetapi hatinya lega ketika dia
mendengar nona itu menjawab dengan tegas pula.
"Juga bukan ! Aku membantu Im-yang-kauw dan Pek lian
kauw karena dua perkumpulan itu adalah perkumpulan orangorang
gagah, patriot-patriot sejati, sebaliknya Beng-kauw
adalah perkumpulan yang curang dan jahat !"
"Tapi, nona ! Beng kauw tidak........"
"Sudahlah ! Engkau datang mau apa ?" bentak Ling Ling.
Panas juga rasa hati Gin San melihat sikap nona ini,
sungguhpun dia makin kagum kepada, dara ini, karena setelah
berhadapan muka, biarpun dalam cuaca remang-remang, dia
dapat melihat kecantikan asli yang amat mengagumkan, dan
dia dapat merasakan kesegaran terpancar dari pribadi nona
ini. Dia merasa panas dan penasaran.
"Nona, akupun tahu bahwa dalam urusan antara Im-yangkauw
dan Beng-kauw, fihak Beng-kauw telah bersalah dan
telah menebus kesalahannya itu dengan kehancuran. Dan
kematian tiga orang ketua Beng-kauw juga adalah karena
kesalahan langkah dari mereka sendiri Aku tidak menaruh
dendam apa-apa terhadap Im-yang-kauw Akan tetapi, sebagai
seorang murid Beng kauw, tidak mungkin aku diam saja
melihat Beng-kauw dibasmi orang, dan aku ingin mencoba
kepandaian jagoan yang telah diperalat oleh Im-yang-kauw
dan Pek-lian-kauw! Tidak tahu berapa banyakkah nona
dibayar untuk menjadi jagoan mereka?"
Sepasang mata yang indah itu terbelalak dan mengeluarkan
sinar berapi, mukanya menjadi merah saking marahnya. Dia
telah dimaki secara tidak langsung! Dia dikatakan jagoan yang
menerima bayaran!
"Keparat sombong bermulut lancang !" bentaknya. "Mari
kuantar engkau pergi ke neraka menyusul iblis - iblis Bengkauw!"
Dan Ling Ling sudah menerjang dengan hebatnya! Gin
San cepat mengelak dan harus diakuinya bahwa serangan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dara itu cepat bukan main, bahkan terlalu cepat baginya dan
pukulan tangan yang kecil mungil itu mengandung kekuatan
dahsyat! Dia mengelak lalu menangkis sambil mengerahkan
tenaganya.
"Dukkk !" Keduanya terpental dan ternyata bahwa tenaga
sinkang mereka berimbang kekuatannya! Melihat kenyataan
ini, Gin San makin kagum. Akan tetapi lawannya tidak
memberi kesempatan kepadanya untuk banyak meragu,
karena Ling Ling sudah menerjang lagi dengan kecepatan
seperti seekor burung walet menyambar-nyambar.
Mula mula Gin San hanya mempertahankan diri saja,
berusaha untuk mempelajari ilmu silat lawan agar mudah
baginya untuk menguasainya. Akan tetapi, tidak semudah itu
kenyataannya. Ginkang dari dara ini ternyata masih menang
setingkat dibandingkan dengan ginkangnya, sehingga dia
harus bergerak cepat dan waspada, sama sekali tidak sempat
lagi untuk mempelajari gerakan lawan, bahkan kalau dia tidak
cepat balas menyerang tentu akhirnya dia yang celaka !
Kalau dibuat perbandingan antara dua orang muda perkasa
ini, memang dalam hal ilmu meringankan tubuh, Ling Ling
masih menang setingkat. Ilmu ginkang ini merupakan
keistimewaan yang khas dari gurunya, yaitu Bu Eng Lojin.
Baru nama julukan kakek yang bertapa di Kwi-hoa-san ini saja
sudah menunjukkan betapa kakek ini seorang ahli ginkang
yang jarang bandingannya. Julukan Bu-Eng atau Tanpa
Bayangan sudah jelas membayangkan keahliannya, dan
keahlian ini tentu saja diturunkan kepada Ling Ling. Sebagai
seorang dara yang memiliki pembawaan lincah gembira, ilmu
ini memang cocok sekali untuk Ling Ling sehingga dia dapat
menguasai ginkang yang amat hebat dari gurunya. Mengenai
ilmu silat pada umumnya, sukar dibuat perbandingan antara
Ling Ling dan Gin San, apa lagi karena memang pada
hakekatnya dasar dasar yang menjadi sifat ilmu silat mereka
jauh berbeda. Oleh karena itu, perkelahian antara dua orang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
muda itu amat bebat dan serunya. Gin San kalah cepat dan
dia harus mempergunakan tenaganya yang masih sedikit lebih
kuat untuk menutup kekalahan dalam ginkang ini, dan diapun
membalas setiap pukulan lawan dengan pukulannya sendiri
yang ampuh. Cuma bedanya, kalau dalam setiap serangan
Ling Ling terkandung niat sepenuhnya untuk merobohkan
lawan tanpa memperdulikan apakah lawan itu akan tewas
karenanya, sebaliknya Gin San selalu membatasi diri dan
menjaga agar jangan sampai dia kesalahan tangan membunuh
nona yang amat dikaguminya ini. Dia datang hanya untuk
menguji kepandaian, bukan untuk berkelahi saling bunuh!
"Dukk, plakk......!!" Gin San terhuyung ke belakang. Dia
berhasil menangkis pukulan yang menyambar ke arah
kepalanya, akan tetapi pukulan ke dua masih meleset
mengenai pundaknya sehingga dia terhuyung. Serangan yang
dilakukan oleh Ling Ling tadi memang merupakan serangan
maut yang amat berbahaya dan amat cepat datangnya. Dan
selagi tubuhnya terhuyung, nona itu sudah menerjang lagi
dengan hebatnya.
Gin San cepat menggulingkan dirinya, menghindar dari
serangan susulan itu, akan tetapi lawannya terus mendesak,
beberapa kali melakukan tendangan keras yang semua dapat
dihindarkan oleh Gin San yang berloncatan ke sana-sini
namun membuat dia terdesak dan kehilangan keseimbangan.
"Nona, kita hanya saling menguji kepandaian....... " Dia
memperirgatkan, namun Ling Ling tidak perduli, mendesak
terus sehingga kini Gin San benar-benar terdesak hebat.
Karena merasa dirinya berada dalam bahaya, Gin San sudah
siap untuk menggunakan ilmu simpanannya, yaitu Cap-sha
Tong thian. Akan tetapi dia masih ragu ragu karena dia tahu
betapa ampuhnya jurus-jurus ilmu ini dan dia khawatir kalau
akan mencelakakan lawannya yang amat dikaguminya. Pada
saat itu, tiba-tiba berkelebat bayangan hijau. Cuaca sudah
mulai gelap sehingga Ling Ling tidak mengenal siapa adanya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
orang baju hijau yang bergerak cepat ini, dia hanya tahu
bahwa orang ini adalah seorang wanita yang lihai. Tiba-tiba
saja wanita itu menubruknya dengan cengkeraman yang
hebat sekali. Ling Ling mengelak, akan tetapi dari samping
kirinya, pukulan Gin San sudah datang sehingga terpaksa dia
menangkisnya.
"Plakk! Dukkkk .....!" Ling Ling mengeluh lirih dan terguling,
pingsan karena ketika dia menangkis pukulan Gin San tadi, dia
telah ditotok oleh wanita baju hijau yang lihai itu sehingga dia
terguling roboh dan tak sadarkan diri! Wanita itu, yang bukan
lain adalah Tang Kim Hwa si baju hijau yang lihai, bergerak ke
depan hendak mengirim pukulan maut untuk membunuh Ling
Ling, akan tetapi tiba-tiba Gin San meloncat dan menangkap
lengannya.
''Jangan....... !" serunya dan dia mengerahkan tenaganya.
Wanita baju hijau itu berusaha melepaskan lengannya yang
dipegang, namun betapapun dia mengerahkan tenaga tetap
saja pegangan Gin San tak dapat terlepas. Diam-diam dia
harus mengakui kekuatan pria yang membuatnya tergila-gila
itu.
"Kenapa tidak boleh dibunuh? Dia hampir saja tadi
membunuhmu !" teriak Tang Kim Hwa dengan penasaran.
Gin San menggeleng kepalanya. "Jangan bodoh, dia tidak
mungkin dapat mengalahkan aku. Aku tadi memang sengaja
mengalah, karena antara dia dan aku sesungguhnya tidak ada
permusuhan sesuatu. Aku hanya ingin menguji
kepandaiannya, dan ternyata dia amat hebat dan........ cantik
jelita......."
"Ah, kau......... kau tertarik oleh kecantikannya ! Dia harus
kubunuh !" Kim Hwa menjerit marah penuh dengan perasaan
cemburu dan dia sudah menubruk lagi ke arah tubuh Ling Ling
yang sudah tidak bergerak itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bresss!" Dia terlempar ke belakang dan ternyata dia telah
didorong dengan keras oleh Gin San. Wanita itu kembali
menjerit dan membelalakkan matanya, memandang kepada
Gin San dengan penuh kemarahan.
'"Kau....... kau memukulku.......? Ah, Gin San, kita saling
mencinta dan kau........ kau kini memukul karena gadis
ini.......?"
Gin San bersungut-sungut. "Engkau tidak boleh
membunuhnya, dan kalau engkau nekat, terpaksa aku akan
menentangmu ! "
"Kau........ kau sudah tergila-gila kepadanya ? Kau........
jatuh cinta kepada gadis ini ?"
Tang Kim Hwa berseru dan kini dalam suaranya terkandung
tangis dan memang dia sudah mulai mencucurkan air mata
karena hatinya terasa perih oleh cemburu,
Gin San berdiri memandang kepada tubuh dara yang rebah
terlentang di atas tanah itu. Biarpun cuaca sudah mulai
remang - remang gelap, namun dia masih dapat melihat garis
tubuh yang penuh lekuk lengkung menggairahkan itu dan dia
mengepal tinjunya, lalu berkata perlahan namun dengan hati
geram, "Salahmu semua ini ! Salahmulah kalau aku sekarang
tergila-gila kepadanya !"
Tang Kim Hwa terbelalak memandang pemuda itu.
"Salahku? Apa........ apa maksudmu Gin San ?"
"Sebelum aku bertemu denganmu, banyak sudah aku
menjumpai gadis-gadis cantik, wanita-wanita cantik yang akan
suka menyerahkan diri kepadaku namun semua kutolak! Aku
pantang melakukan hubungan badan dengan wanita, aku
masih seorang perjaka! Akan tetapi........engkau menodaiku,
engkau merayuku sampai aku jatuh ........ dan engkau
membangkitkan berahiku sehingga begitu aku melihat dia
yang begitu cantik, bangkit berahiku dan aku harus memilikiya
......"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Gin San ! Tapi...... kita saling mencinta...., aku cinta
padamu, aku akan mati kalau engkau mencinta wanita
lain.......!"
Gin San menggeleng kepala, mengerutkan alisnya. "Aku
tidak tahu apa itu cinta, aku hanya ingin melampiaskan nafsu
birahiku kepadanya, dan kalau engkau menghalangi, biarkan
aku pergi dengan dia dan meninggalkanmu, Kim Hwa!" Gin
San sudah melangkah menghampiri Ling Ling yang masih tak
sadarkan diri itu.
"Jangan......! Ah, aku mengerti, Gin San, aku mengerti.
Biarlah, kau boleh saja bermain-main dengan wanita manapun
juga, asalkan engkau tidak meninggalkan aku dan asal engkau
selalu mencintaku, menjadi kekasihku." Tiba-tiba wanita itu
merangkul pundak Gin San dan sikapnya sama sekali berobah,
penuh rayuan.
"Dengar, Gin San, aku tadi gila karena cemburu. Salahku
sendiri. Tak baik engkau bawa pergi gadis ini begitu saja.
Kalau ketahuan fihak Pek-lian-kauw dan Im-yang kauw, tentu
engkau akan dikejar-kejar dan dikeroyok. Kalau engkau
memperkosanya, tentu mereka akan selalu memusuhimu.
Sebaiknya bawa dia ke pondok, kemudian aku akan
memberinya obat agar dia menyerahkan diri kepadamu
dengan suka rela, bukan dengan jalan pemerkosaan.
Bukankah baik sekali begitu?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jilid XXIX
GIN SAN memandang Kim
Hwa dan akhirnya dia
mengangguk. "Baik, engkau
sungguh manis, Kim Hwa. Aku
berterima kasih kepadamu
kalau gadis ini mau
menyerahkan diri dengan suka
rela kepadaku, dan aku takkan
melupakan kebaikanmu itu."
Gin San lalu memondong
tubuh Ling Ling yang masih
lemas, kemudian bersama
Tang Kim Hwa mereka
kembali ke pondok sunyi
dalam hutan itu. Wanita cantik
itu cepat menyalakan lampu-lampu dan membawa sebuah
lampu minyak ke dalam kamar di mana Gin San merebahkan
Ling Ling di atas pembaringan. Melihat wajah yang manis di
bawah sinar lampu yang kemerahan itu, makin tertarik hati
Gin San dan dia harus diam-diam mengakui bahwa dia telah
jatuh cinta kepada dara ini! Makin bangkit berahinya sampai
berkobar dan dia sudah tidak sabar lagi menanti ketika dia
melihat Tang Kim Hwa mengambil sebungkus obat bubuk
merah dan mencampur obat bubuk ini dengan setengah
cawan arak. Kemudian, dengan bantuan Gin San yang
mengangkat leher Ling Ling dan memangkunya, Kim Hwa
menuangkan arak itu sedikit demi sedikit ke dalam mulut Ling
Ling sampai habis.
Dara itu lalu direbahkan lagi, dan Kim Hwa berkata,
"Sekarang kautunggulah saja sampai dia bangun, tentu obat
itu telah bekerja dengan baik"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Gin San memandang kepada wanita itu dan mengangguk.
"Terima kasih, Kim Hwa, engkau sungguh baik sekali."
Kim Hwa menghampiri, merangkul dan mencium bibir
pemuda itu dengan mesra. "Jangan kau lupa padaku, Gin
San."
Gin San balas mencium "Tidak, engkau adalah wanita
pertama yang telah menjatuhkan hatiku, Kim Hwa." Wanita itu
menahan isak dan berlari keluar, diikuti pandang mata Gin San
yang tersenyum.
Gin San duduk di atas pembaringan, di dekat tubuh Ling
Ling yang masih rebah terlentang. Sejenak dia tertegun,
teringat betapa telah terjadi perobahan hebat pada dirinya.
Dulu, biarpun dia selalu tertarik dan suka melihat wanita
cantik, namun dia berkeras tidak mau menyerah kepada
desakan nafsu berahi. Teringat betapa dia mudahnya dia akan
dapat merayu wanita-wanita yang jatuh cinta padanya untuk
bermain cinta, seperti Liang Hwi Nio murid Im yang kauw itu,
kemudian Yo Giok Hong janda yang amat cantik itu dan
puterinya, Tio Bi Cin. Akan tetapi dia tidak mau melakukan hal
itu. Sekarang, setelah dia jatuh dalam pelukan Tang Kim Hwa,
dia menjadi lemah dan tidak kuasa lagi mengalahkan nafsu
berahinya. Akan tetapi betapapun juga dia tidak mau
melakukan perkosaan, ah, tidak, dia tidak mau merosot
sampai serendah itu! Dia tidak akan menjadi seorang penjahat
jai hwa cat (penjahat pemerkosa wanita). Maka diapun hanya
duduk bersila saja di dekat tubuh yang menggairahkannya itu,
bersamadhi untuk menekan nafsunya yang menggelora. Dia
hanya akan mau menjamah wanita kalau si wanita itu
memang mau melayaninya. Dan dia percaya bahwa obat yang
diberikan oleh Kim Hwa tadi akan membuat dara yang
membuatnya tergila-gila ini akan membalas cintanya!
Menjelang pagi, barulah Ling Ling mulai bergerak. Dia
menggeliat, merintih lirih, matanya setengah terpejam dan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kedua tangannya membuka-buka kancing bajunya dan
mulutnya mengeluh seperti orang mimpi,
".......ah, panas ........ panas........"
Gin San sudah membuka matanya, lalu dia mendekati,
menelungkup di dekat Ling Ling, nafsunya bernyala nyala dan
jari-jari tangannya membelai rambut yang hitam halus dan
panjang kusut itu, lalu perlahan-lahan dia merangkulnya
sambil melihat apa yang akan menjadi tanggapan dara itu.
Ling Ling dengan mata setengah terpejam menoleh,
tersenyum aneh dan masih merintih, akan tetapi lengannya
yang berkulit halus itu membalas rangkulan Gin San !
"Ah, nona, engkau manis sekali........ ah, betapa aku cinta
padamu.. .." Gin San mendekap dan mencium. Dengan girang
dia merasakan betapa dara itu tidak menolak, bahkan
menyerah dengan penuh semangat, merintih dan
rangkulannya makin kuat. biarpun dara itu tidak menolak
diciuminya. namun mendengar suara rintihan-rintihan itu
khawatir juga hati Gin San. Dia menahan tubuh dengan
tangan, memandang wajah yang cantik kemerahan dan masih
setengah terpejam itu, kemudian berbisik, "Nona........
kenapakah? Engkau tidak sakit ........?"
"Hemm ...... ? Panas......„! Panas sekali .... ! "
Ling Ling mengeluh dan menggunakan kedua tangan untuk
menyingkap rambutnya yang panjang terurai menutupi
sebagian muka dan lehernya itu, menyingkapnya tinggi-tinggi
agar lebernya tidak terasa terlalu panas.
Tiba-tiba Gin Sin tersentak kaget dan matanya terbelalak
memandang ke arah leher yang panjang dan berkulit putih
halus kemerahan itu, melekat pada setitik tahi lalat di leher
itu. Kemudian pandang matanya merayap ke arah wajah yang
memang seperti telah dikenalnya itu dan kini teringatlah dia
akan mata itu, bibir itu, hidung itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ai Ling......! Ling Ling......!!" Gin San berseru keras seperti
orang baru sadar dari mimpi buruk dan dia mengguncang
tubuh Ling Ling.
Dara itu membuka matanya, sepasang mata yang jernih
dan indah, akan tetapi pada saat itu agak sayu, bibirnya
merekah dalam senyuman yang memikat, dengan giginya
yang putih nampak berkilat, senyum manis dan malu-malu
yang amat merangsang.
"Engkau.......mengenal nama kecilku....... ? Ahhh ......„
engkau sungguh gagah......."
Melihat keadaan gadis ini yang tidak sewajarnya, yang
agaknya sudah tak berdaya dalam rangsangan obat
perangsang yang amat kuat itu, secepat kilat Gin San
menggerakkan tangan menotok dua kali. Ling Ling mengeluh
dan rebah pingsan lagi ! Sejenak Gin San duduk bengong
memandang wajah dara yang pingsan itu, dan dia mengusap
keringat dingin di dahinya. Celaka, hampir saja dia melakukan
perbuatan terkutuk atas diri Ling Ling ! Gan Ai Ling ! Pantas
saja dia seperti merasa tidak asing dan sudah mengenal dara
perkasa itu. Dan kiranya adalah Ling Ling! Gin San meloncat
turun dari atas pembaringan dan berjalan hilir-mudik
meredakan perasaannya yang tegang luar biasa tadi. Hampir
saja dia menyeret Ling Ling ke dalam perbuatan hina!
Kenyataan bahwa dara itu adalah Ling Ling seketika
menyadarkannya dan mengusir semua nafsu berahinya,
sungguhpun kenyataan ini makin menggores di hatinya dan
membuat dia makin mencinta gadis itu. Gan Ai Ling, Ling Ling,
dan dia jatuh cinta kepada bekas su-moinya iui ! Setelah
merasa tenang Gin San lalu menghampiri pembaringan,
perlahan-lahan dia mengumpulkan tenaga sinkangnya pada
kedua telapak tangannya dan mulailah dia mengurut dan
mendorong dengan sinkangnya untuk mengusir hawa beracun
yang menimbulkan rangsang berahi itu dari tubuh Ling Ling.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tak lama kemudian, tubuh dara itu sudah tidak panas lagi
dan wajahnya sudah tidak kemerah-merahan seperti tadi,
napasnya tidak terengah-engah, Gin San lalu menotoknya,
membebaskannya dan Ling Ling membuka matanya. Begitu
matanya terbuka, dia mengeluh akan tetapi ketika dia melihat
Gin San, dia bergerak cepat dan meloncat turun dari atas
pembaringan. Dengan liar matanya memandang ke
pembaringan, ke arah pakaiannya, kemudian kepada pemuda
yang duduk di atas bangku.
"Apa .... apa yang terjadi........? Ah, kau... setan Bengkauw........
!" Dia sudah siap untuk menerjang lagi.
"Ling Ling, tenanglah, dan kaulihat baik-baik, siapakah aku?
Lupakah engkau kepada Coa Gin San .........?"
"Gin San ......... ? Kau........ Gin San.......? Ah, benar,
engkau Giu San! Tapi....... bukankah engkau tokoh Beng-kauw
yang menyerangku itu........?"
Gin San mengangguk. "Ah, agaknya nasib membuat kita
berdiri dan saling berhadapan seperti musuh, Ling Ling.
Engkau tahu - tahu menjadi seorang tokoh Im yang pai dan
Pek-lian kauw. sedangkan aku menjadi seorang tokoh Bengkauw,
dan kita berhadapan sebagai musuh. Betapa
menyedihkan! Akan tetapi, Ling Ling, sungguh aku tidak
mengerti sarna sekali, bagaimana mungkin engkau menjadi
tokoh Im-yang-kauw, padahal orang tuamu tewas oleh ketua
Im-yang-kauw ? Dan bersekutu dengan Pek lian-kauw........?"
Sejak tadi Ling Ling memandang wajah Gin San dengan
penuh keheranan. Gin San si anak nakal itu telah menjadi
seorang pemuda yang harus diakuinya tampan dan gagah,
dan lebih dari itu lagi, ilmu kepandaian Gin San benar-benar
hebat sehingga dia sendiri sampai kewalahan menghadapinya!
Kini, mendengar pertanyaan itu, Ling Ling bersungut-sungut
dan berkata, "Dan engkau sendiri, mengapa menjadi tokoh
Beng kauw? Tak tahukah engkau bahwa ayah dan ibu sampai
tewas karena kecurangan Beng-kauw yang menyamar sebagai
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
orang orang Im-yang-kauw ketika mereka mengacau di kuil
dulu itu ?"
"Panjang sekali ceritanya, Ling Ling......."
"Dan panjang pula riwayatku mengapa aku membantu Imyang-
kauw dan Pek-lian-kauw....."
Pada saat mereka saling menegur itu, tiba-tiba mereka
tertarik akan suara hiruk-pikuk dari jauh, makin gaduh suara
itu dan lapat-lapat terdengar suara orang-orang berteriak,
seperti suara orang-orang yang sedang bertempur. Banyak
sekali orang ! Perang agaknya !
"Aah........! Agaknya ada terjadi sesuatu pada Im-yang pai
dan Pek-lian kauw! Suara itu dari sana.......!" Ling Ling
meloncat keluar diikuti oleh Gin San, Pemuda ini mencari-cari
dengan pandang matanya dan diam-diam merasa heran
mengapa dia tidak mendengar atau melihat Kim Hwa. Jelas
bahwa wanita itu tidak berada di dalam pondok, dan agaknya
Kim Hwa tentu sudah mendengar suara orang-orang
bertempur itu dan sudah lebih dulu lari ke sana, pikirnva. Dia
merasa amat canggung dan tidak enak kalau teringat akan
Kim Hwa, takut kalau-kalau terjadi pertemuan antara Kim
Hwa, dan Ling Ling dan dia tidak ingin Ling Ling tahu akan
hubungannya dengan wanita cantik itu.
Ketika lari ini, Ling Ling mengerahkan ilmunya berlari cepat
dan diam-diam dia kagum sekali melihat bahwa Gin San tidak
tertinggal jauh, padahal dia selalu percaya bahwa ilmunya
berlari cepat sudah amat hebat sekali. Dia ingin mengetahui
siapa gerangan guru dari Gin San yang dulu lenyap dilarikan
oleh orang-orang Beng-kauw yang menyamar sebagai orangorang
Im-yang kauw itu! Makin dekat dengan tempat yang
menjadi pusat sementara dari Im yang-kauw dan Pek liankauw,
makin yakinlah hati Ling Ling bahwa memang terjadi
pertempuran hebat di situ, bukan hanya pertempuran antara
sedikit orang, melainkan suatu pertempuran banyak orang,
atau lebih mirip perang kecil yang terjadi amat hebatnya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dengan suara hiruk-pikuk, pekik kesakitan, sorak kemenangan
dan diseling beradunya senjata tajam amat gaduhnya. Dia
mempercepat larinya, diikuti oleh Gin San dan begitu melihat
bahwa memang benar tempat itu diserbu oleh pasukan
pemerintah, Ling Ling menjadi marah sekali! Dia tidak mau
sembarangan melayani para perajurit, melainkan langsung
menyerbu ke tengah mencari para komandan dari pasukan
kerajaan yang sedang menekan dan menyerang orang-orang
Im-yang kauw dan Pek-lian-kauw itu.
Akhirnya, di tengah-tengah pertempuran itu, Ling Ling
melihat seorang perwira muda yang mengamuk dengan
hebatnya dan dia terkejut bukan main. Perwira muda ini sama
sekali tidak mempergunakan senjata, hanya dengan kedua
tangan kosong saja dia melempar-lemparkan para
pengeroyoknya seperti orang melempar-lemparkan rumput
kering saja. Dia melihat pula Kok Beng Thiancu, Thai-kek
Seng-jin dan yang lain lain juga mengeroyok perwira muda itu
yang dibantu oleh perwira-perwira lain yang mempergunakan
senjata tajam akan tetapi tidak ada seorangpun di antara
mereka yang demikian lihai seperti perwira muda itu. Maka
tahulah dia apa yang harus dilakukannya. Dia meloncat,
mengeluarkan suara melengking nyaring dan dia sudah
menerjang perwira muda itu dengan ganasnya!
Perwira muda itu terkejut melihat datangnya seorang
wanita berpakaian putih yang menyerang dengan ganasnya.
Cepat dia mengelak, akan tetapi sekali pukulannya luput,
wanita itu telah membalik dan tangannya sudah menyerang
lagi dengan totokan ke arah leher sedangkan, tangan
kanannya menusuk dengan jari jari tangan terbuka ke arah
lambung. Perwira itu mengeluarkan seruan kaget dan cepat
menangkis.
"Plak! Plak!" Keduanya tergetar dan melangkah mundur,
akan tetapi dara cantik yang menyerang itu sudah menerjang
lagi dengan langkah-langkah kaki yang indah. Perwira itu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dapat menangkis dengan baik dan tiba-tiba wanita itu
berkelebat lenyap dan tahu-tahu sudah berada di
belakangnya. Karena terkejut melihat kecepatan gerak lawan
ini, perwira yang lihai itu membalikkan tubuh dan langsung
membalas serangan lawan.
"Aihhh......!" Ling Ling berseru kaget ketika mengenal
gerakan itu. Itulah Sin-liong-hoan-sin (Naga Sakti Memutar
Tubuh), yang merupakan jurus dari perguruannya. Karena
kaget ini, hampir saja dia kena terpukul dan dia terhuyung.
Pada saat itu, Gin San sudah meloncat ke depan dan
menyerang perwira itu untuk membantu Ling Ling karena tadi
dia melihat Ling Ling terhuyung dan mengira bahwa Ling Ling
membutuhkan bantuan.
Perwira itu terkejut bukan rnain dan merasa heran betapa
di tempat itu muncul banyak orang muda yang begini lihai. Dia
cepat menangkis sambil mengerahkan tenaganya. Dua tangan
bertemu dan keduanya kembali tergetar dan terdorong
mundur sampai tiga langkah. Mereka saling pandang,
keduanya terbelalak, apa lagi ketika perwira itu melirik ke arah
wajah Ling Ling yang sudah siap menyerangnya lagi.
"Ling-moi.......! Gin San ....... !"
"Heiii, kau... Sian Lun! " teriak Gin San.
"Lun-suheng .... ! ". teriak pula Ling Ling.
Mereka itu tertegun dan saling pandang dengan terheran
heran. Sungguh Ling Ling dan Gin San tak pernah mimpi
bahwa pemuda yang mengenakan pakaian perwira gagah ini
adalah Sian Lun! Sian Lun juga tentu saja tidak pernah mimpi
akan bertemu dengan kedua orang yang dirindukannya ini di
antara musuh, di antara orang-orang Im-yang-kauw dan Peklian-
kauw. Sungguh suatu hal yang amat mengejutkan,
mengherankan dan juga membingungkannya. Maka dia lalu
cepat berkata, "Hayo kalian ikut dan bicara denganku di luar
tempat ini !"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ling Ling dan Gin San yang juga masih termangu-mangu
dan bingung, mengangguk, dan Sian Lun cepat mendekati
Ong ciangkun dan berseru, "Ong ciangkun, cepat tarik mundur
dulu pasukan dan tunggu laporanku. Ada perobahan besar!"
Setelah berkata demikian, Sian Lun lalu memberi isyarat
kepada Ling Ling dan Gin San untuk mengikutinya
mengerahkan ilmu berlari cepat meninggalkan medan
pertempuran itu dan memasuki sebuah hutan di sebelah
selatan tempat itu. Sementara itu, biarpun merasa terheranheran,
Ong Gi ciangkun yang sudah percaya penuh kepada
Sian Lun, cepat membunyikan aba aba untuk menarik mundur
pasukan. Pasukan kerajaan juga merasa heran sekali. Jumlah
mereka jauh lebih besar dari pada fihak musuh, tiga empat
kali lebih besar dan mereka sudah mulai mendesak fihak
musuh, mengapa tiba-tiba disuruh mundur? Namun tentu saja
mereka tidak berani membantah dan cepat mereka lalu
meninggalkan gelanggang pertempuran dan mengundurkan
diri ke balik bukit di mana mereka berkumpul dan mengatur
barisan sambil menanti perintah selanjutnya. Adapun fihak Imyang-
kauw dan Pek-lian-kauw yang mengalami pukulan hebat
dan tahu bahwa fihak mereka kalah kuat, tidak melakukan
pengejaran.
Mereka bertiga kini berdiri saling berhadapan untuk
beberapa lamanya. Melihat dua orang pemuda ini, temantemannya
sejak kecil yang tadinya lenyap, datang keharuan
yang mendalam di hati Ling Ling dan dia melangkah maju,
memegang tangan mereka dengan kedua tangannya dan tak
tertahankan lagi dia menangis !
"Twa-suheng........!Ji-suheng.......I" Kini Ling Ling
menyebut suheng kepada mereka dan teringatlah dia akan
ayah bundanya yang telah tiada dan tangisnya makin
mengguguk.
Sian Lun dan Gin San lalu merangkulnya dengan sebelah
lengan sedangkan lengan yang lain saling rangkul sehingga
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mereka bertiga kini berangkulan di dalam hutan yang sunyi
itu. Mereka merasa terharu sekali, dan juga diam-diam merasa
kagum dan heran betapa mereka bertiga bertemu di tempat
yang tak tersangka-sangka dan mereka sama-sama memiliki
ilmu kepandaian yang tinggi!
Sian Lun yang masih seperti dulu, bersikap tenang itu,
segera dapat menguasai keharuannya dan dia berkata, "Mari
kita saling menceritakan riwayat masing masing agar kita
dapat saling mengetahui keadaan masing-masing dan
mengapa kita sampai berhadapan sebagai lawan. Sute,
engkau yang lebih dahulu menghilang ketika itu, maka engkau
pula yang sepatutnya menceritakan lebih dulu
pengalamanmu."
Gin San tersenyum dau mengangguk-angguk, "Baik,
baik......." Mereka lalu duduk dibawah pohon saling
berhadapan, dan saling berpandangan. Atau lebih lepat lagi,
Gin San dan Sian Lun tiada hentinya memandang wajah Ling
Ling, sedangkan dara ini memandang kepada mereka
bergantian dengan wajah berseri. Terjadi sesuatu dalam hati
Sian Lun seperti yang terjadi dalam hati Gin San. Dua orang
pemuda ini diam-diam mengagumi Ling Ling dan diam-diam
mereka jatuh hati kepada dara ini! Sementara itu, Ling Ling
mengagumi keduanya dan dia gembira bukan main dapat
bertemu dengan dua orang suhengnya yang kini telah menjadi
pemuda pemuda yang demikian tampan dan gagah perkasa,
berkepandaian tinggi!.
Gin San menceritakan secara tingkat betapa dahulu dia
ditawan oleh orang-orang Beng-kauw untuk menjadi sandera,
akan tetapi betapa dia kemudian diambil murid oleh tokoh
besar Beng-kauw di utara yang bernama Maghi Sing. Dia telah
mewarisi kepandaian Maghi Sing dan telah mengadakan
perjalanan ke selatan, di pusat dari Beng-kauw dan kemudian
menceritakan betapa dia kembali ke utara, mendengar akan
kematian Gan Beng Han dan isterinya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Beng-kauw di utara memang menyeleweng," katanya,
"dan aku mendapat perintah dari susiok-couw di selatan untuk
membersihkan Beng-kauw utara. Itulah sebabnya ketika
mendengar Beng-kauw diserbu oleh Im yang-kauw, aku tidak
mendendam, karena kematian para ketua Beng-kauw utara
adalah salah mereka sendiri. Juga aku tidak mendendam
kepada Im-yang-kauw atas kematian suhu dan subo, karena
aku tahu bahwa yang bersalah sebenarnya adalab Bengkauw."
"Jadi engkau mencari ketua Im yang-kauw dahulu itu
adalah untuk membalaskan kematian ayah ibuku? Kemudian
engkau mencari ketua Im-yang-pai untuk menguji
kepandaiannya karena sebagai orang Beng kauw engkau
hendak mengangkat kembali nama Beng-kauw dari
kehancuran?" tanya Ling Ling dan Gin San mengangguk.
"Aku girang telah datang karena dengan demikian aku
dapat bertemu denganmu, sumoi."
"Ah, kalau begitu tidak mengherankan apa bila engkau
menjadi tokoh Beng-kauw, sute. Kuharap saja engkau akan
berhasil membawa Beng-kauw ke jalan terang sesuai dengan
tujuan agama itu, dan tidak menjadi perkumpulan yang
memberontak kepada pemerintah."
Gin San mengangguk dan tersenyum. "Setelah aku
menceritakan pengalamanku, sekarang giliran siapa?"
"Twa-suheng yang lebih dulu pergi meninggalkan aku, hayo
ceritakan pengalamanmu, suheng," kata Ling Ling. Diam diam
dara ini pun kagum karena melihat bahwa suhengnya ini
selain menjadi seorang pemuda tampan dan gagah, juga
agaknya kedudukannya dalam ketentaraan cukup tinggi dan
kekuasaannya besar, buktinya sekali perintah saja, pasukan
pemerintah benar-benar mengundurkan diri dan pertempuran
itupun telah berhenti.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sian Lun menarik napas panjang, memandang kepada Ling
Ling dengan tajam, lalu berkata, "Agaknya ada persamaan di
antara kita, sumoi, melihat gerakan-gerakanmu itu..........
hemm, baiklah, kalian dengarkan riwayatku."
Sian Lun lalu bercerita, betapa ketika dia hendak
melindungi Ling Ling dalam keributan dahulu itu, hampir saja
dia menjadi korban penyerangan orang-orang Beng-kauw dan
pada saat itu muncul seorang kakek lihai yang menolongnya.
Kakek itu adalah Siangkoan Lojin yang terhitung susiokcouwnya
sendiri, akan tetapi kemudian menjadi gurunya!
Kemudian dia menceritakan betapa dia mendengar akan
kematian paman dan bibinya Gan Beng Han suami isteri,
betapa kemudian dia mencari Ling Ling ke rumah keluarga
Yap Yu Tek di An-kian.
"Aku mendengar betapa ada golongan-golongan yang
menentang pemerintah, dan karena di antara golongangolongan
itu terdapat nama Im-yang-pai dan Beng-kauw,
maka aku lalu mengambil keputusan untuk membantu
pemerintah. Aku mendengar betapa Im-yang-pai bersekutu
dengan Pek-lian-kauw dan bersarang di sini, maka aku lalu
memimpin pasukan besar bersama para perwira lain dan aku
lalu menyerbu ke sini. Sungguh tak kusangka bahwa di sini
aku akan dapat bertemu dengan kalian !" Sian Lun sama sekali
tidak merasa perlu untuk menceritakan tentang Ci Siang Hwee
dan Thio thaikam yang menjadi musuh besar mendiang ayah
bundanya.
"Ah, jelaslah kalau begitu persoalannya Mengapa suheng
memimpin pasukan pemerintah untuk menyerbu tempat ini.
Sekarang giliranmu, sumoi. Ceritakanlah bagaimana engkau
sampai dapat memiliki ilmu kepandaian sehebat itu dan
bahkan menjadi seorang tokoh dari Im-yang-kauw dan Peklian
kauw!" kata Gin San. Dua orang pemuda itu tertarik sekali
dan ingin sekali tahu mengapa Ling Ling menjadi pelindung
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Im-yang-kauw malah. Dara itu menarik napas panjang, lalu
dia bercerita.
Ling Ling menceritakan bahwa dia dibawa pergi oleh
gukongnya sendiri, yaitu Lui Sian Lojin, kemudian dihadapkan
kepada sucouwnya, atau kakek buyut gurunya, Bu Eng Lojin,
dan menjadi murid kakek sakti ini sehingga kakek gurunya
sendiri lalu menjadi suhengnya! Dia menceritakan pula betapa
dia mencari musuh besarnya, pembunuh ayah bundanya, yaitu
Kim-sim Niocu, atau Im-yang kauweu dan dalam suatu
pertempuran yang adil satu lawan satu akhirnya dia berhasil
menewaskan musuh besarnya itu.
"Pertemuan itu diusahakan oleh ketua Pek-lian-kauw, dan
melihat keadaan Im-yang kauw yang sebanarnya tidak
bersalah mengingat pula bahwa tewasnya ayah bundaku
adalah dalam pertandingan adil melawan Im-yang kauweu,
maka aku bersimpati dengan mereka. Apa lagi karena mereka
adalah perkumpulan-perkumpulan yang berjiwa patriot
menentang pemerintah yang lalim, cocok sekali dengan watak
mendiang ayah bundaku. Oleh karena itulah, maka aku lalu
membantu mereka untuk menghadapi pemerintah, dan
terutama sekali untuk menghadapi Beng kauw yang menjadi
biang keladi kematian ayah bundaku. Dan karena engkau
adalah murid susiok Siangkoan Lee, maka aku tetap adalah
sumoimu dan kita tetap seperguruan, twa suheng." Dia
mengakhiri ceritanya itu sambil memandang Sian Lun.
Akan tetapi Sian Lun mengerutkan alisnya mendengar
penuturan terakhir itu. Dia girang bahwa Ling Ling ternyata
telah menjadi murid Bu Eng Lojin, kakek sakti kakak
seperguruan dari gurunya sendiri itu, dan girang bahwa Ling
Ling berhasil menewaskan pembunuh orang tua dara itu, akan
tetapi mendengar dara itu membantu Pek-lian kauw untuk
menentang pemerintah, sungguh dia terkejut sekali.
"Sumoi, engkau telah kena dibujuk dan ditipu oleh Pek-lian
kauw ! Memang bagi Im-yang-kauw masih perlu diselidiki lebih
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dahulu apakah perkumpulan itu memberontak dan jahat, akan
tetapi Pek-lian-kauw semenjak dahulu adalah perkumpulan
jahat yang selain memberontak juga mengelabui rakyat
dengan kedok perjuangan !"
"Dan Im-yang-kauwcu yang telah kau tewaskan itu, seperti
apakah dia, sumoi ? Apakah dia seorang wanita cantik yang
tinggal sendirian di dalam pondok di hutan tak jauh dari sini?
Aku pernah bertemu dia........" Gin San tak dapat melanjutkan
kata - katanya karena mukanya telah berobah merah karena
malu, dan pada saat itu, mereka bertiga berloncatan bangun
karena melihat munculnya belasan orang yang
mempergunakan ilmu beilari cepat menuju ke tempat itu
Kiranya mereka itu adalah Kok Beng Thiancu. Thai-kek Sengjin
dan pembantunya lt Gan Thiancu, lalu Gu Lam Sing tokoh
Uighur yang lihai itu, lalu belasan orang-orang campuran,
yaitu tokoh-tokoh Im-yang pai, Pek-lian-kauw, dan Uighur.
Dan di antara mereka itu terdapat wanita yang amat dikenal
oleh Gin San, yaitu Tang Kim Hwa. akan tetapi kini Tang Kim
Hwa mengenakan pakaian putih dari sutera halus yang
mencetak tubuhnya, dengan sabuk hitam dan nampak amat
cantik dalam pakaian sederhana itu!
Akan tetapi begitu melihat wanita ini, Ling Ling terkejut
bukan main, mukanya pucat, matanya terbelalak dan dia
menudingkan telunjuknya ke arah wanita itu sambil berkata,
suaranya gemetar, "Kau....... kau..hidup lagi......? "
Im-yang-kauwcu tersenyum manis dengan sikap mengejek.
"Aku hidup lagi untuk menghukummu, Gan Ai Ling, karena
engkau telah bersekutu dengan musuh !"
"Sumoi, kau dibohongi ! Dia tidak pernah mati ! Dialah
yang mengaku bernama Tang Kim Hwa kepadaku !"
"Tapi...... tapi......... aku sendiri membunuhnya dalam
pertempuran.......!" Ling Ling masih pucat dan suaranya
gemetar.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Terdengar suara tertawa, suara ketawa ini mengandung
wibawa hebat sehingga menggetarkan jantung Ling Ling dan
Sian Lun. Mereka terkejut sekali dan suara ketawa itu disusul
oleh suara Thai-kek Seng-jin, "Tiga orang muda bodoh, lebih
baik kalian menyerah! Lihatlah, kalian tidak mungkin dapat
melawan kami. Berlututlah kalian !"
Tiga orang muda itu mengangkat muka memandang dan
ketika Thai-kek Seng-jin melantarkan tongkat bambu Sisik
Naga itu ke atas, maka tongkat itu berobah menjadi seekor
naga hijau yang membuka mulut mengerikan! Ling Ling dan
Sian Lun terbelalak, akan tetapi terdengarlah suara halus Gin
San di belakang mereka, "Suheng, sumoi, itu hanya sulapan,
kuatkan tenaga batinmu untuk menolak!"
Ling Ling dan Sian Lun mengerahkan sin-kang , akan tetapi
biarpun mereka tidak takut lagi, bayangan naga itu masih
mengancam,
"Hmmm, kakek tua bangka dari Pek-lian-kauw, setelah aku
berada di sini, engkau masih hendak berlagak main sulap
untuk menakuti anak kecil?" Dia mendorong dengan telapak
tangan terbuka ke arah "naga" itu dan runtuhlah tongkat itu,
disambut kembali oleh tangan Thai kck Scng-jin yang
mengenal Gin San sebagai pemuda yang pernah menyerbu
Pek-lian-kauw dan yang memiliki kekuatan sihir yang amat
kuat itu. Maka marahlah dia dan dengan tongkatnya itu dia
menyerang Gin San, sedangkan yang lain lain-pun menyerbu
dan mengepung serta mengeroyok tiga orang muda itu.
Terjadilah perkelahian yang amat seru dan hebat, di mana tiga
orang muda itu mengamuk seperti tiga ekor naga sakti
mengamuk di angkasa!
Gin San dikeroyok dua oleh Thai-kek Seng-jin dan
pembantunya yang lihai, yaitu It Gan Thiancu. Keduanya
mempergunakan tongkat dan memang dua orang ini lihai,
terutama sekali Thai-kek Seng-jin. Namun Gin San tidak jerih
dan dia sudah mencabut keluar sulingnya dan sabuk rantai
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
peraknya, memutar dua senjata itu sehingga terdengar suara
suling itu seperti dimainkan dan ditiup mengeluarkan nada
tinggi rendah yang aneh. Karena menghadapi lawan yang
pandai sihir, maka kedua fihak tidak dapat mengandalkan sihir
untuk membantu teman-teman, melainkan mengerahkan
seluruh tenaga dan kepandaian untuk merobohkan lawan
yang lihai ini.
Ling Ling yang marah sekali karena merasa tertipu dan
dipermainkan, mungkin dengan ilmu sihir, pikirnya, sudah
menerjang Im-yang-kauwcu dengan sengit. Im yang-kauwcu
cepat mengelak dan mengeluarkan senjatanya yang ampuh,
yaitu sabuk hitamnya. Kok Beng Thiancu juga menerjang maju
dengan sepasang pisau belatinya, membantu puterinya karena
dia maklum akan kelihaian nona muda itu.
Sian Lun hendak membantu sumoinya, akan tetapi dia
sudah dihadang oleh Gu Lam Sing yang dibantu oleh tokohtokoh
Im yang kauw dan Pek-lian-kauw yang lain sehingga
sebentar saja Sian Lun sudah dikepung dan dikeroyok oleh
belasan orang banyaknya ! Sian Lun mengamuk hebat,
mempergunakan Sin-liong-jiauw-kang dan dalam beberapa
jurus saja dia sudah berhasil merobohkan tiga orang
pengeroyok dan melemparkan mereka sampai terbanting
tanpa dapat bangkit kembali.
Sungguh pertempuran itu amat hebatnya. Karena
dikeroyok, maka Gin San dan Ling Ling memperoleh tandingan
yang seimbang, bahkan dua orang ini harus mengerahkan
seluruh kepadaian untuk dapat bertahan dan jangan sampai
terdesak, karena lawan mereka memang lihai. Gin San masih
dapat mengatasi dua orang pendeta Pek-lian-kauw itu, akan
tetapi Ling Ling agak terdesak oleh Im-yang-kauwcu dan
ayahnya. Ayah dan anak ini selain lihai, juga mereka
menggunakan senjata sedangkan Ling Ling hanya bertangan
kosong saja, Memang, dengan ginkangnya yang amat luar
biasa, yang terlalu cepat bagi dua orang lawannya, dara ini
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
selalu dapat mengindarkan diri dari semua serangan mereka,
namun serangan balasannya juga selalu gagal karena sinar
sabuk hitam yang bergulung-gulung itu selalu
menghadangnya dan sebelum dia berhasil menangkap ujung
sabuk hitam, selalu ada pukulan Thian lui-sin-ciang yang
hebat atau belati-belati yang berbahaya itu menyambarnya.
Ketika pertempuran sedang berlangsung dengan seru dan
mati-matian, tiba-tiba terdengar suara gaduh pettempuran lain
yang lebih besar. Mula-mula Sian Lun terkejut dan mengira
bahwa Ong-ciangkun telah mengerahkan pasukan menyerang
lagi, akan tetapi ternyata bukan, karena yang bertempur itu
adalah orang-orang Im-yang-kauw yang tiba-tiba saja
menyerang orang-orang Pek-lian-kauw ! Apakah yang terjadi ?
Penyerangan itu dipimpin oleh Cin Beng Thiancu, ji-pangcu
atau ketua nomor dua dari Im-yang-pai. Seperti diketahui, Imyang-
pai sesungguhnya bukanlah perkumpulan yang jahat
atau yang berambisi untuk memberontak terhadap
pemerintah, sungguhpun memang harus diakui bahwa tokoh
tokoh Im-yang-pai tidak suka kepada pemerintah atau
penguasa. Yang dianggap musuh atau saingan dalam
penyebaran agama adalah Beng-kauw, dan aliran-aliran
agama lain. Ketika terjadi fitnah yang dilakukan oleh Bengkauw
sehingga mengakibatkan Im-yang-kauw diserbu
pemerintah, para tokoh Im-yang-kauw dan Im-yang-pai,
kecuali Cin Beng Thiancu, merasa sakit hati kepada
pemerintah dan karena itu maka mudahlah bagi mereka untuk
terkena hasutan Pek-lian-kauw. Akan tetapi tidak demikian
dengan Cin Beng Thiancu. Kakek yang keras hati, bengis
memegang teguh peraturan dan juga jujur ini, tidak mau
terbujuk oleh Pek-lian-kauw dan dia hanya tujukan
kemarahannya kepada Beng-kauw saja. Oleh karena inilah
maka dia juga melakukan penyelidikan dan akhirnya dia
datang ke sarang Beng-kauw bersamaan dengan munculnya
dua orang muda tokoh Im-yang-kauw, yaitu Liang Kok Sin dan
Liong Hwi Nio. Seperti telah diceritakan di bagian depan, dua
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
orang kakak beradik ini tidak membalaskan kematian ayah
mereka, dan akhirnya mereka tertawan oleh Beng kauw
namun dapat diselamatkan dan dibebaskan oleh Gin San.
Sedangkan Cin Beng Thiancu melakukan perlawanan terluka
berat oleh Kwan Cin Cu, seorang di antara ketua Beng kauw
utara. Cin Beng Thiancu sebagai seorang gagah, mengakui
kekalahannya dan pergi membawa lukanya yang berat.
Kakek tokoh Im-yang-pai ini mengobati lukanya dan
bertapa di puncak sebuah bukit kemudian setelah dia
memperdalam ilmunya, dia kembali ke Im-yang-pai yang
ternyata kini telah menjadi sekutu Pek-lian kauw. Melihat ini,
dia mencoba membujuk suhengnya, yaitu Kok Beng Thiancu,
untuk melepaskan diri dari persekutuan itu. Di samping ini,
juga dia mencela keras sikap keponakannya, yaitu Im-yangkauwcu
yang menggunakan siasat membohongi Gan Ai Ling
sehingga kini dara itu diperalat oleh Pek lian kauw. Namun,
celaannya tidak didengar oleh suhengnya sehingga dengan
penasaran dan marah Cin Beng Thiancu meninggalkan Imyang-
pai, bertapa sendiri di atas bukit tidak jauh dari sarang
Pek-lian-kauw dan Im-yang pai itu, diam-diam mengamati
gerak gerik dan sepak terjang suhengnya dengan hati prihatin.
Dia amat setia dan sayang kepada Im-yang-pai dan amat taat
kepada Agama Im-yang kauw, maka hatinya terasa sakit
sekali menyaksikan betapa perkumpulan agama itu
diselewengkan oleh suhengnya dan keponakannya. Namun,
apa yang dapat dilakukannya? Dia tidak berdaya dan
melawanpun tidak akan ada gunanya.
Demikianlah, ketika dia menyaksikan penyerbuan pasukan
besar dari kota raja, dia terkejut bukan main. Ketika melihat
pasukan pemerintah ditarik mundur, kemudian betapa semua
tokoh Pek-lian-kauw dan Im-yang.kauw bertanding melawan
tiga orang muda yang amat lihai, satu di antaranya dikenalnya
sebagai pemuda tokoh Beng-kauw yang amat lihai dan baik
itu, yang jauh berbeda dari para tokoh Beng-kauw lainnya, Cin
Beng Thiancu melihat kesempatan baik sekali untuk mencuci
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bersih nama Im-yang-pai! Dia melihat bahwa kekuatan
pasukan pemerintah amat besar, dan memang selamanya dia
tidak setuju untuk memusuhi pemerintah, sungguhpun dia
sendiri juga amat benci kepada para pejabat pemerintah yang
menindas rakyat, maka dia cepat turun tangan, mendatangi
orang - orang Im-yang-kauw yang sedang bingung tak tahu
apa yang harus dilakukan dan merasa jerih karena adanya
pengurungan pasukan pemerintah yang amat besar, lalu
memerintahkan mereka untuk menyerang orang- orang Peklian
kauw. Dia sendiri yang memimpin penyerangan ini!
Karena para tokoh Pek-lian-Kauw sedang sibuk melawan tiga
orang muda yang perkasa itu, maka tentu saja Pek lian kauw
tidak mampu menahan amukan Cin Beng thiancu dan orangorangnya,
banyak di antara orang-orang Pek-lian-kauw yang
tewas dan sebagian lagi kabur meninggalkan tempat itu
mencari keselamatan masing masing.
Pertandingan antara tiga orang muda yang gagah perkasa
seperti tiga ekor naga sakti itu melawan para pengeroyoknya
juga mengalami perobahan hebat. Gin San selalu dapat
mendesak dua orang tokoh Pek-lian-kauw, dan Ling Ling
masih dapat selalu bertahan biarpun dia dihimpit terus oleh
Kok Beng Thiancu dan Bu Siauw Kim, akan tetapi Sian Lun
dapat membuat para pengeroyoknya kocar kacir setelah dia
berhasil merobohkan Gu Lam Sing, jagoan Uighur itu. Dengan
tamparan tangan kirinya yang tepat mengenai leher Gu Lam
Sing, raksasa hitam Bangsa Uighur ini terpelanting dan tewas
seketika karena tulang lehernya patah. Setelah raksasa Uighur
ini roboh, tentu saja para pengeroyok ini bukan apa-apa lagi
bagi Sian Lun, dia mengamuk dan akhirnya dia menerjang Kok
Beng Thiancu yang masih mengeroyok Ling Ling!
Gin San yang sudah merasa cukup mempermainkan dua
orang Pek-lian-kauw itu, tiba-tiba menyimpan suling dan
sabuk rantainya, dengan kedua tangan kosong dia lalu
menghadapi dua orang kakek bertongkat itu! Akan tetapi,
gerakan-gerakan kedua tangan dan kakinya aneh sekali dan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ternyata dia telah menggunakan jurus Cap-sha Tong-thian
yang luar biasa ! Tiba-tiba dia memekik, tangannya
menyambar ke depan dan terdengar suara bercuitan dan
robohlah It Gan Thiancu, lehernya berlubang dan berdarah,
dan kakek ini tewas seketika! Melihat ini, tentu saja Thai-kek
Seng-jin terkejut bukan main, apa lagi hati ketua Pek-liankauw
ini sudah gentar sekali melihat betapa anak buahnya
diserang sendiri oleh Im-yang-kauw. Dalam gugupnya dia
berusaha untuk meloncat dan melarikan diri. Namun Gin San
menubruk dengan gerakan aneh, kembali dia memekik dan
kedua tangannya membuat gerakan dari kanan kiri seperti
menggunting !
Thai-kek Seng-jin tidak mengenal jurus aneh duri Cap-sha
Tong-thian ini, tongkatnya digerakkan untuk memukul ke
depan karena disangkanya pemuda itu akan menubruknya.
"Krekk !" Tongkat itu patah-patah menjadi beberapa
potong! Pucatlah wajah ketua Pek-lian-kauw itu dan dia
segera menyemburkan sesuatu dari mulutnya. Nampak sinar
hitam menyambar ke arah Gin San, namun pemuda itu masih
menggunakan jurus Cap-sha Tong-thian, kedua tangannya
didorongkan ke depan dan sinar itu tertolak, bahkan hawa
pukulan mukjijat itu langsung menghantam perut lawan. Thaikek
Seng-jin mengeluarkan pekik mengerikan dan roboh
terjengkang, muntah darah dan tewas dengan mata mendelik!
Sambil tertawa Gin San lalu melompat dan membantu Ling
Ling. Melihat ini, Im yang kauwcu cepat mengebutkan
saputangan merahnya dan bubuk merah yang harum
menyambar ke depan.
"Sumoi, awas........!" Gin San berteriak, akan tetapi Ling
Ling sudah mengenal kelihaian wanita itu dan sudah
melompat ke belakang, demikian pula Gin San melangkah
mundur. Kesempatan ini dipergunakan oleh Kim-sim Niocu Bu
Siauw Kim untuk .meloncat jauh dan melarikan diri.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Lari ke mana kau, iblis betina ? " Ling Ling juga meloncat
dan mengejar.
"Ling-sumoi, hati-hati........!" Gin San berteriak, akan tetapi
pada saat itu Bu Siauw Kim sudah melemparkan sebuah benda
ke arah Ling Ling. Baiknya dara ini cepat mengelak dan benda
kecil itu terbanting ke atas tanah, mengeluarkan suara ledakan
dan mengepulkan asap hitam tebal yang baunya keras sekali !
Ling Ling terpaksa meloncat ke belakang lagi karena dia ragu -
ragu untuk menerjang asap itu, khawatir kalau-kalau asap itu
beracun. Akan tetapi Gin San sudah meloncat dengan jalan
memutar dan ketika Ling Ling juga mengambil jalan memutar,
dia sudah tidak melihat lagi ketua Im-yang-kauw dan Gin San
yang mengejarnya. Ling Ling sudah melihat kelihaian Gin San
tadi, maka dia tidak khawatir kalau-kalau Gin San akan kalah
oleh wanita iblis itu dan dia kembali untuk membantu Sian Lun
menghadapi Kok Beng Thiancu. Melihat kakek tua itu didesak
hebat oleh Sian Lun, timbul rasa kasihan di dalam hati Ling
Ling. Dara ini tahu benar bahwa yang menjadi racun
sesungguhnya adalah Thai-kek Seng-jin, ketua Pek-lian kauw
itu yang menggunakan ilmu sihirnya menguasai ketua Imyang
pai. Dia sudah pernah tinggal di situ dan mengenal dekat
Kok Beng Thiancu sebagai seorang tua yang gagah perkasa
dan sama sekali tidak jahat.
"Twa-suheng, tahan........!" teriaknya ketika dia melihat
ketua Im-yang-pai itu terhuyung ke belakang dengan wajah
pucat dan Sian Lun sudah menerjang ke depan untuk
mengirim pukulan maut. Mendengar teriakan sumoinya ini,
Sian Lun berhenti menyerang dan menengok ke arah Ling
Ling. Dara itu memberi isyarat dengan tangannya agar suhengnya
tidak memukul kakek itu, dan dia sendiri lalu
menghadapi Kok Beng Thiancu yang berdiri dengan muka
pucat dan kepala ditundukkan.
"Nah, Kok Beng Thiancu. engkau hendak berkata apa
sekarang?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kakek itu mengangkat muka memandang kepada dara itu,
lalu menoleh ke arah mayat dua orang ketua Pek-lian-kauw
dan Gu Lam Sing dan beberapa orang tokoh Im-yang-kauw
dan Pek-lian-kauw, menarik napas panjang dan berkata, "Kami
telah bersalah, kalau lihiap hendak membunuhku, lakukanlah,
sudah sepatutnya itu!"
Diam-diam Sian Lun kagum juga menyaksikan sikap yang
gagah ini. Dan pada saat itu datang banyak orang Im-yang
kauw ke tempat itu, dipimpin oleh Cin Beng Thiancu. Melihat
ini, Kok Beng Thiancu berseru, "Tahan, mundur kalian !" Dia
mengira bahwa Cin Beng Thiancu yang baru muncul itu
bersama anak buahnya hendak membelanya dan menentang
gadis itu.
Akan tetapi Cin Beng Thiancu membawa anak buah Imyang-
pai itu menjatuhkan diri berlutut di depan Ling Ling dan
Sian Lun, lalu katanya dengan suara sedih, "Harap ji-wi suka
mengampuni kesalahan ketua kami, karena dia telah kena
dibujuk oleh Pek-lian-kauw, dan untuk menebus kesalahan itu
kami telah menyerbu dan membasmi orang-orang Pek-liankauw."
Ling Ling mengangguk-angguk. "Bangkitlah kalian. Aku
sudah tahu bahwa sebenarnya Im-yang-pai bukan golongan
pemberontak yang jahat, hanya karena ketua Im-yang-kauw
adalah seorang wanita lemah dan Kok Beng Thiancu juga
terlalu memanjakan puterinya, maka Im-yang-pai sampai
dapat terbujuk oleh Pek-lian-kauw. Kok Beng Thiancu, kalau
engkau mau berjanji bahwa mulai sekarang engkau akan
memimpin Im-yang pai ke jalan yang benar sesuai dengan
ajaran Im yang kauw, maka biarlah kita habiskan saja urusan
sampai di sini."
Kok Beng Thiancu menarik napas panjang lalu menjura ke
arah Ling Ling. "Sejak dahulu memang aku telah merasa
menyesal sekali dengan peristiwa yang terjadi karena garagara
Beng-kauw sehingga melibatkan kami dan meninggalnya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
orang tuamu, lihiap, akan tetapi aku tidak berdaya dan........
baiklah, yang sudah biarlah lalu dan mulai sekarang aku akan
mengerahkan seluruh kesanggupanku untuk membawa
perkumpulan ke jalan benar."
Setelah mendapatkan persetujuan Sian Lun dan Ling Ling,
dua orang kakek itu lalu mengundurkan diri dan mengurus
para korban yang roboh karena pertempuran tadi. Sian Lun
dan Ling Ling menanti datangnya Gin San yang tadi
melakukan pengejaran terhadap Kim-sim Niocu Bu Siauw Kim.
Apakah yang terjadi dengan pemuda ini ? Berhasilkah dia
menyusul wanita cantik itu ?
Tentu saja Gin San dapat menyusui wanita itu. Dengan
kepandaiannya yang tinggi, ginkangnya lebih lihai dari pada
Kim-sim Niocu dan dia pun dapat menduga ke mana wanita itu
akan melarikan diri, maka sebelum tiba di pondok dalam hutan
itu, Gin San sudah dapat menyusulnya dan berseru, "Kau
hendak lari ke mana ?"
Melihat bahwa yang mengejarnya hanya Gin San seorang,
tiba-tiba wanita itu membalik, lalu menjatuhkan diri dan
menangis tersedu-sedu ! Gin San berdiri mengerutkan alisnya,
tidak tahu harus berbuat apa terhadap wanita cantik yang
menangis ini.
"Sudahlah, tidak perlu lagi menangis. Menyesalpun tidak
ada artinya. Engkau adalah seorang wanita yang banyak dosa.
Engkau telah menipu sumoi dan menyeret sumoi sehingga
mudah saja diperalat oleh Pek-lian-kauw."
Bu Siauw Kim mengangkat mukanya yang pucat dan basah
air mata, namun masih cantik sekali itu. Dengan sinar mata
penuh kasih sayang dia memandang pemuda itu. "Gin San,
setelah apa yang terjadi antara kita.......haruskah kita
berhadapan sebagai musuh?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tidak perlu kau merayu lagi, hayo kau ikut denganku
sebagai tawanan, jangan sampai aku harus mempergunakan
kekerasan kepadamu."
"Kau mau menggunakan kekerasan? Gin San, lupakah
engkau akan hubungan antara kita kemarin yang begitu
mesra? Betapa dengan pandang matamu, dengan senyummu,
dengan getaran jari-jari tanganmu engkau sungguh
mencintaku?"
"Diam! Engkau telah merayuku, menyeretku ke jalan sesat
sehingga aku lupa diri!" bentak Gin San merasa menyesal
sekali sekarang akan apa yang telah dilakukannya dengan
wanita itu. "Biar sumoi yarg memutuskan apa yang akan
dilakukannya kepadamu!"
"Ah, Gin San........ benarkah engkau tega kepadaku ?
Baiklah kuceritakan kepadamu segala yang kualami. Aku
dahulu jatuh cinta kepada ayahnya, kepada pendekar Gan
Beng Han.......dan diapun mencintaku, seperti........seperti
keadaan kita berdua kemarin. Lalu isterinya, ibu Ai Ling
melihatnya dan karena cemburu dia lalu menyerangku matimatian,
dan dalam perkelahian itu ibunya tewas, kemudian
Gan Beng Han yang menyerangkupun mati pula. Salahkah aku
kalsu aku membela diri dan menang dalam perkelahian itu?
Kemudian muncul Ai Ling, dia berkeras hendak membalas
dendam dan membunuhku. Aku lalu menyelamatkan diri
dengan pura-pura mati, salahkah pula itu? Kau melihat betapa
aku merana di hutan ini, aku kehilangan cintaku, lalu muncul
engkau dan aku bahagia sekali karena engkau dapat
menggantikan kedudukan Gan Beng Han di hatiku, akan
tetapi........ kau....... kau.......sekarang memusuhiku pula.......
uhuuuhuu huuhh........!" Wanita itu menangis terisak-isak,
pundaknya bergoyang - goyang dan kedua tangannya
menutupi mukanya. Air mata menetes netes dari celah-celah
jari tangannya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Gin San menjadi tertegun. Betapapun juga, wanita ini
pernah dicintanya, biarpun hanya cinta berahi saja, namun
harus diakuinya bahwa wanita ini telah menempati suatu
sudut tertentu di dalam lubuk hatinya. Mana mungkin dia kini
tega melihat dia tersiksa atau terbunuh? Pula, kalau dipikirkan
secara mendalam, kematian ayah bunda Ling Ling memang
bukan disebabkan kejahatan wanita ini, melainkan karena
akibat perkelahian yang cukup adil. Dan makin diingat, makin
terbayanglah dia akan segala kemesraan, segala kenikmatan
yang dialaminya bersama wanita ini, baru beberapa hari yang
lalu, baru kemarin dulu !
"Sudahlah, kau pergilah jauh-jauh dari sini dan tinggalkan
jalan sesat !"
Bu Siauw Kim mengangkat mukanya memandang kemudian
dia meloncat dan merangkul Gin San, menciumi muka dan
bibir pemuda itu dengan penuh kemesraan. Gin San
mendorongnya halus dan berkata dengan kening dikerutkan,
"Sudahlah, pergilah engkau.......!"
"Tapi....... tapi........ keputusanmu ini menunjukkan bahwa
engkau masih cinta kepadaku. Gin San, tidak maukah engkau
pergi bersamaku, meninggalkan segala keruwetan dunia ini,
hidup berdua di tempat sunyi, menikmati cinta kasih kita ?"
"Tidak, tidak, pergilah sebelum berobah lagi pikiranku !"
Bu Sian Kim terisak, lalu membalikkan tubuhnya dan lari
dari tempat itu. Gin San menarik napas panjang, mengusap
pipi dan bibirnya sambil mengeluh dalam batin karena
perbuatan wanita itu tadi saja sudah membuat berahinya
berkobar dan kalau dilanjutkan lebih lama sedikit saja, belum
tentu dia akan kuat bertahan ! Sambil menyesali dirinya
sendiri yang telah menjadi demikian lemah terhadap berahi,
Gin San lalu berlari, kembali ke tempat pertempuran tadi di
mana dia melihat dengan heran betapa Kok Beng Thiancu dan
para anak buahnya sedang membersihkan tempat itu dengan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tenang. Bahkan di antara mereka nampak pula Liang Kok Sin
dan Liang Hwi Nio. Gadis ini menyongsongnya, akan tetapi
tidak berani memanggil, hanya memandang kepadanya
dengan sinar mata berseri-seri dan bibir tersenyum manis. Gin
San merasa jantungnya berdebar dan diapun balas tersenyum,
lalu berlari menghampiri Ling Ling yang sedang bercakap
cakap dengan Sian Lun.
"Bagaimana, ji-suheng ? Wanita iblis itu.... "
"Dia lolos, sumoi. Menyesal sekali, akan tetapi aku
kehilangan jejaknya........ "
"Sudahlah, setelah mendengar penuturan Ling-moi dengan
jelas, kurasa seperti juga ayahnya, wanita itu bukan seorang
yang terlalu jahat, mungkin hanya seorang wanita yang lemah
batinnya. Dia tidak sengaja membunuh paman Gan Beng Han
dan bibi, dan juga kalau memang dia jahat, tentu dia tidak
hanya membohongi sumoi dengan berpura-pura mati, akan
tetapi berbuat lebih hebat dari itu karena sumoi telah
terpedaya oleh ketua Pek-lian-kauw dengan ilmu sihirnya."
"Memang akulah yang bodoh, dapat saja dipengaruhi
mereka sehingga tanpa kusadari bahwa aku bersalah besar,
aku mati-matian membantu Pek-lian-kauw yang kuanggap
sebagai perkumpulan para patriot dan pejuang bangsa.
Karena itu, mulai sekarang aku akan memusuhi Pek-lian-kauw,
dan akupun akan selalu mengawasi kalau kalau Im-yang-pai
menyeleweng tentu aku sendiri yang akan turun tangan
membasminya !" kata Ling Ling dengan suara penuh
penyesalan. "Tanpa kusadari aku terseret menjadi
pemberontak !"
"Penyesalan saja tidak ada gunanya, sumoi. Yang penting
engkau telah menyadari kekeliruan itu dan itu cukuplah,
karena kesadaran itu yang akan merobah kekeliruan kita
dengan tindakan yang tegas dan seketika merobahnya.
Akupun sesungguhnya merasa canggung dan tertekan.
Bayangkan saja, aku ingin berbakti kepada negara dan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
membantu pemerintah menentang para pemberontak, akan
tetapi dengan demikian aku menjadi anak buah dan musuhmusuh
besar yang menyebabkan kematian ayah bundaku
sendiri !"
"Ahh........!" Ling Ling dan Gin San berseru kaget,
"Mengapa begitu, twa-suheng?" tanya Ling Ling.
"Tentu kalian pernah mendengar bahwa mendiang ayahku,
bersama ayah dan ibu Ling-moi, merupakan tiga orang
pendekar yang dikenal sebagai tiga naga sakti yang
menggegerkan kota raja karena dengan beraninya mereka
bertiga menentang pembesar-pembesar lalim. Mereka tidak
menentang pemerintah, mereka bukan pemberontak,
melainkan menentang pembesar-pembesar lalim yang
menindas rakyat. Mereka langsung berhadapan dengan
seorang pembesar istana yang amat berkuasa, dan akhirnya
ayah dan ibuku, bersama seluruh keluarga ibu binasa oleh
pembesar itu karena dituduh pemberontak. Nah, sekarang
tahukah kalian siapa adanya pembesar yang membinasakan
seluruh keluargaku itu? Atasanku yang sekarang inilah!"
"Ahhh ! Kalau begitu kita harus bunuh dia, suheng !" teriak
Ling Ling dan Gin San juga mengangguk membenarkan.
"Itulah kesalahanku, memang seharusnya aku melakukan
itu! Dan aku harus keluar dari jabatanku, karena setelah
melakukan itu, tak mungkin lagi aku dapat melanjutkan
pekerjaanku sebagai perwira."
"Akan tetapi, pembesar lalim macam itu adalah racun yang
merugikan kedua fihak, suheng !" kata Ling Ling. "Pertama,
dia merugikan negara dengan tindakan korupsi dan
memburukkan nama pemerintah sebagai wakil yang lalim, dan
ke dua dia merugikan rakyat dengan tindakannya sewenangwenang!
Sebaliknya kita untuk membela negara dan rakyat,
tidak perlu harus menjadi perajurit! Sebagai rakyat biasapun
kita dapat menentang mereka yang sewenang-wenang !"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kembali Gin San hanya mengangguk saja karena
sesungguhnya dia sendiri kurang tertarik dengan perbuatan
para pendekar itu!
"Bagaimana dengan engkau, sute?" Tiba tiba Sian Lun
bertanya. "Menurut keterangan, yang dapat kuperoleh,
tadinya ada dua golongan yang terpisah dan menentang
pemerintah. Golongan pertama adalah Im-yang-pai yang
bersekutu dengan Pek-lian kauw dan orang-orang Uighur.
Golongan ini sekarang telah dihancurkan, atau setidaknya,
sumoi telah bersiap untuk mengawasi Im-yang pai dan kita
semua akan menentang Pek lian-kauw dan orang-orang
Uighur. Adapun golongan ke dua adalah Beng-kauw yang
bersekutu dengan Bangsa Tibet dan Khitan. Engkau sebagai
seorang murid tokoh besar Beng kauw, apa yang akan
kaulakukan?"
Gin San menarik napas panjang. "Harap jangan salah
mengerti, suheng. Sesungguhnya yang dikabarkan orang
sebagai Beng-kauw yang hendak menentang pemerintah
adalah Beng-kauw utara yang sekarang telah dihancurkan
oleh Im-yang-pai yang dibantu oleh sumoi. Sedangkan Bengkauw
pusat di selatan malah menentang penyelewenganpenyelewengan
itu dan kini aku yang bertugas untuk
mengawasi agar Beng-kauw jangan sampai menyeleweng.
Serahkanlah Beng-kauw kepadaku dan aku yang akan
bertindak untuk mencegah mereka menentang pemerintah
sebagai pemberontak- pemberontak."
"Bagus! Kalau begitu kita bertiga dapat melanjutkan
perjuangan mendiang ayahku dan ayah bunda sumoi, menjadi
tiga orang pendekar pembela rakyat dan menentang orangorang
jahat dan pembesar - pembesar lalim!" kata Sian Lun
dengan girang.
Pada saat itu datanglah Kok Beng Thiancu dan Cin Beng
Thiancu. Dengan hormat mereka lalu mempersilakan tiga
orang muda itu untuk datang ke ruangan tamu di mana telah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
disediakan perjamuan untuk menghormati mereka bertiga !
Tiga orang pendekar muda ini tidak dapat menolak, apa lagi
karena mereka masih saling rindu dan masih banyak hal yang
harus mereka bicarakan bersama, maka mereka mengambil
keputusan untuk bermalam di situ semalam dan menerima
undangan makan ketua Im-yang-pai.
"Biar kuberi tahu dulu kepada Ong-ciangkun agar dia suka
menarik kembali pasukannya, kembali ke kota raja karena di
sini sudah tidak ada apa-apa lagi yang perlu dibereskan, " kata
Sian Lun dan seorang diri lalu dia pergi ke balik bukit
menjumpai Ong Gi. Dengan singkat ia menuturkan betapa
Pek-lian-pai telah diserbu sendiri oleh Im-yang pai yang telah
sadar, dan bahwa selanjutnya Im-yang-pai dapat diharapkan
sebagai perkumpulan yang amat taat kepada pemerintah dan
boleh diharapkan membantu menentang para pemberontak.
"Aku telah bertemu dengan sute dan sumoiku yang telah
berpisah dariku semenjak kecil, Ong ciangkun, maka
hendaknya engkau membawa pasukan pulang lebih dulu, dan
aku akan menyusul besok."
"Tapi, Tan-ciangkun, benarkah bahwa engkau masih ada
hubungan dengan ...... gadis tokoh Im-yang kauw itu?" tanya
Ong Gi penuh keraguan.
"Benar, dia itu adalah sumoiku sendiri, Ong-ciangkun.
Tadinya dia terbujuk oleh Pek-lian-kauw karena pengaruh sihir
dan sekarang dia sudah sadar, bahkan dia kini yang hendak
mengawasi Im-yang-pai, dan hendak menentang Pek-liankauw.
Jangan khawatir, tentang sumoi, akulah yang tanggung
!"
Diam-diam Ong Gi merasa khawatir sekali, akan tetapi dia
tidak berani membantah dan malam itu juga dia memimpin
pasukan meninggalkan tempat itu dan kembali ke kota raja.
Sementara itu, tiga orang muda perkasa itu dijamu oleh para
ketua Im-yang-pai, dan dilayani oleh para anak buah Im-yangkauw,
termasuk juga Liam Hwi Nio gadis cantik yang bermulut
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
indah dihias lesung pipit itu yang sambil melayani tiada
hentinya mengirim kerling memikat kepada pemuda yang
selama ini dipuja dan dicintanya, yaitu Coa Gin San! Muka Gin
San menjadi merah dan jantungnya menjadi berdebar
menghadapi gadis ini, akan tetapi karena di situ terdapat
banyak orang lain, terutama Ling Ling dan Sian Lun, maka dia
pura-pura tidak melihat dan menunduk saja, melanjutkan
makan minum dan hanya menujukan perhatiannya kepada
sumoi dan suhengnya.
Setelah makan minum, tiga orang muda itu melanjutkan
percakapan mereka bertiga saja di ruangan tamu di mana
mereka menceritakan kembali semua riwayat perjalanan
mereka selama mereka berpisah, akan tetapi tentu saja
rahasia-rahasia pribadi mereka tidak mereka ceritakan. Sian
Lun tidak menceritakan betapa dia hendak diambil mantu oleh
keluarga Yap Yu Tek, dijodohkan dengan Yap Wan Cu, dan
Gin San tentu saja tidak menceritakan tentang
petualangannya dengan wanita-wanita. Selama percakapan
berlangsung, Gin San lebih banyak mendengarkan saja,
karena betapapun juga dia merasa bahwa dia telah banyak
melakukan penyelewengan, dan diapun merasa bahwa dia
bukan anggauta keluarga dari "tiga naga sakti'' yaitu ayah
Sian Lun dan ayah bunda Ling Ling, sungguhpun harus
diakuinya bahwa ayah bunda Ling Ling telah merawatnya dan
mendidiknya semenjak dia kecil, mengangkatnya dari lembah
kesengsaraan sebagai seorang anak yatim piatu gelandangan.
Menjelang tengah malam, barulah tiga orang itu mengaso
dan memasuki kamar masing-masing yang telah disediakan
oleh Im-yang-pai untuk mereka. Dan belum lama setelah Gin
San merebahkan tubuhnya di atas pembaringan, pintu
kamarnya diketuk orang perlahan-lahan dari luar. Pemuda ini
cepat meloncat dan membuka pintu dengan waspada, dan dia
terbelalak girang ketika melihat bahwa yang mengetuk pintu
itu adalah Liang Hwi Nio! Gidis cantik ini dengan muka merah
dan menunduk kemalu maluan berdiri di situ dengan sikap
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pasrah! Gin San menarik tangannya ke dalam kamar, menutup
pintu dan memeluk gadis itu, menciuminya dengan penuh
perasaan rindu. Hwi Nio terkejut sekali melihat sikap ini! Gin
San yang dahulu bersikap halus itu kini begitu penuh dengan
nafsu yang bernyala nyala dan menciuminya sampai dia
kehabisan napas!
"Ahh..... Hwi Nio.... Hwi Nio, betapa aku rindu kepadamu,
kekasihku ...." dia berbisik dan dara itu menyembunyikan
mukanya di dada pemuda yang dipujanya selama ini.
"Telah lama....... aku menanti nantimu ..,taihiap......."
"Tidak leluasa di sini, mari kita bertemu di luar saja......."
"....... di mana........?" Dada gadis itu turun naik dan
napasnya agak terengah oleh belaian yang penuh nafsu tadi.
"Kau tahu pondok dalam hutan tempat tinggal
kauwcu........?"
Gadis itu mengangguk,
"Nah, kau keluarlah, kita bertemu di sana.... Hwi Nio
mengangguk lagi, lalu keluar dari kamar itu. Dengan jantung
berdebar Gin San memperhatikan dengan telinganya, khawatir
kalau ada yang tahu akan kedatangan gadis itu tadi. Akan
tetapi sunyi saja di sekeliling itu, tanda bahwa semua orang
telah pergi tidur setelah mengalami ketegangan dan kelelahan
pertempuran siang tadi. Diapun cepat membuka jendela dan
meloncat keluar, berhati-hati sekali karena maklum bahwa di
situ, selain suhengnya dan sumoinya, terdapat orang-orang
pandai yang akan dapat mendengar gerakannya kalau dia
tidak berhati-hati. Tak lama kemudian, Gin San sudah berjalan
menuju ke dalam hutan, menuju ke pondok bekas tempat
tinggal Tang Kim Hwa atau Kim-sim Nio-cu Bu Siauw Kim !
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Setelah tiba di depan pondok, dia disambut oleh Hwi Nio
yang telah menanti di situ dengan hati berdebar-debar. Tanpa
banyak cakap, dengan jantung berdebar mereka saling dekap,
saling cium dan terhuyung - huyung masuk ke dalam pondok.
Ketegangan dan nafsu
berahi yang menggelora
membuat Gin San seperti
kehilangan suaranya, tidak
mampu berkata kata, hanya
menghujani gadis itu
dengan ciuman dan belaian
penuh nafsu. Sebaliknya,
Hwi Nio yang sejak dahulu
mencinta pemuda ini, hanya
menyerah pasrah dan rasa
malu dan tegang membuat
diapun tidak dapat berkata
apa-apa. Keduanya masuk
ke dalam kamar tidur
seperti dengan sendirinya,
dan tenggelamlah keduanya ke dalam permainan nafsu
asmara yang berkobar kobar!
Sungguh kasihan sekali Hwi Nio ! Dia adalah seorang
perawan yang selama hidupnya belum pernah berdekatan
dengan pria, apa lagi bermain cinta seperti itu. namun, dia
sudah jatuh cinta secara mendalam kepada Gin San dan dia
rela menyerahkan tubuh dan nyawanya untuk pemuda itu !
Apa lagi, dia adalah seorang penganut Agama Im yang kauw
di mana tidak terdapat tekanan terhadap hubungan jasmani
antara pria dan wanita! Hubungan seks antara pria dan wanita
dianggap sebagai pertemuan antara Im dan Yang, dan
karenanya dianggap wajar dan tidak perlu ditentang! Inilah
sebabnya mengapa Im-yang-kauwcu sendiri melakukan
hubungan seks secara bebas dengan siapa saja yang
disukainya tanpa ada tantangan dari ayahnya sendiri, karena
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
memang di dalam agama mereka tidak mengajarkan hukumhukum
susila yang menentang hubungan seks gelap yang
biasanya disebut perjinaan oleh kesusilaan masyarakat
umumnya itu.
Memang patut dikasihani seorang perawan seperti Hwi Nio
itu! Demikianlah pandangan umum, karena umum terikat oleli
hukum hukum kesusilaan yang membatasi hubungan antara
pria dan wanita itu. Hubungan seks baru dianggap " sopan "
dan sah kalau hal itu dilakukan oleh pria dan wanita yang
telah menjadi suami isteri. Baik ada cinta kasih di situ atau
tidak, baik si isteri itu adalah seorang wanita yang memang
dengan rela mau menjadi isteri, hal ini tidak lagi masuk
hitungan. Pendeknya, asal sudah "menikah" maka hubungan
seks dianggap sopan dan baik, sungguhpun wanita yang
disebut isteri itu boleh menangis lahir atau batinnya ketika
terpaksa harus melayani sang suami yang tidak dicintanya.
yang dikawinmya karena harta, karena kedudukan, karena
paksaan orang tua dan sebagainya lagi.
Benarkah Hwi Nio patut dikasihani? Dia seorang gadis yang
bebas, yang menyerahkan dirinya dengan penuh kesadaran,
dengan penuh kerelaan dan didasari cintanya terhadap Gin
San! Dia menyerahkan dirinya dengan hati bersih ! Akan
tetapi, sungguh sayang, dara yang mulus hatinya ini menjadi
korban nafsu berahi dari pemuda yang telah dibangkitkan
nafsunya oleh Bu Siauw Kim itu ! Gin San sebaliknya
menggauli Hwi Nio bukan berdasarkan cinta, melainkan
berdasarkan gelora nafsu berahi! Inilah yang patut
disayangkan sehingga dara itu menjadi korban, sungguhpun
demi cintanya, Hwi Nio tidak akan pernah menyesal. Hanya,
umum akan memandangnya rendah dan hina! Apa lagi kalau
kelak dia sampai melahirkan anak tanpa ayah ! Akan celakalah
hidupnya, akan dikutuk masyarakat, dijauhkan orang sebagai
sampah ! Sebaliknya, seorang wanita yang dipaksa menjadi
isteri orang karena harta, karena paksaan orang tua dan
sebagainya lagi itu, wanita yang melayani pria yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dinamakan suaminya bukan karena cinta melainkan karena
tertarik oleh harta atau oleh paksaan, wanita seperti ini
dihormati orang dianggap sebagai seorang isteri yang sah dan
bersusila! Betapa janggalnya kalau kita menjenguk ke dalam
apa yang kita namakan kebudayaan dan kesusilaan ini! Betapa
banyak hal hal yang amat aneh terjadi di dalamnya, namun
yang sudah kita terima begitu saja dengan kedua mata
terpejam !
Semalam itu Hwi Nio tenggelam dalam pelukan pria yang
dicintanya dan dia merasa puas, dia merasa bahagia, dia
merasa gembira. Menjelang pagi, mereka terbangun dari tidur
nyenyak dan begitu saling memandang, timbul pula gairah
mereka dan kembali mereka memadu kasih yang tak
mengenal kepuasan itu. Akhirnya Gin San yang bangkit dan
menarik tangan Hwi Nio.
"Lekas kita kembali, jangan sampai ada yang tahu!"
Hwi Nio membelalakkan matanya yang indah. "Kalau ada
yang tahupun mengapakah, koko ? Aku akan merasa bangga
sekali!"
"Ah, akan tetapi, manis........ aku...... aku belum
mempunyai ingatan untuk menikah dalam waktu dekat ini."
Dia menduga bahwa tentu Hwi Nio akan menangis sedih, akan
tetapi dugaannya itu meleset sama sekali. Hwi Nio merangkul
dan mencium dagunya.
"Terserah kepadamu, koko. Akupun menyerahkan diri
kepadamu bukan untuk sebuah perkawinan, melainkan karena
dasar cintaku kepadamu. Aku tidak mengharapkan apa-apa "
"Ohh .......?" Gin San terbelalak dan hatinya seperti ditusuk
rasanya. Ah, betapa murni hati dara ini ! Dan betapa besar
cinta kasihnya kepadanya! Dan dia telah mempermainkan
begitu saja !
"Hwi Nio, kau....... kau maafkan aku...... "
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ih, apa yang harus dimaafkan ?"
"Aku telah merenggut keperawananmu...... tanpa ....... janji
untuk menikah........ "
"Kalau kita saling mencinta, apa salahnya?"
Gin San tidak mengerti tentang Agama Im-yang kauw,
maka dia makin terheran. Diam-diam dia merasa mukanya
seperti ditampar oleh kata-kata itu Apakah dia mencinta Hwi
Nio? Kalau dia mencinta, tentu dia tidak akan membiarkan
nafsu berahinya menyeretnya sehingga dia menggauli Hwi Nio
yang masih perawan ! Kalau dia mencinta Hwi Nio tentu dia
akan mengawini gadis ini sebelum mengajaknya tidur ! Tidak,
dia tidak mencinta gadis ini hanya tertarik oleh kecantikannya
dan hanya ingin memperalat gadis itu untuk melampiaskan
nafsu berahinya ! Gin San memejamkan mata, kemudian dia
memegang tangan Hwi Nio, memandang wajah dara itu
sejenak, kemudian dia berkata, "Aku kembali lebih dulu!"
Sekali meloncat dia sudah lenyap dari depan gadis itu. Hwi Nio
merangkapkan kedua tangan di depan dada, matanya berseri
seri dan hatinya dipenuhi oleh rasa bahagia. Tidak ada rasa
penyesalan di dalam hatinya, karena merang dia tidak
mengenal hukum yang menyalahkan perbuatannya itu. sesuai
dengan pendidikannya di dalam Im-yang-kauw. Dia tahu
bahwa kakaknya tidak akan menyukai hal ini, akan tetapi dia
tidak perduli. Dia mencinta Coa Gin San dan bersedia
mengorbankan apapun untuk kebahagiaan pemuda itu !
Pagi hari itu juga, tiga orang muda perkasa itu pergi
meninggalkan Im-yang-pai, diantar oleh dua orang ketuanya
sampai di luar hutan. Liang Hwi No juga ikut mengantar, dan
dia tahu bahwa dia tidak boleh memperlihatkan cinta kasihnya
kepada orang lain terhadap Gin San, seperti yang dipesankan
oleh Gin San semalam kepadanya, maka hanya pandang
matanya saja yang ditujukan kepada pemuda itu penuh kasih
sayang dan kemesraan. Gin San menangkap sinar mata ini
yang langsung menusuk jantungnya dan membuatnya terharu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Betapa mungkin dia akan dapat melupakan pandang mata
seperti itu!
***
Kurang lebih limapuluh orang yang berkumpul di dalam
hutan yang lebat itu kelihatan berduka dan juga penasaran
Sebagian besar kelihatan seram dan berwajah kejam, dengan
mata kemerahan tanda orang yang biasa mempergunakan
kekerasan, akan tetapi ada pula yang berwajah pucat seperti
orang putus harapan. Pakaian merekapun macam-macam, ada
yang pakaian dan gelung rambutnya seperti para tosu, akan
tetapi ada pula yang berpakaian biasa seperti petani, ada yang
seperti pakaian ahli ahli silat dan ada juga yang pakaiannya
tambal-tambalan. Di antara limapuluh orang ini terdapat tujuh
orang wanitanya yang juga kelihatan bengis Mereka itu jelas
membayangkan kekerasan seperti biasa orang-orang golongan
hitam di dunia kangouw. Dan memang demikianlah adanya.
Mereka adalah sisa-sisa orang Beng-kauw yang lari kocar-kacir
karena diserbu dan dihancurkan oleh lm yang pai yang
dibantu oleh Ling Ling. Dalam penyerbuan itu, tiga orang
ketua mereka tewas semua, bahkan murid-murid utama Bengkauw
juga tewas sehingga yang tinggal hanyalah murid-murid
kelas menengah saja dan para anggauta rendahan. Mereka ini
berhasil melarikan diri setelah lebih dari setengah jumlah
mereka roboh dan tewas dalam pertempuran itu. Dan kini,
limapuluh orang ini bersembunyi di dalam hutan lebat, tidak
berani keluar karena mereka maklum bahwa kalau bertemu
dengan orang orang Im yang pai tentu mereka akan dibunuh.
Mereka hidup liar di dalam hutan-hutan itu, makan seadanya,
tumbuh-tumbuhan dan binatang-binatang hutan yang dapat
mereka tangkap, dan ada kalanya mereka juga berhasil
merampok orang-orang yang kebetulan lewat di dekat hutan
atau merampok penduduk dusun-dusun kecil terpencil yang
miskin sehingga tidak begitu menghasilkan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Untung bagi mereka bahwa mereka itu dibantu oleh Hekhouw
Ma Siok, yaitu hartawan yang tinggal di dusun dekat Ankian,
hartawan yang menjadi murid mendiang Hek-bin Saikong
sehingga mereka tidak sampai kelaparan.
Pagi hari itu, selagi mereka bercakap-cakap dan mencari
jalan untuk memperbaiki nasib mereka, tiba-tiba datang dua
orang di antara mereka berlari lari dan membawa berita yang
amat mengherankan, yaitu bahwa ada seorang wanita cantik
sekali lewat di dekat hutan itu seorang diri!
"Huh, buat apa wanita cantik? Paling-paling dia orang
dusun yang mencari kayu, dan kalau kalian hendak berbuat
tidak patut, aku akan menentang kalian karena hal itu akan
membuat keadaan kita akan terancam lagi," kata seorang di
antara tujuh orang wanita itu yang merupakan tokoh-tokoh
kelas menengah dari Beng-kauw.
"Akan tetapi, dia tidak kelihatan seperti orang dusun,
pakaiannya indah dan dia memakai perhiasan gelang emas,
dan dia sedang berjalan sambil menangis !" kata pelapor tadi.
Mendengar ini, bangkitlah semangat mereka, bahkan
mendengar "gelang emas" tujuh orang wanita Beng-kauw
itupun menjadi penuh perhatian.
"Mari kita lihat!" kata seorang di antara mereka, seorang
laki-laki berusia lima puluh tahun dengan muka penuh brewok
dan bermuka bopeng. Dia ini sekarang menjadi pimpinan
karena dia merupakan murid Beng-kauw yang terhitung paling
pandai di antara mereka, dan biarpun tidak secara sah dia
diangkat menjadi kepala, namun gerombolan liar yang
kehilangan pimpinan itu takut dan tunduk kepada orang yang
terkuat ini. Maka berangkatlah limapuluh orang ini beramairamai
ke arah yang ditunjukkan oleh dua orang pelapor tadi
dan tak lama kemudian mereka sudah mengepung seorang
wanita cantik yang berjalan perlahan sambil menangis.
Wanita itu bukan lain adalah Bu Siauw Kim atau bekas
ketua Im-yang kauw! Setelah menemukan kesenangan yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
amat pendek umurnya dengan Gin San, kembali wanita ini
merana, sekali ini malah lebih hebat lagi karena selain
ditinggalkan kekasih, juga dia kehilangan segala-galanya !
Kehilangan kedudukan, kehilangan perkumpulan, kehilangan
segala-galanya. Dia tidak tahu apa jadinya dengan Im-yangpai
dan bagaimana pula dengan nasib ayahnya, akan tetapi
mengingat akan kelihaian tiga orang muda yang benar benar
memiliki kesaktian bebat itu, sedikit harapan ayahnya akan
masih hidup. Maka, karena merasa berduka akan nasibnya,
dia menangis seorang diri, tidak tahu harus pergi ke mana!
"Hei, nona, berhenti dulu !"
Bentakan ini membuat Bu Siauw Kim mengangkat muka
memandang dan ternyata dia telah dikepung oleh kurang lebih
limapuluh orang yang kelihatan liar-liar. Diapun sudah tahu
tadi bahwa ada banyak orang menghampirinya akan tetapi
karena sedang tenggelam dalam kesedihannya, dia tidak
perduli. Kini, melihat begitu banyaknya orang yang liar, dia
menduga bahwa mereka tentulah perampok-perampok. Akan
tetapi, dia mengenal cara berpakaian beberapa orang yang
kelihatan seperti saikong atau. tosu itu, maka timbul
pertanyaan di hatinya dari golongan mana gerangan orangorang
ini. Kemudian timbul keinginan untuk menundukkan
orang-orang ini agar dia bisa mendirikan sebuah perkumpulan
lagi, duduk sebagai ketuanya dan dilayani oleh banyak orang
yang berada di bawah kekuasaannya! Pikiran inilah yang
menyelamatkan semua orang itu, karena kalau tidak ada
keinginan ini, kiranya dalam keadaan marah dan sedih itu
mudah saja bagi Bu Siauw Kim untuk membunuh mereka
semua !
"Berlututlah kalian semua dan angkat aku sebagai kepala,
aku akan memberi kehidupan yang lebih baik kepada kalian !"
katanya sambil mengusap kering bekas air matanya.
Tidak ada seorangpun di antara mereka yang menduga
bahwa wanita ini adalah bekas ketua im-yang-kauw, dan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
melihat wanita yang menangis seorang diri dan kelihatan
lemah ini, tentu saja ucapan wanita itu memancing ketawa
mereka.
"Ha-ha-ha, engkaulah yang harus berlutut di depan kakiku,
nona. Dan melihat engkau cukup cantik, kalau engkau menjadi
isteriku, tentu kawan-kawanku tidak keberatan menerimamu
sebagai seorang di antara kita, ha-ha ! "
Si muka bopeng yang sebagian tertutup brewok itu berkata
sambil tertawa karena memang dia amat tertarik akan
kecantikan yang menonjol ini.
Bu Siauw Kim memandang kepada si brewok, lalu
tersenyum. Bukan main manisnya senyum ini, membuat
mereka yang memandang menjadi makin tertarik. "Engkaukah
kepala gerombolan ini? Siapa namamu ?"
"Aku bernama Tiat-thouw houw (Macan Kepala Besi) Ma Li
Thong !" jawab laki-laki itu dengan dada dibusungkan.
Memang dadanya tebal dan lebar, tubuhnya seperti raksasa
dan nampaknya kuat sekali. "Akulah yang memimpin kawankawanku
ini"
"Aku mau menjadi isterimu kalau dalam sepuluh jurus
engkau mampu merobohkan aku!" jawab Bu Siauw Kim.
"Sebaliknya kalau tidak, engkau dan kawan-kawanmu ini harus
berlutut dan mengangkat aku menjadi kepala kalian."
Ma Li Thong tertawa bergelak diikuti oleh teman-temannya,
Ma Li Thong adalah seorang laki-laki yang amat kuat,
dikeroyok oleh sepuluh orang laki.laki biasa saja masih akan
menang, apa lagi harus melawan wanita ini dalam sepuluh
jurus!
"Ha-ha-ha, sayang dong kalau harus merobohkanmu, tentu
kulitmu yang putih halus itu akan lecet-lecet dan aku nanti
yang rugi! Begini saja, dalam satu jurus aku akan dapat
menangkap dan memelukmu. Akur ? "
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kembali semua orang tertawa dan Bu Siauw Kim juga
tersenyum. "Kalau dalam satu jurus engkau roboh dan tak
dapat bangkit lagi bagaimana ?"
"Ha ha, kita lihat saja. Nah, sudah siapkah engkau ?" Ma Li
Thong berseru.
Bu Siauw Kim berdiri biasa saja karena dia sudah tahu
bahwa calon lawan ini hanya lagaknya saja hebat akan tetapi
sebetulnya tidak berisi. "Mulailah!" tantangnya. Dia melihat si
bopeng itu berdiri dengan kedua kaki terpentang, kedua
lengan dikembangkan lebar seperti seekor biruang hendak
menerkam. Dia pura - pura tidak tahu akan bahaya dan diam
saja.
"Lari ke mana kau?" Tiba-tiba Ma Li Thong berseru sambil
menerkam ke depan, kedua lengannya menyambar dari kanan
kiri, dipandang oleh kawan-kawannya dengan mata penuh
kegembiraan, karena mereka sudah bernafsu ingin melihat
wanita cantik itu dipeluk oleh si bopeng yang tinggi besar itu !
Akan tetapi, sebelum si bopeng itu dapat menyentuh
wanita itu, tiba-tiba saja dia terpental ke belakang dan roboh
terbanting, menggereng dan mengaduh-aduh karena dalam
sekejap mata tadi, ujung kaki yang kecil dari Siauw Kim telah
menendangnya, sekali pada perutnya dan sekali lagi, perlahan
saja, pada bawah pusarnya yang mendatangkan rasa sakit
bukan main, sampai kiut-miut rasanya menyusup ke tulang
sumsum, membuat dia mendekap anggauta tubuh yang
seperti akan pecah rasanya itu sambil meringis.
Seorang anggauta wanita Beng-kauw yang: sudah berusia
limapuluh tahun lebih, tiba-tiba saja mengeluarkan seruan
nyaring, "Dia itu adalah Im-yang-kauwcu ! Serang........!!"
Kiranya anggauta Beng-kauw wanita ini sudah pernah
melihat Bu Siauw Kim. Kalau tadi dia tidak mengenalnya
adalah karena biasanya sebagai ketua Im-yang-kauw, Bu
Siauw Kim mengenakan baju sutera serba putih dengan sabuk
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
hitam. Akan tetapi kini wanita cantik itu mengenakan pakaian
serba hijau maka dia tidak mengenalnya. Baru setelah Bu
Siauw Kim bergerak dan memperlihatkan kelihaiannya yang
luar biasa, yaitu dalam segebrakan saja mampu merobohkan
Ma Li Thong, wanita ini segera mengenalnya! Dan memang Bu
Siauw Kim telah berganti pakaian hijau, tidak mau dia
mengenakan pakaian ketua Im-yang kauw lagi yang mudah
dikenal orang dalam perjalanannya yang tanpa tujuan itu.
Mendengar seruan itu, semua orang terkejut dan Ma Li
Thong melupakan rasa nyeri yang hebat itu lalu berteriak
teriak menyuruh kawan-kawannya untuk maju mengeroyok,
sedangkan dia sendiri bangkit berdiri, bukan untuk bantu
mengeroyok karena dia masih terus mendekap bawah
pusarnya yang masih sakit itu. Limapuluh lebih orang itu lalu
mencabut senjata masing-masing dan maju mengeroyok Bu
Siauw Kim.
"Apakah kalian sudah bosan hidup dan tidak mau menyerah
kepadaku?" bentak Bu Siauw Kim.
Akan tetapi orang-orang Beng kauw yang merasa amat
sakit hati itu mana mau tunduk? Apa lagi karena mereka yakin
bahwa tidak mungkin ketua Im-yang kauw mau mengampuni
mereka, maka dari pada mati konyol lebih baik mati melawan
mengandaikan banyak orang!
Bu Siauw Kim merasa gemas juga dan dia membagi-bagi
tamparan yang cukup membuat mereka itu roboh malang
melintang tanpa membunuhnya Tiba tiba nampak bayangan
orang berkelebat dan seorang laki laki menerjangnya, Bu
Siauw Kim yang mengira bahwa orang ini tentu seorang di
antara para pengeroyoknya, membalik dan menampar ke arah
pundak orang itu.
"Plakk!" Orang itu menangkis dan akibatnya, keduanya
terdorong ke belakang dan keduanya sama-sama kaget. Bu
Siauw Kini cepat melompat ke belakang dan memandang,
Kiranya yang baru datang dan menangkisnya ini adalah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
seorang laki-laki yang usianya kurang lebih limapuluh tahun,
pakaiannya jubah pendeta namun mewah dan dari kain sutera
halus, di pinggangnya terselip sebatang tongkat emas dan
wajah pria ini tampan dan gagah! Terkejutlah Bu Siauw Kim,
sebaliknya, pria itupun kelihatan terkejut dan kagum
memandang Bu Siauw Kim yang cantik. Akan tetapi, pria itu
lalu menoleh kepada orang-orang yang tadi mengeroyok
wanita cantik itu, lalu dia bertanya dengan suara halus penuh
wibawa,
"Aku mencari orang-orang Beng- kauw kabarnya berkumpul
di hutan ini. Apakah kalian ini sisa anggauta Beng-kauw?"
Jilid XXX
MA LI THONG yang kini
sudah tidak menderita lagi,
anggauta tubuh yang
tertendang tadi tidak begitu
nyeri lagi, melangkah maju.
Dia mengandalkan kawankawannya
yang banyak, dan
dia lalu menjawab gagah,
"Kalau benar demikian,
mengapa? Siapakah engkau
?"
"Aku adalah ketuamu yang
baru!" jawab pria itu dan dia
sudah mengeluarkan sebuah
bendera berwarna putih yang
berkilauan seperti perak!
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Melihat bendera ini, serta-merta semua orang anggauta Bengkauw
itu menjatuhkan diri berlutut dan mulut mereka
menyebut, "Kauwcu yang mulia.......!"
"Ketahuilah bahwa aku sengaja datang dari Beng-kauw
pusat di selatan untuk memimpin kalian setelah Beng-kauw di
utara berantakan dan ketua kalian telah tewas semua. Mulai
saat ini, aku Pek-ciang Cin-jin Ouw Sek menjadi ketua kalian."
''Hidup kauwcu.......!" Ma Li Tong berseru dan kawankawannya
semua lalu berteriak, "Hidup........!" Mereka
kelihatan gembira sekali karena kini memperoleh seorang
ketua baru. "Kauwcu, jangan lepaskan wanita itu, dia adalah
Im yang kauwcu! Perkumpulan kami dibinasakan oleh Imyang-
kauw, maka harap kauwcu suka membalaskan dendam
sakit hati kami terhadap perempuan yang menjadi ketua Imyang-
kauw ini!"
Pria itu memang Ouw Sek. Seperti kita ketahui Ouw Sek
yang hendak merebut kedudukan kauwcu di Beng kauw pusat,
yaitu di selatan, telah gagal oleh munculnya Coa Gin San yang
tidik diduga-duganya. Karena tidak ingin dikeroyok, apa lagi di
sana ada Gin San yang amat lihai, bahkan seimbang dengan
dia, terpaksa dia melarikan diri ke utara membawa bendera
keramat sebagai senjata untuk merebut kedudukan ketua di
Beng-kauw utara. Akan tetapi, begitu tiba di utara, dia
mendengar bahwa Beng-kauw telah berantakan dan hancur
oleh serbuan Im yang-kauw, dan bahwa sisa anggauta Bengkauw
telah lari cerai-berai. Tentu saja dia menjadi kecewa
sekali. Apa artinya ketua tanpa anggauta? Apa artinya
memegang bendera keramat kalau tidak akan ada yang
memuja dan mentaatinya? Dia harus mencari para anggauta
itu, sisa orang-orang Beng-kauw. Maka dia lalu melakukan
penyelidikan dan berkat kepandaiannya yang tinggi, akhirnya
dia dapat menemukan sisa orang-orang Beng-kauw itu, tepat
pada saat orang-orang itu mengeroyok Bu Siauw Kim.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mendengar ucapan Ma Li Thong itu, Ouw Sek terkejut
bukan kepalang. Cepat dia memutar tubuh dan kini dia berdiri
berhadapan dengan Bu Siauw Kim, sepasang matanya yang
berminyak atau mata keranjang itu menjelajahi wanita itu dari
ujung rambut sampai ke kaki dan diam-diam dia memuji
karena kagum mendapatkan seorang wanita yang benar benar
amat cantik dan sudah "matang" Akan tetapi kalau wanita ini
benar-benar ketua Im-yang-kauw, berarti dia berhadapan
dengan musuh besar. Dan tadi, dalam pertemuan tenaga, dia
tahu bahwa wanita ini bukan orang sembarangan.
Di lain fihak, Bu Siauw Kim juga memandang kepada Ouw
Sek dengan pandang mata menilai dan mengukur. Pria ini
tentu memiliki ilmu yang tinggi, pikirnya, dan buyarlah
harapannya untuk dapat memaksa orang-orang ini menjadi
anak buahnya. Tapi, kalau dia dapat bekerja sama dengan
pria ini, bukankah baik sekali itu? Pria ini cukup tampan dan
gagah, dan sudah "matang", tidak hijau seperti Gin San atau
bahkan Gan Beng Han sekalipun. Dari sinar matanya saja
tahulah dia bahwa pria ini akan lebih senang bersahabat
dengan dia daripada bermusuh. Kerling mata dan senyumnya
itu begitu penuh janji mesra !
"Toanio, benarkah laporan anak buahku bahwa engkau
adalah Im-yang-kauwcu?" Ouw Sek bertanya tanpa
menghentikan kerling memikat dan senyum kagum itu.
Bu Siauw Kim juga tersenyum dan memang wanita ini
manis sekali kalau tersenyum, seperti seorang gadis remaja
saja, padahal usianya, belum tentu lebih muda dari usia Ouw
Sek!
"Kiranya aku berhadapan dengan Beng-kauwcu yang baru!"
katanya dengan suara halus. "Memarg benar, tadinya aku
adalah ketua Im-yang kauw, akan tetapi sekarang tidak lagi!
Sekarang aku hanyalah seorang wanita yang kehilangan
kedudukan dan yang mendendam kepada pemerintah! Imyang-
kauw telah dihancurkan oleh pasukan pemerintah!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ah, begitukah? Memang Beng-kauw dan Im-yang-kauw di
utara ini telah bersikap tolol saling bermusuhan, padahal
alangkah baiknya kalau bekerja sama dan menghadapi
pemerintah bersama-sama, tentu lebih kuat. Bukankah
kaupikir demikian, toanio?"
"Ya begitulah, akan tetapi apa gunanya semua itu? Imyang-
kauw telah hancur, dan Beng kauw pun sudah
berantakan! Lihatlah sisa anak buahmu itu, tidak ada
harganya sama sekali ! "
Ouw Sek menengok dan tertawa. "Apa sukarnya kalau kita
bangun kembali ? Bagaimana kalau kita bekerja sama untuk
membangun kembali perkumpulan yang kuat?"
"Apa maksudmu dengan bekerja sama itu?" Bu Siauw Kim
bertanya dan dua orang itu bicara sambil tersenyum, seolaholah
dua orang sahabat lama yang merundingkan sesuatu,
padahal di balik senyum itu terdapat penilaian masing-masing
untuk dapat saling mengalahkan!
"Ah, mudah sekali, toanio. Aku adalah Beng-kauwcu dan
kalau engkau mau bekerja sama engkau dapat kuangkat
menjadi wakilku atau pembantuku."
"Hemm, agama kita seperti bumi langit jauh bedanya."
"Eh, engkau masih mengukuhi agamamu toanio? Aku
sendiri tidak mengukuhi Agama Beng-kauw, yang penting
bagiku adalah membangun kembali perkumpulan kita. Engkau
boleh mempelajari Beng-kauw dan aku belajar tentang Imyang-
kauw darimu, kemudian kita ambil yang bermanfaat dan
menggabungkan keduanya itu, bukankah itu baik sekali? "Bu
Siauw Kim tertawa. Dia sendiri sejak dulu juga tidak begitu
tegas soal agama, tidak seperti susioknya, Cin Beng Thiancu
maka ucapan ketua Beng kauw yang baru ini amat
menyenangkan hatinya.
"Baiklah, mari kita bertaruh."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bertaruh bagaimana maksudmu ?" Kita berdua bisa
menjadi ketua dan pembantunya, hanya soalnya siapa yang
akan menjadi ketua dan siapa pembantunya. Hal ini baru jelas
kalau kita sudah bertanding, bukan?"
"Ha-ha ha, bagus sekali ! Pandangan toanio amat tepat dan
cocok sekali dengan aku. Baik, mari kita tentukan siapa yang
patut menjadi ketua dan siapa pembantunya."
Bu Siauw Kim lalu melolos sabuk hitam yang
disembunyikan di balik bajunya dan sekali dia mengebut,
sabuk itu meluncur ke udara dan membuat gerakan seperti
seekor naga melayang-layang amat indahnya sehingga para
anggauta Beng-kauw yang merasa gembira karena kini
memperoleh seorang ketua baru itu bersorak memuji.
"Bagus, senjata toanio amat hebat" Ouw Sek yang memang
pandai merayu wanita itu memuji dan diapun sudah mencabut
tongkat emasnya yang berkilauan. Ketika semua anggauta
Beng-kauw melihat tongkat itu, agaknya baru sekarang
mereka menduga bahwa tongkat itu terbuat dari pada emas,
maka di sana - sini terdengar seruan kagum bukan main.
Tongkat seberat itu terbuat dari pada emas, tentu luar
biasa mahal harganya !
"Mulailah, toanio !" Ouw Sek mempersilakan sambil
melintangkan tongkat emas yang panjangnya hanya selengan
itu ke depan dada.
"Lihat serangan!" Bu Siauw Kim berseru dan cambuknya
berputar putar di udara, kemudian mengeluarkan ledakan dua
kali dan ujung cambuk itu sudah melecut ke arah jalan darah
di leher lawan
"Bagus!" Ouw Sek cepat mengelak dengan gerakan kaki
mendekat, lalu tongkatnya meluncur ke depan, menusuk ke
arah lambung lawan. Namun Bu Siauw Kim dapat mengelak
pula sambil menggerakkan kaki mundur menjauh dan ujung
cambuk dari sabuk itu kembali telah melecut-lecut, kini
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sekaligus mengirim serangan totokan tujuh kali berturut-turut
yang amat hebat dan berbahaya sekali ! "
"Hmmm...........!" Diam-diam Ouw Sek kagum juga.
Memang wanita ini memiliki ilmu kepandaian yang tinggi,
cukup tinggi dan dapat diandalkan untuk menjadi
pembantunya, pikirnya. Diapun mengeluarkan kepandaiannya,
tidak mau mengelak melainkan menangkis dengan
tongkatnya, membuat ujung sabuk itu terpental dan ada tiga
kali totokan yang diterimanya begitu saja oleh tubuhnya.
Bu Siauw Kim terkejut bukan main. Totokan totokan yang
diterima oleh tubuh lawan itu adalah totokan sabuknya yang
amat kuat, apa lagi yang kena totok adalah jalan darah yang
mematikan, akan tetapi ketika ujung sabuknya mengenai
tubuh lawan, sabuknya tergetar hebat dan terpental kembali.
Tahulah dia bahwa lawannya ini memiliki sinkang yang amat
kuat sehingga dia berani melindungi jalan darah itu dengan
sinkangnya dan ternyata totokan sabuknya memang terpental.
Bukan main! Akan tetapi wanita ini biarpun sudah tahu bahwa
lawannya amat lihai, tidak menjadi jerih dan tidak mau
mengalah begitu saja. Sabuknya masih terus berputaran dan
meledak-ledak mengirim serangan, dan kini dia membantu
sabuknya itu dengan pukulan tangan kiri yang menggunakan
Ilmu Thian lui-sin-ciang, pukulan kilat yang berhawa panas
sekali ! Namun kembali dia kecele, karena pukulan pertama
ditangkis oleh Ouw Sek yang hendak mengukur sampai di
mana kehebatan pukulan itu dan tangkisan ini membuat Bu
Siauw Kim terhuyung, kemudian ketika pukulan Thian-lui-sinciang
yang ke dua datang, pria itu menerima pukulan itu
dengan dadanya begitu saja.
"Dukkkl" Dan akibatnya, kembali Bu Siauw Kim........
terpental sedangkan yang dipukul tidak apa - apa! Benar -
benar kagumlah Bu Siauw Kim. Ternyata pria ini memiliki
tingkat ilmu kepandaian yang luar biasa hebatnya, lebih hebat
dari pada Coa Gin San agaknya !
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kini maklumlah Bu Siauw Kim bahwa dia tidak akan
menang melawan pria ini, maka dia mengeluarkan pekik
nyaring dan tiba tiba nampak sinar merah, dan saputangannya
yang merah telah dikebutkannya. Saputangan merah ini
mengandung racun dan kalau hawanya yang harum itu
tercium lawan, tentu lawan akan roboh pingsan. Entah sudah
berapa banyaknya lawan .yang roboh oleh saputangan ini.
"Aduh. harumnya.......!" Ouw Sek malah menyedot-nyedot
hidungnya sambil tersenyum, dan sama sekali tidak roboh !
Melihat ini, Bu Siauw Kim lalu menggerakkan sabuk
hitamnya yang meluncur seperti seekor ular dan membelit
leher pria itu seperti buntut ular, membelit dengan kuatnya
dan berusaha untuk mencekik leher itu. Akan tetapi, tiba tiba
Ouw Sek tertawa dan dia menggerakkan tubuhnya berpusing
sehingga sabuk itu melibat-libat lehernya dan dengan
sendirinya tubuhnya kini mendekati Siauw Kim.
Melihat ini, Siauw Kim terkejut sekali dan cepat dia
mengangkat tangan kirinya untuk memapaki tubuh yang
mendekat dan berpusingan itu dengan pukulan Thian lui-sinciang
ke arah kepala, karena dia tidak mau memukul bagian
badan lain yang dapat dilindungi kekebalan. Akan tetapi tubuh
yang kini sudah berada dekat sekali di depan Siauw Kim itu,
tiba-tiba berhenti dan tangan kiri Ouw Sek digerakkan
menangkap pergelangan tangan kiri wanita itu sehingga Siauw
Kim tidak mampu bergerak lagi. Tangan kanan wanita itu
memegang ujung sabuk dan tangan kirinya tertangkap
sehingga dia tidak berdaya. Sementara itu, dengan tangan
kanannya Ouw Sek sudah menotokkan tongkat emasnya dua
kali, tepat mengenai ujung buah dada kiri dari wanita itu.
Hampir Siauw Kim menjerit karena tahu bahwa dia tentu akan
tewas seketika. Akan tetapi totokan itu hanya mendatangkan
rasa geli pada kedua buah dadanya, maka tahulah dia bahwa
lawan itu tidak menotoknya, melainkan hanya menyentuh saja
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dengan halus Dan dia makin kagum karena yakin akan
kepandaian pria itu.
"Aku ...... aku mengaku kalah......." katanya dengan muka
merah karena selain dia merasa jengah akan kekalahannya
yang membuat di sama sekali tidak berdaya itu, juga dua kali
sentuhan ke buah dadanya tadi jelas memperlihatkan
keinginan hati pria itu !
"Ha-ha-ha, engkau hebat, toanio. Engkau patut menjadi
pembantuku ! Heii, kalian semua lihat baik-baik. Dia ini adalah
pembantu utamaku, dan jangan ada yang menganggapnya
sebagai ketua Im-yang-kauw. Siapa berani mengungkatungkat
soal Im-yang-kauw, akan kuhukum mati!" Semua
anggauta Beng-kauw mengangguk- angguk dan merekapun
merasa girang bahwa wanita yang demikian lihainya itu kini
menjadi pembantu ketua mereka yang ternyata lebih lihai lagi
itu.
"Toanio, siapakah namamu? Aku tadi sudah
nemperkenalkan nama kepada para anggauta kita, yaitu Pekciang
Cin jin Ouw Sek."
"Namaku adalah Bu Siauw Kim."
"Baiklah, Siauw Kim, sebagi pembantuku kusebut namamu
saja, lebih akrab, bukan? Dan engkau boleh menyebutku
kauwcu, dan semua anggauta harus menyebutmu Bu-toanio."
Ketua baru ini bersama Siauw Kim lalu berunding dan
mendengarkan penuturan para anggauta Beng-kauw itu
tentang sepak terjang Beng-kauw sebelum dihancurkan.
Betapa Beng-kauw yang berada di utara di bawah bimbingan
mendiang tiga orang ketuanya itu telah mengadakan
hubungan yang. erat sekali dengan orang-orang Tibet dan
orang-orang Khitan yang memiliki bala tentara amat kuat dan
sudah siap di perbatasan utara. Juga para anggauta itu
menyebut nama Hek houw Ma Siok di luar kota An-kian yang
merupakan murid Beng-kauw yang setia dan cukup kaya raya.
Maka dipanggillah Ma Siok ke dalam hutan itu dan kemudian
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dengan bantuan hartawan muda ini, dan juga uang emas
simpanan Ouw Sek dan Siauw Kim, dibangunlah sebuah
perkampungan di dalam hutan itu dan jadilah sarang Bengkauw
yang baru. Dan Ouw Sek membuka pintu Beng-kauw
selebarnya bagi para anggauta baru sehingga berbondongbondong
masuklah orang - orang dari golongan kang - ouw
dan liok - lim yang tertarik untuk menjadi anak buah dari dua
orang yang sakti itu. Sebentar saja jumlah anggauta mereka
dari limapuluh orang telah meningkat menjadi hampir
tigaratus orang !
Share:
cersil...
Comments
0 Comments

Postingan Cersil Terbaru