Kamis, 04 Mei 2017

Cerita Silat KPH Asyik 8 Tiga Naga Sakti

Cerita Silat KPH Asyik 8 Tiga Naga Sakti Tag:cersil cersil indo cersil mandarin full cerita silat mandarin online cersil langka cersil mandarin lepas cerita silat pendekar matahari kumpulan cerita silat jawa cersil mandarin beruang salju. cerita silat pendekar mataharicerita silat indonesia cerita silat kho ping hoo cerita silat mandarin online cerita silat mandarin full cerita silat jawa kumpulan cerita silat cerita silat jawa pdf cerita silat indonesia gratis cerita silat jadul indonesia cerita silat indonesia pendekar rajawali sakti cersil indonesia pendekar mabuk cersil langka cersil dewa arak cerita silat jaman dulu cersil jawa download cerita silat mandarin full cerita silat mandarin online cersil mandarin lepas cerita silat mandarin pendekar matahari cerita silat jawa pdf cersil indonesia pdf cersil mandarin beruang salju kumpulan cerita silat pdf Cerita Silat KPH Asyik 8 Tiga Naga Sakti
kumpulan cerita silat cersil online
Cerita Silat KPH Asyik 8 Tiga Naga Sakti
"Aihh, kiranya Gan-taihiap (pendekar besar Gan) yang
datang ? Apakah engkau juga rindu kepadaku seperti aku
merindukanmu selama ini taihiap? Betapa sering aku berjumpa
denganmu dalam mimpi!" Halus merayu suara itu sehingga
Beng Han menjadi makin merah mukanya. Dia tidak berani
mengangkat muka memandang wanita itu, sedangkan di
sebelahnya, Kui Eng sudah mengepal tinju dan matanya
bernyala-nyala penuh kemarahan !
Wanita itu memang Kim-sim Niocu atau Im-yang-kauwcu,
ketua dari Im-yang-kauw yang amat terkenal di seluruh dunia
kang-ouw itu. Dia ini lebih terkenal dari pada ayahnya, Ko
Beng Thian-cu yang menjadi ketua Im-yang pai dan yang
jarang sekali muncul sungguhpun tentu saja namanya sebagai
ketua perkumpulan besar itu dikenal semua orang. Kim-sim
Niocu agaknya tahu akan kemarahan Kui Eng, maka dia
tersenyum makin manis. Ketika Beng Han melirik, diam-diam
dia amat terheran-heran, demikian pula Kui Eng. Dahulu,
ketika suami isteri ini bertemu dengan Kim-sim Niocu sembilan
tahun yang lalu, wanita ini masih muda, paling banyak berusia
duapuluh tahun, dan kini, sembilan tahun kemudian, wajah
dan tubuh wanita itu sama sekali tidak kelihatan lebih tua
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
setahunpun! Masih kelihatan seperti berusia duapuluh tahun,
atau lebih muda lagi.
"Ha-ha-ha, Gan-hujin (nyonya Gan), engkau kelihatan
masih cantik, sungguhpun sudah tidak segar lagi, seperti
bunga mulai melayu. Tidak heran karena engkau telah
melahirkan anak. Engkau tadi mencela aku dan mengatakan
curang dan keji melihat aku membantu kadal ? Aihh, engkau
tidak tahu betapa kejinya kalajengking itu. Dan aku sedang
mempelajari gerakannya, sungguh hebat dan keji curang lagi,
suka menyerang dari belakang. Berbeda dengan kadal yang
suka menyerang berhadapan. Kupikir-pikir, sifat kadal mirip
sifat suamimu........ eh, Gan-taihiap amat jujur jantan
dan........ hemm, menggetarkan hati wanita. Dia hebat
dan........"
"Perempuan cabul tutup mulutmu!" Kui Eng sudah tidak
dapat menahan kemarahannya lagi. Dia tidak ingat bahwa dia
berada di tempat orang, bahwa wanita itu adalah seorang
ketua yang amat berpengaruh, dan juga memiliki kepandaian
yang melebihi suaminya. Dia lupa bahwa kedatangannya
adalah untuk menyelidiki tentang muridnya yang terculik,
dengan mata mendelik dan sinarnya berapi dia telah
menyerang dengan tangan, yang kiri mencakar muka cantik
itu karena ingin sekali dia merobek-robek wajah yang berkulit
halus putih itu, sedangkan tangan kanan menusuk ke arah
dada seolah-olah dia ingin mcncokel keluar jantung wanita itu!
"Hayaaa........sudah agak layu ditambah galak lagi, tentu
engkau tersiksa di rumah Gan - taihiap. Nah, kau wanita galak
boleh lihat kelihaian kalajengking yang kaubela tadi!" Wanita
baju putih itu kelihatannya diam saja diserang, akan tetapi
tiba-tiba dari belakangnya meluncur sinar hitam yang
melengkung dari atas kepalanya, datang dari belakang persis
seekor kalajengking dan tahu-tahu ujung sinar hitam itu telah
menotok Kui Eng pada saat kedua tangan Kui Eng sudah
berada hanya beberapa senti saja dari sasarannya. Tanpa
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dapat dicegah lagi nyonya muda ini mengeluh dan roboh
dengan lemas !
"Kauwcu (ketua), mengapa engkau mengganggu isteriku ?"
Gan Beng Han menegur dengan suara penuh teguran. Wanita
ini sebelum berhasil memaksanya untuk melayani hasrat
hatinya dahulu telah lebih dulu berjanji tidak akan
mengganggu anak isterinya. Karena percaya akan janji wanita
ini pulalah yang membuat Beng Han berbesar hati untuk
menyusul muridnya yang disangkanya diculik oleh fihak Imyang-
pai. Dia pikir bahwa kalau dia dapat bertemu dengan Imyang-
kauwcu ini maka dia dapat mengingatkan wanita ini akan
janjinya untuk tidak mengganggu dia dan keluarganya,
sedangkan muridnya dapat pula dianggap sebagai
keluarganya sendiri.
Beng Han menegur wanita itu sambil cepat menghampiri
isterinya dan berusaha untuk membebaskan totokannya. Akan
tetapi terkejutlah dia ketika mendapatkan kenyataan bahwa
usahanya itu gagal! Kiranya wanita itu mempergunakan ilmu
totokan yang berbeda sekali dengan Ilmu Tiam-hiat-hoat yang
biasa.
Melihat ini, Kim-sim Niocu tertawa genit. 'Hi-hik, Gantaihiap,
kau tidak akan berhasil. Ketahuilah, setiap kali seekor
kalajengking menyengat, yang disengat tentu akan keracunan
dan mati. Kalau aku tidak ingat kepadamu, idak ingat bahwa
dia ini isterimu, apakah kaukira dia masih bernyawa ? Tidak,
taihiap, aku tidak mengganggu isterimu. Dialah yang
menyerangku dan aku hanya ingin memperlihatkan kepadanya
bahwa kalajengking bukan binatang yang patut dibela karena
curang dan keji. Jurus tadi baru saja kuciptakan dengan
meniru gerakan kalajengking kalau bertanding melawan kadal.
Hebat, bukan?"
Gan Beng Han menarik napas panjang lalu bangkit berdiri.
"Kauwcu, harap kau suka menyembuhkan isteriku."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Baik, baik, itu mudah saja. Kalajengking dapat menyengat
dan meracuni, akan tetapi juga mampu menyembuhkan. Lihat
saja!" Tiba-tiba sinar hitam menyambar dan ternyata sabuk
hitamnya seperti tadi telah menyambar dengan bentuk
melengkung, dua kali menotok pundak dan leher Kui Eng dan
nyonya muda itu sudah dapat bergerak kembali!
Jilid XIV
AKAN tetapi, Kui Eng bukan
Kui Eng dan bukan murid Lui
Sian Lojin kalau dia menerima
kekalahan begitu saja. Sama
sekali tidak! Apalagi melihat
suaminya tidak mampu
memulihkannya, dan suaminya
tidak menyerang wanita itu
sebaliknya minta tolong
menyembuhkannya, dia
menjadi marah luar biasa.
"Singgg........ !" Pedangnya
telah dicabut dan dengan
bentakan nyaring dia telah
menyerang ketua Im-yang-kauw itu!
"Isteriku......... jangan......." Beng Han mencegah, namun
Kui Eng tidak perduli, bahkan pencegahan suaminya ini
membuat api di dalam dadanya makin berkobar. Dia
langsungmenggunakan jurus - jurus terhebat dari Kwi-hoa
Kiam-hoat ciptaan gurunya dan pedangnya lenyap berobah
menjadi sinar bergulung-gulung yang tiba-tiba mencuat dan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menusuk ke arah dada lawan, terus digoreskan ke bawah
sehingga kalau serangan ini mengenai sasaran, dada dan
perut lawan tentu akan terobek dan terbuka !
"Ihhh, hebat!" Kim-sim Niocu berseru dan tubuhnya
berkelebat menjadi bayangan putih yang mencelat ke
belakang, kemudian sinar hitam sabuknya menyambarnyambar.
Terjadilah pertandingan antara pedang bersinar
putih dan sabuk bersinar hitam.
"Hi-hik, terima kasih, nyonya Gan. Aku memang sedang
ingin menyempurnakan ilmu sabuk berdasarkan gerakan
kalajengking dan engkau datang sehingga aku dapat melatih
dan menguji ilmu baruku!" Wanita itu tertawa dan hal ini
membuat Kui Eng makin marah. Pedangnya mendesing-desing
merupakan sinar maut namun gerakan sabuk di tangan Kimsim
Niocu hebat bukan main sehingga ke manapun sinar
pedang menyambar, selalu bertemu dengan sinar hitam dan
tertahan. Bahkan sering sekali sinar hitam itu melengkung
seperti ekor kalajengking menyengat dan beberapa kali Kui
Eng berseru kaget karena hampir saja dia kena ditotok lagi.
Melihat ini, Beng Han merasa khawatir dan serba salah. Untuk
membantu isterinya menyerang, dia hanya akan mempersulit
keadaan saja karena andaikata mereka berdua akan dapat
menangkan ketua Im-yang kauw ini, hal yang masih dia
sangsikan karena kini dia melihat betapa gerakan wanita itu
jauh lebih lihai dari pada sembilan tahun yang lalu, mereka
berdua masih harus menghadapi semua tokoh Im-yang-pai!
Dia tahu bahwa dengan kekerasan, mereka tidak mungkin
akan dapat menolong murid mereka, bahkan membahayakan
keselamatan diri sendiri. Akan tetapi, kini dia melihat betapa
pedang isterinya telah didesak hebat dan gerakannya telah
menjadi lemah.
"Siauw Kim........, jangan celakai isteriku......!" Akhirnya
saking gelisahnya dia berseru dan meloncat ke depan untuk
melindungi isterinya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Im-yang-kanwcu itu tertawa dan meloncat mundur,
menarik sabuk hitamnya sehingga Kui Eng terbebas dari
desakan. "Gan-koko, engkau masih ingat nama kecilku?
Aihh........ terima kasih, kiranya engkaupun tidak dapat
melupakan aku.......... "
Tiba-tiba Kui Eng yang sudah menghentikan serangannya,
menoleh kepada suaminya dan memandang dengan mata
terbelalak. Sinar matanya penuh dengan api cemburu yang
berkobar. Melihat ini, Beng Han menjadi kaget dan gugup.
Saking gelisahnya, tadi dia sampai lupa diri dan menyebut
nama wanita yang pernah menggetarkan perasaan cinta dan
berahinya untuk beberapa lamanya itu, atau tepatnya, selama
setengah malam di dalam taman.
"Kauwcu.......aku........!" Dia tergagap lalu menghadapi
isterinya. "Isteriku, harap kauhentikan penggunaan
kekerasan......."
"Cihh, tak tahu malu!" Tiba-tiba Kui Eng membentak, lalu
membalikkan tubuhnya dan lari meninggalkan mereka.
"Eng - moi.......!!" Beng Han berlari mengejar, akan tetapi
tiba-tiba lengannya dipegang orang dari belakang, yang
memegang adalah tangan halus namun mengandung
kekuatan hebat sehingga larinya tertahan.
"Gan-koko, biarkan saja dia pergi. Aku yang menanggung
bahwa dia tidak akan terganggu. Tanpa bantuanku, apa
kaukira kalian berdua akan mampu keluar dari tempat ini
dengan selamat ?"
Beng Han menjadi kaget dan ragu-ragu Dia tahu bahwa
omongan ini bukan kosong belaka, sedangkan dia melihat
isterinya bukan lari keluar, melainkan masuk lebih dalam dan
kini sudah lenyap di balik bangunan besar di depan. Dia tahu
bahwa mereka telah memasuki sarang harimau dan kiranya
memang hanya wanita cantik ini saja yang akan dapat
menolong mereka dan menolong muridnya. Maka dia menarik
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
napas panjang lalu berkata, "Kauwcu, aku sangat
mengharapkan pertolonganmu agar isteriku dan juga muridku
dapat dibebaskan dan dapat pulang bersamaku dalam
keadaan selamat."
Wanita itu tersenyum dan Beng Han harus mengakui
bahwa kecantikan wanita ini memang masih membekas di
dalam hatinya dan kini kernbali jantungnya merasakan
getaran hangat yang kuat, yang dicobanya untuk ditekan
sehingga terjadi perang di dalam hatinya sendiri. Di satu fihak,
dia tidak ingin melibatkan diri dengan wanita ini karena hal itu
akan memarahkan hati isterinya, dan di lain pihak dia tidak
dapat menyangkal bahwa hatinya tertarik sekali dan ada
kerinduan dalam hatinya terhadap wanita ini.
Jari-jari tangan yang halus itu meremas tagannya dan
wanita itu menariknya. "Aih, Gan-koko yang baik. Perlukah
engkau minta tolong kepadaku ? Tanpa kaumintapun, sudah
tentu aku akan menolongmu. Mari kita bicara. Duduklah dan
apa yang kaumaksudkan dengan muridmu tadi? Tentang
isterimu, jangan khawatir, kalau dia mengacau, paling hebat
dia hanya akan ditangkap dan selanjutnya akulah yang berhak
memutuskan segalanya. Duduklah."
Seperti seekor kerbau dituntun, dengan enak saja Beng
Han menurut dan mereka duduk berhadapan di atas kursi
yang terukir indah, yang berada di beranda rumah itu. Wanita
itu bertepuk tangan tiga kali dan muncullah tiga orang pelayan
wanita yang masih muda-muda dan cantik-cantik dari sebelah
dalam. Mereka lalu berlutut memberi hormat kepada Im -
yang - kauwcu.
"Buang kotak itu bersihkan lantainya, dan cepat sediakan
makan minum untuk Gan - taihiap!"
Dengan cekatan sekali tiga orang pelayan itu bekerja, ada
yang menyingkirkan kotak terisi kadal dan bangkai
kalajengking, ada yang bersihkan lantai dan yang seorang lagi
berlari ke dalam. Tak lama kemudian, hidangan-hidangan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mewah dan arak wangi sudah dihidangkan di atas meja, masih
mengepulkan uap panas dan baunya sedap. Tentu saja hati
Beng Han merasa tidak enak sekali. Isterinya entah berada di
mana dan bagaimana keadaannya, akan tetapi dia
menghadapi meja penuh hidangan lezat bersama seorang
wanita cantik !
"Kauwcu........, aku........ aku amat mengkhawatirkan
keadaan isteriku, harap kaubiarkan aku pergi menyusul dan
mencarinya."
"Aihh, jangan khawatir. Kalau engkau pergi menyusulnya,
kalian malah akan celaka. Sekarang, marilah kita makan
minum untuk merayakan pertemuan kita yang tak terdugaduga
ini. Biar kuanggap saja engkau merasa rindu kepadaku
dan sengaja datang untuk menjengukku. Koko, mari minum !"
Wanita itu mengangkat cawan araknya dan terpaksa Beng
Han juga melayaninya minum arak. Mereka lalu makan minum
dan betapapun berat rasa hati Beng Han, namun karena dia
mengharapkan bantuan wanita ini menyelamatkan isterinya
dan muridnya, maka dia makan minum sambil menceritakan
peristiwa yang terjadi di Kuil Ban-hok-tong di Cin-an. Dan
ternyata penuturannya itu amat menarik perhatian Kim sim
Niocu yang mendengarkan penuh perhatian, matanya
terbelalak penuh keheranan dan dia mendengarkan tanpa
memutuskan penuturan pendekar itu. Setelah menceritakan
semua tentang penyerbuan orang-orang Im-yang-pai di kuil
itu dan bagaimana muridnya terculik oleh mereka, Beng Han
lalu berkata dengan suara penuh penyesalan,
"Perbuatan anak buahmu terhadap Kuil Ban-hok-tong itu
sudah keterlaluan kauwcu, dan merupakan pengacauan yang
menggegerkan rakyat Cin-an. Akan tetapi, sampai muridku
yang masih kecil dan tidak tahu apa-apa itu diculik, benar
benar membuat hatiku penasaran sekali. Maka kami suami
isteri datang ke sini untuk minta dikembalikan muridku. Tidak
kami sangka akan berjumpa denganmu di sini hingga terjadi
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
hal tadi. Maka, kuharap engkau suka memegang janji tidak
akan menganggu aku sekeluarga, maka harap kau suka cepat
membebaskan muridku itu dan juga membiarkan isteriku
pulang bersamaku."
Kim-sim Niocu menghela napas panjang, lalu menggeleng
kepala. "Ceritamu seperti dongeng saja, Gan-koko. Aku tidak
tahu sama sekali tentang orang-orang Im-yang-pai yang
dikatakan mengacau di Cin-an! Padahal, kalau hal itu benarbenar
terjadi, sudah pasti aku mengetahuinya. Apakah
buktinya bahwa para pengacau itu adalah orang-orang kami ?"
"Buktinya? Aku sendiri tidak melihat peristiwa itu, akan
tetapi para hwesio di Ban-hok-tong mengenal gerakan silat
mereka, dan lebih dari itu, Thian Lee Hwesio dari Ban-hoktong
ketika bertanding dengan seorang di antara para
pengacau, telah berhasil merampas sebuah lambang yang
tergantung di dada orang itu. Lambang itu adalah lambang
dari baja dan terdapat gambarnya yang persis dengan gambar
di bajumu itu." Beng Han menudingkan telunjuknya ke arah
dada Kim-sim Niocu. Wanita itu mengerutkan alisnya, dan
menggeleng-geleng kepalanya.
"Mana mungkin terjadi hal seperti itu? Ayah sedang
menutup diri di dalam kamar pengasingan, sudah tiga bulan
lamanya, dan para pimpinan Im-yang-pai tidak akan
melakukan suatu urusan, apa lagi sebesar yang terjadi di Cinan
itu, tanpa setahu dan seijinku. Mereka itu tentu orangorang
palsu yang sengaja menggunakan nama Im-yangpai........"
Wanita itu menghentikan kata - katanya dan menoleh ke
pintu.
"Harap kauwcu sudi memaafkan kalau saya mengganggu,"
kata kakek berusia limapuluh tahun itu yang menjura dengan
penuh hormat kepada Kim-sim Niocu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Paman Ciang, kau datang hendak melapor apakah?" Suara
wanita itu halus namun sikapnya amat berwibawa dan dingin,
membuat Beng Han bergidik. Kalau bicara dengan dia, wanita
ini seperti wanita biasa, penuh keluwesan kehalusan dan
ramah. Akan tetapi kini sikapnya berubah sama sekali, kalau
tadi mengandung kehangatan api, kini dingin seperti es
membeku.
"Lapor kepada kauwcu atas perintah ji-pangcu bahwa telah
tertangkap seorang wanita muda yang datang mengacau."
"Di mana dia sekarang?"
"Dia telah terjebak ke dalam kamar bawah tanah di
belakang gudang perpustakaan."
"Bagus, biarkan dia di sana. Katakan kepada ji-susiok
bahwa wanita itu adalah seorang tamuku, maka jangan
diganggu, perlakukan baik-baik dan beri hidangan, akan tetapi
jangan sampai keluar dari kamar itu untuk sementara ini."
"Baik, kauwcu," Kakek itu sudah membalikkan tubuh untuk
pergi, akan tetapi Kim-sim Niocu memanggilnya kembali dan
berkata, "Sampaikan kepada ji-susiok agar dia datang ke sini,
aku mempunyai hal penting untuk dibicarakan dengan dia,
sekarang juga."
"Baik, kauwcu !" Orang itu menjura lalu mengundurkan diri,
keluar dari ruangan beranda rumah itu. Diam-diam Beng Han
kagum juga akan kekuasaan wanita ini, dan kekhawatirannya
berkurang ketika dia mendengar bahwa isterinya tertawan dan
akan diperlakukan dengan baik.
"Kauwcu, aku telah menyampaikan semua persoalannya.
Kalau memang muridku tidak berada di sini, dan kalau bukan
orang-orang Im-yang-pai yang melakukan pengacauan di Cinan
itu, maka hal itu adalah tanggung jawab Im-yang-pai untuk
menyelidiki. Maka biarkanlah aku dan isteriku pulang saja."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Nanti dulu, koko, rasa rinduku terhadapmu masih belum
mereda," tiba-tiba sikap wanita itu kembali menjadi hangat
dan ramah "Dan engkau harus menceritakan semua itu
kembali kepada ji-susiok yang menjadi wakil dari ayahku.
Jangan kau khawatir, aku tanggung bahwa isterimu tidak akan
terganggu dan seteiah rasa rinduku mereda dan urusan di Cinan
ini telah ditangani oleh ji-susiok, aku berjanji untuk
melepaskan engkau dan isterimu. Apakah engkau tidak
percaya lagi kepadaku?"
Tentu saja Beng Han tidak berani membantah lagi dan dia
mengangguk, lalu menemani wanita itu melanjutkan makan
minum tanpa banyak cakap. Hatinya tetap diliputi kegelisahan,
apa lagi kalau dia ingat bahwa isterinya tadi meninggalkan dia
dengan hati marah dan penuh rasa cemburu.
Tiba-tiba terdengar angin menyambar. Beng Han cepat
menengok keluar dan terkejutlah dia ketika melihat
berkelebatnya bayangan orang yang luar biasa cepatnya,
seperti terbang saja dan tahu-tahu di situ telah berdiri seorang
kakek berpakaian serba putih, hampir sama dengan pakaian
Kim - sim Niocu dan juga di dada dan punggung baju kakek ini
terdapat lukisan lingkaran Im Yang. Pakaiannya seperti
pakaian tosu dan rambutnya juga digelung ke atas. Kakek ini
tinggi besar, bermuka hitam dan bengis, matanya lebar dan
usianya tentu sedikitnya sudah enampuluh tahun. Anehnya,
Kim-sim Niocu agaknya tidak tahu akan kedatangan ini,
padahal Beng Han tahu benar bahwa tentu wanita itu
mengetahuinya. Dia sendiri mendengar suara angin itu, apa
lagi Kim-sim Niocu yang lebih lihai dari pada dia.
"Kauwcu.......!" Terdengar kakek itu berkata dengan
suaranya yang parau dan besar akan tetapi di balik suara itu
terkandung khi kang yang amat kuat sehingga kembali Beng
Han terkejut. Dia sudah pernah bertemu dengan Kim-sim
Niocu, bahkan atas paksaan wanita cantik itu, dia pernah
bermain cinta dengan wanita ini. Akan tetapi, nama besar
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ketua Im-yang pai hanya baru didengarnya saja dan belum
pernah dia bertemu dengan orangnya. Dia pernah mendengar
bahwa ketua Im-yang-pai adalah ayah Kim-sim Niocu dan
berjuluk Kok Beng Thiancu, dan bahwa ketua ini mempunyai
empat orang sute yang juga merupakan tokoh tokoh pimpinan
Im-yang-pai. Maka ketika dia tadi mendengar Kim-sim Niocu
menyebut ji-susiok (paman guru ke dua), dia dapat menduga
bahwa tentu kakek bermuka hitam ini adalah ketua ke dua di
Im-yang-pai dan pernah dia mendengar nama si muka hitam
ini, yaitu Cin Beng Thiancu.
Kini baru Kim-sim Niocu menoleh dan ketika melihat kakek
itu membungkuk ke arahnya, wanita ini cepat bangkit berdiri.
"Ah, kiranya ji-susiok telah datang. Ji-susiok, silakan makan
minum bersama kami!"
"Terima kasih, kauwcu, saya sudah makan."
"Kalau begitu, mari kita duduk di dalam, Ji-susiok, ada
sesuatu yang amat penting untuk kita bicarakan. Gan -
taihiap, mari kita masuk saja."
Beng Han bangkit dan mengangguk, lalu ia engikuti wanita
itu masuk ke ruang dalam dan kini mereka bertiga duduk di
ruangan yang nyata amat indah itu. Setelah mereka duduk,
Kim-sim Niocu memperkenalkan Beng Han kepada susioknya,
"Ji - susiok, tamu kita ini adalah Gan Beng Han taihiap dari
Cin-an."
Kakek itu mengangguk ke arah Beng Han, memandang
sejenak dan berkata, "Gan-taihiap dalah seorang gagah, ini
kami sudah lama mendengar, sayang membiarkan isterinya
menimbulkan keributan di Im-yang-pai.Entah apa
maksudnya!" Ucapan itu halus, akan tetapi penuh teguran
sehingga Beng Han merasa tidak enak sekali. Kalau ternyata
bahwa perusuh - perusuh itu adalah orang-orang Im - yang -
pai, maka kedatangannya bersama isterinya masih beralasan.
Kini, setelah ternyata bukan orang-orang Im-yang-pai yang
mengacau di Cin - an, maka sebaliknya dia dan isterinyalah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
yang seakan-akan datang melakukan keributan di Im-yangpai!
"Harap ji-pangcu sudi memaafkan isteri saya yang hanya
ingin menolong murid kami yang tadinya kami sangka berada
di sini," kayanya sambil bangkit berdiri dan rnenjura.
"Ji-susiok, kedatangan Gan - taihiap dan isterinya ini ada
hubungannya dengan peristiwa aneh yang terjadi di Cin – an.
Ternyata ada orang-orang yang menggunakan nama Im-yangpai,
bahkan dengan meninggalkan lambang! Im – yang - pai,
melakukan pengacauan di kuli Ban hok-tong di Cin-an, bahkan
murid Gan taihiap mereka culik."
"Hemm...... apakah yang terjadi, Gan taihiap?" Kakek
bermuka hitam itu lalu memandang Beng Han dengan sinar
mata penuh selidik mencorong dari sepasang matanya yang
lebar.
Sekali lagi Gan Beng Han menceritakan tentang peristiwa
yang terjadi di Cin - an itu seperti yang telah diceritakannya
kepada Kim-sim Niocu tadi. Cin Beng Thiancu mendengarkan
penuh perhatian, alisnya berkerut dan mukanya makin lama
makin bengis, tanda bahwa dia marah mendengar penuturan
itu. Setelah pendekar itu selesai dengan ceritanya, Cin Benjj
Thiancu mengadukan kedua telapak tangannya dengan keras.
"Tarrr........!!"
Gan Beng Han terkejut bukan main. Kakek ini benar-benar
hebat luar biasa. Dua telapak tangan yang diadukan itu
mengeluarkan suara ledakan dan dia melihat uap mengepul di
antara dua telapak tangan itu ! Dia pernah mendengar akan
adanya ilmu sakti yang disebut Tian-lui Sin-ciang (Tangan
Sakti Geledek dan Kilat) yang belum pernah dilihatnya. Apakah
kakek ini mahir ilmu sakti itu? Bulu tengkuknya meremang
ketika dia melihat kedua telapak tangan itu berobah
menghitam dan mengeluarkan asap seperti terbakar!
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tidak salah lagi, ini tentu ada hubungannya dengan
menghilangnya Liang Bin Cu!" Akhirnya kakek itu berkata.
"Gan-taihiap, bukankah lambang yang kaulihat itu lingkaran
gambar Im Yang berwarna hitam dan putih sedangkan huruf
hurufnya berwarna biru?"
Beng Han mengangguk. "Benar, locianpwe."
"Hemm, tidak salah lagi kalau begitu, ji-susiok. Itulah
lambang dari murid tingkat tiga," kata Kim-sim Niocu. "Akan
tetapi saya mengenal Liang Bin Cu itu orang macam apa.
Tidak mungkin dia melakukan penyerbuan itu, dan siapa pula
yang dia ajak sebagai rombongannya? Juga tidak mungkin dia
mencemarkan nama Im-yang-pai secara demikian!"
Kakek itu mengangguk-angguk. "Memang benar, kauwcu.
Sayapun tidak mempunyai maksud untuk mencurigai orang
sendiri yang sudah kita percaya. Akan tetapi, mungkin saja
lambang itu adalah milik Liang Bin Cu yang dirampas orang
dan dipergunakan untuk maksud keji merusak nama kita,
sedangkan Liang Bin Cu sendiri.......hemm, saya kira dia tentu
sudah tewas."
"Ahh....! Dia dibunuh orang dan lambangnya dipakai untuk
melakukan kekacauan menggunakan nama Im-yang-pai? "
Kim-sim Niocu terbelalak dan mukanya menjadi merah karena
marahnya. "Ji-susiok, ini bukan urusan kecil Harap susiok suka
cepat melakukan penyelidikan! dan menangkap serta
menghukum biang keladinya! Seret dia atau mereka di depan
kakiku karena saya sendiri yang akan menjatuhkan hukuman
kepada mereka!"
Cin Beng Thiancu mengangguk, bangkit berdiri. "Baik,
kauwcu. Memang kita harus bertindak sebelum terlambat."
"Terlambat? Apa maksud ji-susiok?"
"Ji-pangcu berkata benar, memang amat berbahaya
keadaan Im-yang-pai. Pemerintah tentu tidak akan
mendiamkan saja. Penyerbuan itu merupakan pemberontakan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
karena mengganggu upacara penyambutan benda suci yang
dilaksanakan atas perintah kaisar sendiri. Maka secepatnya
bertindak membersihkan nama, lebih baik," kata Gan Beng
Han.
"Aihh, kalau begitu harap susiok menanganinya sendiri,
saya akan memberitahukan ayah jika terbuka kesempatan
untuk itu,"
"Saya sendiri akan memimpin anak murid melakukan
penyelidikan, kauwcu, dibantu oleh para sute. Sayang bahwa
ngo-sute (adik ke lima) sedang merantau, kalau ada dia,
tentu, ia dapat banyak membantu dengan kecerdikannya.
Gan-taihiap, terima kasih atas. beritamu, saya mohon diri."
Wanita itu bangkit, mengangguk, dan berkata, "Harap jisusiok
memerintahkan para penjaga agar tidak mengganggu
Gan-hujin dan menahannya dalam kamar itu sampai besok
pagi" Kakek itu mengerutkan alisnya, melirik ke arah Beng
Han, lalu mengangguk dan membalikkan badan, kemudian
sekali berkelebat lenyaplah tubuhnya dari situ. Beng Han
termangu-mangu, penuh kagum. Sebuah lengan yang halus
melingkar pinggangnya dari belakang dan terdengar suara
halus wanita itu. "Kepandaian Ji-susiok hebat, bukan? Dia
memperoleh banyak kemajuan setelah kuberi petunjuk dalam
hal ginkang dan rahasia penyempurnaan Ilmu Tian-lui Sinciang........."
Beng Han terkejut dan menoleh. Karena wanita itu berdiri
dekat sekali, muka mereka berhadapan sedemikuan dekatnya
sehingga mereka saling dapat merasakan hembusan napas
masing-masing. Beng Han hendak mundur, akan tetapi lengan
yang merangkul pinggangnya itu dibantu dengan lengan ke
dua yang merangkul pundaknya, bahkan kini tubuhnya ditarik
mendekat. "Gan-koko aku rindu sekali kepadamu,
marilah.........."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Beng Han mengerahkan tenaga, mempertahankan dirinya
agar tidak ditarik, dan dengan suara kaku dia berkata,
"Kauwcu......."
Beng Han menarik napas panjang. "Siauw Kim, ingatlah
akan janjimu dahulu. Aku hanya melayanimu satu kali dan
engkau berjanji tidak akan mengganggu aku sekeluarga
selamanya. Engkau sedang menghadapi urusan besar yang
menimpa Im-yang-pai, sedangkan aku sendiri sedang
menghadapi kegelisahan karena muridku diculik orang dan
isteriku menjadi tawanan di sini. Bagaimana kita dapat........ "
"Aihhhh, kekasihku yang jantan ! Siapa yang melanggar
janji? Apakah aku pernah mengganggumu selama ini ? Engkau
dan isterimu malah yang datang menggangguku, bukan?
Marilah, kautemani aku semalam ini dan berlaku manis
kepadaku, besok engkau dan isterimu akan kuantar sendiri
keluar dari sini dengan segala kehormatan."
"Kalau aku menolak ?" Beng Han berkata keras.
"Hemm, Gan Beng Han, ingat bahwa isterimu telah
melakukan pelanggaran di Im-yang pai! Kauanggap Im - yang
- pai perkumpulan apakah yang boleh sembarangan saja
dikacau oleh orang seperti isterimu ? Seharusnya dia diberi
hukuman, potong sebelah kaki, atau sebelah lengan, atau
potong hidung dan kedua telinganya ! "
"Kau........ kau perempuan kejam !"
Kim-sim Niocu melangkah maju dan kembali kedua
lengannya merangkul leher dengan sikap manja sekali, penuh
daya tarik. "Koko yang baik, betapa tega engkau mengatakan
aku kejam ? Aku akan mengampuni isterimu, kini
memperlakukan dia dengan baik sebagai tamu agung, dan aku
menyerahkan diriku kepadamu, kemudian akupun akan
menolong muridmu, dan engkau masih mengatakan aku
kejam? Apa kukira Im-yang-pai akan mengampuni orangorang
yang merusak nama Im-yang-pai itu ? Mereka akan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dibasmi dan mungkin saja muridmu yang berada bersama
mereka akan ikut terbunuh, kecuali kalau aku memesan
kepada anak buahku agar menyelamatkan dia. Koko, aku
begini baik kepadamu, karena....... karena aku cinta
kepadamu, engkau seorang laki-laki yang jantan. Kalau
engkau menolak kerinduanku kepadamu, bukankah engkau
yang menjadi laki-laki kejam, bukan aku?"
Beng Han terdesak sampai ke sudut, tidak mampu
menjawab. Dahulu, sembilan tahun yang lalu, demi
keselamatan isterinya yang sedang melahirkan, dia secara
terpaksa memenuhi permintaan wanita ini. Sekarang, dia
melihat kebenaran dalam ucapan ucapan itu, maka dia
menjadi bingung dan tidak tahu bagaimana harus
membantahnya.
"Apakah aku kejam kalau bersikap seperti ini kepadamu,
Gan-koko ?" Suara halus itu berbisik penuh rayuan dan kedua
lengan itu merangkul ketat, kemudian sebelum Beng Han
dapat menguasai dirinya, mulut wanita itu telah menciumnya
dengan penuh kemesraan, kehangatan dan penyerahan.
Beng Han adalah seorang pendekar yang hatinya bersih
dari kecabulan. Dia tidak pernah menyeleweng, tidak pernah
memikirkan wanita lain, dan cintanya terhadap isterinya
adalah bulat. Akan tetapi, menghadapi rayuan Kim-sim Niocu
yang dikenalnya dengan nama Bu Siauw Kim, wanita yang
pernah digaulinya selain isterinya, apa lagi karena melihat
betapa keadaannya terdesak, keselamatan isterinya dan
muridnya terancam, ditambah lagi dengan dorongan darah
muda dari tubuhnya yang sehat, maka untuk kedua kalinya,
dia tidak kuasa lagi mempertahankan diri. Tak lama kemudian,
sambil berdekapan mereka terhuyung memasuki kamar yang
indah dari kauwcu itu di mana tidak lagi Beng Han melayani
hasrat wanita itu, melainkan keduanya saling melayani dan
saling menumpahkan gelora nafsu berahi yang menyesak
dada.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kim-sim Niocu atau Im-yang-kauwcu yang bernama Bu
Siauw Kim itu sesungguhnya bukan pula seorang wanita cabul
yang menjadi hamba nafsu berahi. Sama sekali bukan ! Dia
tidak pernah menikah, tidak pula menyimpan pria-pria untuk
memuaskan nafsunya. Akan tetapi, dia tidak pantang
berhubungan badan dengan pria yang disukainya, di manapun
dan bilamanapun. Dia tidak perduli apakah pria itu sudah
menikah, atau masih jejaka, sudah tua ataukah masih muda.
Kalau pria itu menggerakkan rasa cintanya, dia akan
mendekatinya dan menyerahkan dirinya! Agama yang
dianutnya tidak melarang bubungan badan antara pria
danwanita, bahkan menganggap hubungan itu merupakan
penyelarasan dari Im dan Yang, menganggapnya sebagai
sesuatu yang suci. Karena itu, semua anggauta Im - yang –
kauw boleh melakukan hubungan badan dengan siapapun
juga, asalkan berdasarkan suka sama suka, tidak boleh
melakukan perkosaan. Tentu saja dalam hal ini timbul akalakal
mereka untuk menundukkan lawan tanpa perkosaan,
yaitu dengan cara merayu, merangsang atau menggunakan
obat dan sebagainya lagi.
Kalau dia menghendaki, tentu saja Bu Siauw Kim dapat
mencari suami yang hebat segala galanya. Banyak pria yang
tergila-gila kepadanya Namun dia tidak mau terikat, dia ingin
bebas dalam pergaulannya dengan pria. Biasanya, sehabis
bertemu dengan pria yang disukainya, pada keesokan harinya
pria itu telah dilupakannya lagi, karena baginya, bermain cinta
dengan seorang pria tiada bedanya dengan makan nasi di
waktu perutnya lapar. Akan tetapi ada beberapa orang pria
yang meninggalkan kesan di dalam hatinya, dan di antara
mereka itu adalah Gan Beng Han. Oleh karena itu, begitu
bertemu dengan pendekar ini, timbullah perasaan rindunya
dan kebetulan sekali dia mendapatkan akal untuk setengah
memaksa pria itu memasuki kamarnya.
Mungkin sifat yang aneh dari Bu Siauw Kim ini diwarisinya
dari ayahnya. Kok Beng Thiancu juga tidak pernah menikah,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
akan tetapi banyak melakukan hubungan dengan wanitawanita
yang disukainya. Dan Siauw Kim terlahir dari seorang
di antara wanita-wanita itulah. Melihat keadaan ayahnya apa
lagi setelah mendalami tentang pelajaran Agama Im - yang -
kauw. Siauw Kim juga memandang rendah pernikahan dan
hidup bebas seperti ayahnya, mendekati pria manapun juga
yang menggerakkan gairah hatinya. Maka tidaklah
mengherankan kalau wanita ini pernah bermain cinta dengan
anggauta anggauta Im-yang - pai sendiri, di antaranya bahkan
ada seorang susioknya yang pernah menjadi kekasihnya! Kok
Beng Thiancu yang berwatak aneh, sama sekali tidak menaruh
keberatan, bahkan membenarkan sikap puterinya ini!
Bu Siauw Kim memang seorang wanita yang cantik. Ilmu
kepandaiannya yang tinggi membuat ia mampu menjaga
tubuhnya menjadi selalu padat berisi dan lunak seperti tubuh
seorang dara belasan tahun, padahal usianya adalah tigapuluh
lima tahun! Dan Beng Han sebagai seorang laki-laki yang
memang jujur dan kurang pengalaman, tentu saja mudah
dipermainkan sehingga selama semalam suntuk itu, pendekar
ini seolah-olah lupa segala, lupa kepada isterinya dan lupa
kepada muridnya. Demikian hebat rayuan Kim - sim Niocu
yang menyeretnya ke dalam ayunan gelombang nafsu. Betapa
banyaknya pria-pria gagah perkasa mudah runtuh oleh rayuan
wanita cantik telah dibuktikan dalam sejarah semenjak jaman
kuno sampai sekarang!
(Oo-DewiKZ-Bud.s-234-hanaoki-oO)
Hari masih pagi sekali, akan tetapi dari cahaya di jendela
kamar itu, Beng Han tahu bahwa malam telah lewat. Maka dia
lalu berkata lirih, menekan hatinya yang merasa menyesal
sekali setelah malam yang menggairahkan itu lewat, "Siauw
Kim....... malam telah lewat, kau harus memenuhi janjimu
untuk membiarkan aku dan isteriku pergi......"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Penyesalan memang selalu mengikuti kesenangan.
Keduanya itu merupakan saudara kembar yang tak
terpisahkan. Kesadaran selalu muncul setelah lupa diri dalam
gelombang nafsu, seperti sinar matahari baru muncul setelah
badai mereda. Gelombang nafsu selain menggulung mereka
yang lemah, yang tidak waspada terhadap diri sendiri
sehingga kewaspadaan dan perhatian tidak ada pada saat itu,
membuat mereka lupa dan lemah, menjadi hamba nafsu.
Penyesalan terlambat muncul akan tetapi setelah lewat waktu
yang lama, penyesalan inipun lenyap dan biasanya muncul
kerinduan akan pengalaman yang telah dinikmatinya sebagai
pemuasan nafsu. Dengan demikian manusia dipermainkan
oleh batinnya sendiri dan menjadi hamba nafsu secara
berulang-ulang, terus-menerus selama tidak terdapat
kewaspadaan terhadap diri sendiri setiap saat, selama tidak
mengenal diri sendiri setiap saat.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Wanita cantik itu mengeluarkan keluhan panjang sambil
menggeliat, seperti seekor kucing malas, wajahnya penuh
senyum kepuasan rambutnya kusut dan kacau, lalu lengannya
melingkar di leher Beng Han, agaknya masih enggan untuk
melepaskan pendekar yang dianggapnya lain dari pada sekian
banyaknya pria yang pernah ditemuinya. "Hemmmm........
masih pagi....... sebentar lagi......." gumamnya dengan mata
masih tertutup dan dia memeluk lebih erat.
Akan tetapi tak lama kemudian, dua orang yang masih
tenggelam dalam gelombang permainan cinta asmara ini,
dikejutkan oleh suara hiruk-pikuk di luar kamar itu. Suara
teriakan-teriakan gugup di tengah-tengah sorak-sorai
menggegap-gempita dari seluruh penjuru seolah-olah banyak
sekali orang sedang mengepung tempat itu !
"Kita dikepung tentara kerajaan !"
"Cepat pukul tanda bahaya!" Dan terdengarlah kentungan
tanda bahaya dipukul gencar. Kim-sim Niocu meloncat turun
dari pembaringan, diikuti oleh Beng Han. Keduanya cepat
mengenakan pakaian dan Kim-sim Niocu sudah mengenakan
pakaiannya sebagai ketua Im-yang-kauw, menyambar
pedangnya yang dipasang di atas punggungnya, kemudian
berkata kepada Beng Han, "Koko, mari kita bebaskan
isterimu!"
Beng Han hanya mengangguk dan keduanya cepat pergi ke
tempat tahanan di mana Kui Eng semalam itu tidak tidur,
berada di dalam sebuah kamar yang amat kuat, berpintu besi
dan di luar kamar terjaga oleh belasan orang nggauta Imyang-
pai. Wanita ini merasa marah sekali dan hatinya penuh
cemburu kepada suaminya dan ketua lm-yang-kauw, bahkan
dia sudah menangis semalam suntuk membayangkan jaminya
dan wanita cabul itu. Tiba-tiba pintu terbuka dari luar dan Kui
Eng meloncat berdiri, wajahnya menjadi pucat sekali ketika dia
melihat suaminya berdiri di luar pintu bersama Kim-sim Niocu,
dan wajah yang pucat itu berubah merah seperti dibakar
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ketika dia melihat betapa rambut wanita itu masih kusut dan
kacau, wajahnya yang agak pucat itu masih membayangkan
kemesraan, sedangkan suaminya menundukkan mukanya
yang agak pucat dengan kening berkerut, nampak tandatanda
bahwa suaminya merasa menyesal dan malu! Dalam hal
seperti ini, mata wanita memang amat tajam dan mudah saja
menangkap arti dari semua itu. Maka tentu saja hatinya
seperti disayat-sayat oleh rasa cemburu yang hebat!
"Koko, harap kau dan isterimu suka meyakinkan para
pemimpin tentara kerajaan bahwa Im-yang-kauw sama sekali
tidak bersalah dalam urusan penyerbuan kuil di Cin-an itu. Aku
mengharapkan bantuanmu, Gan-koko." Setelah berkata
demikian, Kim - sim Niocu ngajak semua penjaga pergi dari
situ untuk mengatur semua anak buah menghadapi
pengepungan bala tentara kerajaan.
Sejenak Beng Han dan isterinya hanya berdiri berhadapan
tanpa mengeluarkan suara setelah wanita itu pergi. Beng Han
masih menundukkan mukanya, tidak berani mengeluarkan
suara, bahkan tidak berani mengangkat muka untuk
memandang wajah isterinya. Makin hebat penyesalan
menyesak dadanya mengingat akan semua yang dilakukannya
bersama Kim-sim Niocu semalam, selagi isterinya meringkuk di
dalam kamar tahanan ini! Betapa dia mencinta isterinya!
Betapa dia telah terpaksa melakukan permainan cinta asmara
bersama wanita itu dan betapa rasa sukanya terhadap wanita
itu hanyalah merupakan dorongan nafsu berahi belaka! Dan
dia menyesal bukan main.
Akhirnya, setelah keadaan sunyi yang amat mencekam hati
itu lewat seolah-olah takkan ada akhirnya, terdengar suara Kui
Eng, suaranya lirih saja, halus, akan tetapi mengandung
kedukaan yang mengiris jantung Beng Han
"Engkau..... telah mengulangi perbuatanmu delapan tahun
yang lalu......"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Beng Han mengangkat mukanya, akan tetapi begitu
bertemu dengan pandang mata isterinya yang membayangkan
kedukaan dan kemarahan hebat itu, dia cepat menundukkan
mukanya lagi. Dengan suara lirih dia berkata, "Aku aku tidak
berdaya....... demi menyelamatkan engkau yang tertawan....
dan murid kita...."
"Alasan kotor! Sejak kapan engkau rnemandang nyawa
lebih berharga dari pada kehormatan? Aku lebih suka seratus
kali mati dari pada tertolong oleh....... oleh pengorbananmu.
yang memang kau inginkan itu!"
"Eng-moi.......!!"
Akan tetapi Kui Eng sudah meloncat pergi sambil berkata,
"Aku harus mengadu nyawa dengan perempuan hina itu!"
"Eng-moi.......!" Beng Han mengejar akan tetapi isterinya
sudah berlari cepat. Terpaksa dengan hati penuh kegelisahan
suami ini mengikuti isterinya. Dia tahu akan kekerasan hati
isterinya maka dia khawatir sekali kalau-kalau terjadi hal yang
hebat dan penyesalan nkan perbuatannya semalam tadi makin
menyesak didadanya.
Cemburu adalah suatu bentuk nafsu yang amat menyiksa
hati, menggelapkan pikiran dan meracuni batin. Orang bilang
bahwa cemburu datang karena adanya cinta! Bahkan yang
berpendapat bahwa bukanlah cinta kalau tiada cemburu!
Benarkah ini? Ataukah pandangan seperti itu justeru amat
menyesalkan ? Mungkinkah cinta itu disamakan dengan
cemburu yang mengakibatkan kemarahan dan kebencian ?
Kalau begitu tidak ada bedanya antara cinta kasih dan
kebencian! Tidak mungkin sama sekali ini! Cinta kasih
bukanlah kebencian, cinta kasih bukanlah kemarahan dan
cinta kasih sama sekali bukanlah cemburu! Dari mana
datangnya cemburu? Kita dapat menyelidikinya dengan mudah
kalau kita mau membuka mata dan mengenal diri sendiri.
Cemburu adalah iri hati Cemburu timbul dari kesenangan kita
yang diganggu orang. Kita menginginkan sesuatu, atau
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
seseorang yang amat menyenangkan kita, untuk diri kita
sendiri saja, untuk menjadi milik kita menjadi hak kita, dan
berada di bawah kekuasaan kita seorang saja. Maka kalau
orang yang kita senangi itu, atau yang mendatangkan
kesenangan pada diri kita, menoleh kepada orang lain,
timbullah rasa kecewa dan marah yang dinamakan cemburu,
dan sebagai akibatnya timbul pula kebencian, baik terhadap
orang yang merampas dia yang menyenangkan kita maupun
terhadap si dia sendiri yang mengecewakanhati kita karena
menoleh kepada orang lain. Kita ingin menguasai orang itu
sepenuhnya, menjadi milik kita sendiri, memonopolinya,
mengurungnya. Dan itukah yang dinamakan cinta kasih?
Cemburu jelas ditimbulkan karena kesenangan kita terganggu
! Dan cinta kasih sama sekali bebas dari pada keinginan
menyenangkan diri sendir! Cemburu mendatangkan
permusuhan dan konflik. Cinta kasih sama sekali bebas dari
permusuhan dan konflik dalam bentuk apapun juga ! Cemburu
menimbulkan duka dan sengsara. Cinta adalah kebahagiaan !
Bukan berarti bahwa cinta adalah kebalikan dari cemburu atau
benci. Cinta adalah cinta! Akan tetapi jelas bahwa cemburu
dan benci bukanlah cinta !
Pagi hari itu memang terjadi penyerbuan dari pasukan -
pasukan kerajaan yang besar lumlahnya, dipimpin oleh
panglima-panglima yang langsung datang dari kerajaan.
Seperti telah diceritakan di bagian depan, pasukan-pasukan
dari kerajaan ini diperkuat pula oleh Pek I Nikouw, Thian Ki
Hwesio, Tiong - san Lo-kai, dan beberapa orang hwesio yang
lihai dari Kuil Ban-hok-tong di Cin-an. Pasukan itu telah
mengurung sekeliling perkampungan Im-yang-pai di lereng Tai
- hang - san itu, hanya tinggal menanti perintah untuk
menyerbu. Tentu saja para anggauta Im-yang-pai menjadi
panik dan gempar. Im-yang-pai memang merupakan
perkumpulan yang kuat, akan tetapi jumlah anggauta mereka
yang berkumpul di pusat itu tidak ada seratus orang
sedangkan bala tentara pemerintah itu berjumlah seribu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
orang, tentu saja untuk melawan pasukan pemerintah mereka
jauh kalah banyak dan kalah kuat !
Akan tetapi, Kok Beng Thiancu dan puterinya, Kim-sim
Niocu yang menjadi kauwcu dari Im-yang-kauw, telah
memimpin anak buah mereka dan kini ayah dan anak ini
berhadapan dengan para komandan pasukan dengan sikap
yang tenang. Di pagi itu, Kim-sim Nio-cu yang mengenakan
pakaian sebagai ketua Im-yang-kauw, nampak cantik sekali.
Rambutnya masih kusut belum disisir, wajahnya yang halus
belum terkena air, matanya masih memperlihatkan kantuk
karena memang semalam suntuk dia tidak tidur, wajahnya
agak pucat akan tetapi ada tanda merah di kedua pipinya. Dia
berdiri dengan sikap tenang di samping ayahnya Kok Beng
Thiancu, ketua Im-yang-pai yang jarang dilihat orang, jarang
ada orang kang-ouw dapat menjumpainya karena kakek ini
selalu bersembunyi dan mengasingkan diri memperdalam
ilmunya dan selalu dalam Samadhi, saat itu terpaksa keluar
karena menghadapi urusan besar dan tadi telah dilapori
puterinya sendiri bahwa tempat itu telah dikurung oleh
pasukan pemerintah, kini berdiri tegak dengan tenang sekali.
Kakek ini bertubuh sedang saja, pakaiannya malah sederhana
sekali! tidak ada tanda gambar Im Yang di bajunya akan tetapi
sinar matanya amat berwibawa dan wajahnya yang dapat
dikatakan tampan itu keren sekali. Usianya kurang lebih
enampuluh tahun. Akan tetapi pada saat itu, kakek ini diam
saja dan membiarkan puterinya yang bicara kepada pimpinan
pasukan pemerintah.
Komandan pasukan dengan suara lantang menyatakan
bahwa dia datang memimpin pasukan atas perintah kaisar
untuk menangkap semua anggauta Im-yang-pai yang telah
mengacau upacara penyambutan benda suci di Kuil Ban-hoktong
di Cin-an.
"Im-yang-pai telah melakukan perbuatan yang sifatnya
memberontak, oleh karena itu, minta agar suka menyerah,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menjadi tawanan kami dan diadili di kota raja!" Komandan itu
mengakhiri kata-katanya.
"Ciangkun, kami Im-yang-pai selamanya tidak pernah
memberontak terhadap pemerintah. Semua peristiwa yang
terjadi di Cin-an itu sama sekali tidak ada sangkut- pautnya
dengan kami," kata Kim-sim Niocu dengan suara halus namun
sikapnya gagah sekali. "Semua itu hanya fitnah belaka yang
dilakukan oleh orang-orang yang secara pengecut memusuhi
kami. Kami sudah mendengar pula hal itu dari Gan-taihiap dan
Gan-hujin. Tidak ada seorangpun di antara anggauta
perkumpulan kami yang malam itu mengacau di Cin-an. Maka
sudah menjadi kewajiban dari pemerintah untuk menyelidiki
hal ini dengan seksama dan dapat membedakan mana yang
benar dan mana yang salah."
"Akan tetapi, semua saksi dan bukti menunjukkan bahwa
para pengacau itu adalan para anggauta Im-yang-pai.
Hendaknya para pimpinan Im-yang-pai tidak usah menyangkal
atau kalau hendak membela diri agar dilakukan nanti di depan
pengadilan saja. Tugas kami hanya menangkap kalian semua!"
kata pula komandan itu dengan suara lantang.
Akan tetapi suaranya yang lantang itu sama sekali tidak
ada artinya karena segera terdengar suara yang lembut
namun mempunyai getaran yang mengguncangkan jantung
semua orang yang mendengarnya sehingga orang-orang lihai
seperti Pek I Nikouw, Thian Ki Hwesio dan Tiong-san Lo-kai
sendiripun sampai terkejut bukan main, maklum bahwa kakek
itu telah menggunakan Ilmu Sai-cu Ho-kang yang
mengandung khikang yang amat kuat sekali
"Kalau ciangkun datang membawa tawanan anggauta kami
yang melakukan kekacauan, itu barulah ada buktinya dan
kami takkan segan segan menghukum para anggauta kami
yang melakukan pelanggaran. Akan tetapi ciangkun datang
tanpa bukti melakukan tuduhan, bukankah itu fitnah belaka?"
kata ketua Im-yang pai itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mendengar suara yang mengandung getaran .hebat itu, si
komandan menjadi pucat dan gugup, dan tidak dapat
menjawab. Akan tetapi Thian Ki Hwesio sudah melangkah
maju ke depan dan terdengar suaranya yang tenang.
"Omitohud........! Ucapan ciangbujin dari Im-yang-pai
memang tepat sekali dan kiranya kamipun tidak akan begitu
sembrono untuk menuduh Im-yang-pai melakukan
pengacauan yang sifatnya pengecut itu. Akan tetapi, pinceng
mempunyai sebuah benda yang berhasil dirampas oleh sute
pinceng dari tangan seorang pimpinan pengacau dan pinceng
ingin sicu memeriksa apakah benda ini ada hubungannya
dengan Im-yang-pai ataukah tidak!" Setelah berkata demikian,
Thian Ki Hwesio mengeluarkan lencana Im-yang-pai itu dari
jubahnya dan menyerahkannya kepada Kok Beng Thiancu.
Kok Beng Thiancu menerima benda itu dan mengamatinya,
juga puterinya ikut memeriksa. Mereka tidak perlu memeriksa
terlalu lama. Sekelebatan saja mereka sudah tahu bahwa
memang benda itu adalah lencana yang biasa dipakai oleh
anggauta Im-yang-pai tingkat tiga! Makin besar dugaan hati
mereka bahwa benda ini tentulah lencana yang biasa dipakai
oleh Liang Bin Cu. anggauta Im - yang - pai yang telah lama
menghilang itu!
"Kami mengenal benda ini," kata Kim-sim Niocu dengan
suara lantang namun sikapnya masih tenang sungguhpun
alisnya yang hitam kecil itu berkerut. "Ini memang lencana
seorang di antara anggauta kami tingkat tiga. Akan tetapi
justeru saat ini kami sedang rnenyelidiki ke mana perginya
seorang anggauta kami bernama Liang Bin Cu yang telah lama
hilang tanpa meninggalkan jejaknya. Kami khawatir kalau -
kalau lencana ini dirampas orang dari tangannya dan
dipergunakan untul merusak nama kami."
"Kauwcu, kiranya tidak akan ada gunanya kalau kita
berdebat tentang hal - hal yang tidak ada buktinya. Kami juga
tidak semata - mata menuduh Im - yang - pai melakukan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
perbuatan yang curang dan pengecut itu di Kuil Ban-hok tong.
Akan tetapi karena bukti-bukti menunjukkan bahwa ada orang
Im - yang - pai yang memimpin pengacauan itu, maka Imyang-
pai harus mampu menyerahkan pemilik lencana ini
kepada kami untuk membersihkan nama Im - yang - pai.
Kalau hanya dengan alasan alasan yang tidak ada buktinya
belaka, mana mungkin kami mau menerimanya begitu saja.
Pinni tidak mempunyai permusuhan dengan Im yang-pai, juga
perguruan pinni dari Thai-san pai lidak ada sangkut-pautnya
dengan urusan ini. Akan tetapi sebagai seorang nikouw
melihat betapa kuil yang dipimpin oleh sute Thian Ki Hwesio
dihina orang, maka demi untuk membela agama pinni tidak
akan berhenti sebelum para pergacau itu dibekuk !"
Kok Beng Thiancu menarik napas panjang, tak mampu
menjawab, dan Kim-sim Niocu juga bingung sekali. Mereka ini
merasa terdesak hebat dan tidak mampu mempertahankan
diri, menjadi serba salah. Untuk menyerah begitu saja,
menjadi tawanan pasukan dan digiring ke kota raja sebagai
pemberontak-pemberontak, hal itu tentu akan menghancurkan
nama besar Im-yang-pai ! Akan tetapi untuk melawan
pasukan pemerintah, benar - benar merupakanbahaya besar
dan melawan sama dengan mengaku bahwa Im-yang-pai
memang bersalah dalam peristiwa pengacauan itu.
"Imyang-pai selamanya menjunjung kegagahan, mana
mungkin ada orang kami yang melakukan perbuatan rendah ?
Maka, kami mohon waktu untuk menyelidiki hal ini dan kami
berjanji akan menyeret pelaku-pelaku pengacauan itu ke kota
raja......." Akan tetapi ucapan Kim-sim Niocu ini terhenti
karena di saat itu muncul Kui Eng yang dengan muka merah
saking marahnya, mata berapi telah meloncat ke situ dan
berseru dengan suara lantang.
"Jangan percaya bujukan mulut perempuan hina itu !"
"Eng-moi... !" Suaminya berseru dari belakang. Pek I
Nikouw, Thian Ki Hwesio, dan Tiong san Lo-kai juga terkejut
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sekali sehingga mereka hanya memandang dengan bengong.
Akan tetapi Kui Eng tidak memperdulikan semua itu dan dia
cepat melanjutkan kata-katanya sambil menudingkan
pedangnya ke arah muka Kim-sim Niocu.
"Siapa bisa percaya kata-kata busuk yang keluar dari mulut
perempuan hina dan cabul macam dia itu ? Terang bahwa dia
hendak mencari waktu untuk melarikan diri ! Dia telah
menawan aku semalam, dan menggunakan aku sebagai
sandera untuk memaksa suamiku melayani nafsu bejatnya
semalam suntuk! Apakah ada yang bisa mempercayai mulut
perempuan hina seperti itu ?" Setelah berkata demikian Kui
Eng sudah menerjang ke depan dengan pedangnya,
menyerang Kim-sim Niocu denga hebatnya.
"Eng-moi, jangan...... ! " Beng Han berseru akan tetapi
percuma saja karena seruannya itu bahkan seperti minyak
menyiram kobaran api kemarahan di hati Kui Eng. Nyonya
muda ini telah menyerang dengan dahsyat sekali dengan jurus
terampuh dari Kwi-hoa Kiam-hoat Melihat serangan yang amat
dahsyat ini, Kim-sim Niocu juga terkejut. Dia tidak mengira
bahwa isteri Beng Han menjadi demikian marah dan nekatnya.
Tingkat kepandaiannya sudah jauh lebih tinggi dari pada
kepandah Kui Eng, akan tetapi pada saat itu, Kim-sim Niocu
sedang bingung menghadapi tuduhan yang amat hebat dan
pengurungan bala tentara pemerintah, maka dia tentu saja
tidak ingin mengeruhkan suasana dengan pertempuran dan
tidak ingin melayani Kui Eng. Ketika melihat sinar pedang yang
amat cepat itu meluncur dan menyerangnya, dia hanya
mengelak ke kiri sambil berseru. "Aku tidak mau berkelahi !"
Akan tetapi, di luar dugaannya, nyonya muda itu menjadi
makin penasaran, pedangnya digerakkan membalik dan sinar
pedang itu meluncur kembali dengan serangan ke arah
lambung ! Cepat sekali gerakan Kui Eng itu sehingga Kim-sim
Niocu yang hanya menghadapi Kui Eng dengan setengah hati
dan hanya mengelak lagi, mengeluarkan teriakan kaget karena
biarpun lambungnya terhindar dari sasaran pedang, namun
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pedang itu masih menyerempet pangkal pahanya sehingga
terdengar suara kain robek dan celananya yang berwar-putih
itu terbuka sedikit memperlihatkan kulit pahanya yang putih
dan yang segera berlumuran darah merah!
"Eng-moi, hentikan itu........!" Beng Han berteriak lagi, akan
tetapi Kui Eng yang melihat betapa pedangnya berhasil
merobek celana dan membuat lawan yang amat dibencinya itu
terluka, mendengar dalam seruan suaminya itu seolah-olah
suaminya membela dan melindungi wanita itu, maka dls
menjadi makin ganas dan kini menubruk maju dengan
pedangnya meluncur ke arah tenggorokan Kim-sim Niocu
sedangkan tangan kirinya mendorong dan melakukan pukulan
maut dengan tenaga sinkang sepenuhnya ke arah dada lawan!
Dus serangan itu merupakan cengkeraman tangan maut bagi
Kim-sim Niocu.
"Kau tak tahu diri !" Kim-sim Niocu berseru marah sekali
karena selain pahanya terluka, biarpun hanya luka kulit
terobek pedang, namun dia telah dibikin malu dengan
robeknya celananya di depan orang banyak. Maka begitu
melihat serangan yang amat ganas ini dia berseru keras sekali,
tubuhnya berkelebat ke depan, didahului oleh sinar hitam dari
sabuknya yang melibat ujung pedang yang menyambar
tenggorokannya, sedangkan tangan kanannya cepat
menangkap tangan kiri yang menghantam dadanya. Seketika
Kui Eng tak dapat bergerak, pedangnya tertangkap sabuk
hitam dan tangannya tertangkap tangan kanan lawan !Akan
tetapi dia meludah dan ludah dari mulutnya tepat mengenai
pipi kiri Kim-sim Niocu dan pada saat itu kaki kiri Kui Eng
menendang ke arah pusar !
"Kau cari mampus !" Kim-sim Niocu berteriak, miringkan
tubuhnya dan membiarkan tendangan itu mengenai pangkal
paha luar akan tetapi dengan pengerahan tenaga dahsyat
sabuk hitamnya telah merampas pedang dan sekali dia
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
membalikkan sabuknya, pedang itu berbalik dan meluncur ke
depan, ke arah dada Kui Eng.
"Cappp........!"
"Eng-moi......... !!"
Akan tetapi pedang itu telah menembus dada Kui Eng yang
roboh terpelanting. Beng Han membelalakkan matanya, seolah
- olah-tidak percaya bahwa isterinya telah tertembus pedang.
"Kau.......... kau membunuh dia..........! " teriaknya kepada
Kim-sim Niocu.
Kim - sim Niocu menarik napas panjang. "Semua orang
melihat bahwa dia yang mendesak, terpaksa aku membela
diri......"
"Kalau begitu, engkau atau aku yang harus mati!" Beng
Han menjerit dan dia sudah mencabut pedang lalu menyerang
dengan penuh kedukaan. Air matanya bercucuran dan
pedangnya bergerak-gerak ganas, berubah menjadi sinar
bergulung-gulung yang mengurung tubuh Kim-sim Niocu.
Melihat ini, wanita cantik itu meloncat ke sana-sini, dan
mulailah nampak gulungan sinar hitam dari sabuknya karena
menghadapi serangan pedang dari Beng Han itu yang amat
lihai, betapapun tinggi ilmu ketua Agama Im-yang-kauw ini dia
tidak bisa bersikap sembarangan saja.
"Gan-taihiap, jangan mendesak aku. Isterimu tewas karena
kesalahannya sendiri," berkali-kali Kim-sim Niocu berkata,
akan tetapi Beng Han menyerang makin hebat.
"Engkau atau aku yang mati!" teriaknya dan seranganserangannya
menjadi nekat dan tentu saja amat berbahaya.
Namun, selisih tingkat kepandaiannya jauh di bawah tingkat
ketua Im-yang-kauw yang amat lihai itu, maka setelah Kimsim
Niocu mengeluarkan kepandaiannya, menggerakkan sabuk
hitamnya Beng Han mulai terdesak dan sinar pedangnya selalu
tertahan oleh sinar hitam dari sabuknya itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sementara itu, Pek I Nikouw, Thian Ki Hwesio, Tiong-san
Lo-kai dan para tokoh yang hadir memandang dengan muka
pucat. Kematian Kui Eng sama sekali tidak mereka sangka
sangka. Mereka melihat betapa ketua Im-yang-kauw itu
memang tinggi sekali kepandaiannya dan mereka melihat pula
betapa kematian Kui Eng terjadi dalam perkelahian satu lawan
satu yang jujur. Kini, melihat Gan Beng Han terdesak pula,
mereka merasa tidak enak. Sebagai orang-orang gagah,
mereka tentu saja menjunjung tinggi kegagahan kejujuran,
akan tetapi Pek I Nikouw yang mengenal Beng Han sebagai
kakak kandung muridnya, sudah menjadi berduka dan marah
sekali melihat kematian Kui Eng tadi.
"Ketua Im-yang-pai, apakah engkau tidak mau menyerah
dan menghentikan perlawanan?" bentak Pek I Nikouw sambil
menghunus pedangnya, memandang kepada Kok Beng
Thiancu dengan sikap menantang.
"Kami tidak merasa bersalah, tidak melakukan pelanggaran
sesuatu, bagaimana kami harus menyerah?" Kok Beng
Thiancu menjawab dengan sikapnya yang masih saja tenang.
"Jadi engkau hendak melawan?" Pek I Nikouw kembali
membentak.
"Kami tidak bersalah, kalau akan dipaksa menyerah, tentu
saja kami akan melawan!"
"Omitohud!" Pek I Nikouw lalu menoleh kepada temantemannya.
"Terpaksa kita menggunakan kekerasan! Ouw -
ciangkun, silakan menggerakkan pasukanmu!" Setelah berkata
demikian, Pek I Nikouw meloncat ke depan diikuti oleh
sutenya, Thian Ki Hwesio dan Tiong-san Lo - kai.
Pek I Nikouw menggerakkan teman-temannya itu adalah
selain hendak menangkap orang-orang Im-yang-pai, juga
untuk menolong Beng Han, maka begitu dia menerjang maju,
ia sudah meloncat ke dalam medan pertempuran antara Beng
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Han dan wanita itu dan pedangnya berkelebat menyerang Kim
- sim Niocu.
"Tranggg.......!!" Pek I Nikouw kaget bukan main sampai
memandang dengan mata terbelalak kepada ketua Im - yang -
pai karena kakek ini tadi telah menubruk ke depan dan
menangkis pedangnya dengan tangan kiri. Tangkisan tangan
kiri kepada pedangnya itu membuat pedangnya terpental dan
pertemuan antara pedang dan tangan kakek itu menimbulkani
bunga api! Dia tidak percaya bahwa ada tangan manusia yang
mampu menangkis pedangnya seperti itu, akan tetapi ketika
memandang dengan penuh perhatian, dia kini melihat bahwa
kedua tangan kakek itu, sampai ke siku, dilindungi oleh sarung
tangan yang warnanya seperti kulit sehingga tidak begitu
kentara dan karena agaknya tipis sekali maka seolah-olah
tangan telanjang saja. Mengertilah nenek yang
berpengalaman ini bahwa ketua lm-yang-pai walaupun tidak
memegang senjata, namun kedua-tangannya menggunakan
sarung tangan yang terbuat dari pada bahan luar biasa
kuatnya, yang dapat menahan senjata tajam.
"Hemm, kalian main keroyokan? Jangan kira Kok Beng
Thiancu takut akan pengeroyokan untuk mempertahankan
kebenaran!" bentak kakek itu dan kini dia menubruk ke depan,
gerakannya kelihatannya lambat saja akan tetapi dalam satu
gerakan itu, terasa ada angin pukulan dahsyat menyambar ke
arah Pek I Nikouw, Thian Ki Hwesio, dan Tiong - san Lo-kai
sekaligus! Tentu saja tiga orang tua sakti ini terkejut dan
cepat mengelak, akan tetapi karena ini mereka menjadi tidak
berdaya untuk membantu Beng Han yang makin terdesak
hebat.
"Gan - taihiap, memang sebaiknya engkau menemani
isterimu!" terdengar wanita itu bereru keras. Kim-sim Niocu
yang diam-diam merasa sayang dan suka kepada pria ini,
tadinya tidak berniat membunuhya. Akan tetapi ketika melihat
betapa tiga orang sakti itu telah turun tangan mengeroyok
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ayahnya, sedangkan pasukan sudah bergerak mengurung dan
pertempuran mulai terjadi, pertempuran yang berat sebelah,
hatinya menjadi gelisah sekali dan serangan-serangan gencar
yang dilakukan oleh Beng Han itu. amat mengganggunya. Dia
arus lebih dulu merobohkan Beng Han agar dapat membantu
dan menyelamatkan ayahnya. dan melihat kedukaan Beng
Han, memang dia pikir lebih baik kalau pria ini dibunuhnya
sekalian agar kelak tidak menimbulkan dendam yang hanya
akan membuat dia selalu terganggu. Sinar hitam sabuknya
bergulung dan membelit pedang di tangan Beng Han.
Pendekar ini menarik sekuat tenaga, dan pada saat itu, Kimsim
Niocu melepaskan sabuknya, lalu kedua tangannya
bertemu, mengeluarkan suara meledak keras dan dua buah
tangannya menyambar dari kanan kiri menyerang Beng Han.
Beng Han terkejut sekali, cepat dia melepaskan gagang
pedangnya yang masih terbelit untuk menangkis. Akan tetapi,
hanya sambaran tangan kanan dari wanita itu yang dapat
ditangkisnya. sambaran tangan kiri dari wanita itu masih
mengenai pelipis kepalanya. Robohlah Beng Han tanpa sempat
mengeluh lagi, roboh dengan nyawa melayang karena pelipis
kepalanya pecah terkena jari tangan halus yang penuh
mengandung getaran hawa pukulan Tian-lui Sin-ciang yang
amat mengerikan itu!
Sejenak wanita itu berdiri termangu memandang mayat
laki-laki yang semalam menjadi kekasihnya itu, menarik napas
panjang lalu membuang muka, menoleh kepada ayahnya. Kok
Beng Thiancu memang hebat sekali. Biarpun dia tidak
memegang senjata apapun, hanya bertangan kosong yang
dilindungi sarung tangan ajaib itu, namun dia tidak menjadi
gentar menghadapi pengeroyokan tiga orang sakti itu Pedang
di tangan Pek I Nikouw berkelebatan dan membentuk sinar
bergulung-gulung yang menyilaukan mata, juga pedang di
tangan Thian Ki Hwesio membentuk sinar bergulung-gulung,
bekerja sama dengan baik sekali bersama sucinya. Akan tetapi
harus diakui bahwa gerakan dua orang ini tidak mengandung
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
keganasan bahkan mengandung keraguan. Hal ini adalah
karena baik Pek I Nikouw maupun Thian Ki hwesio adalah
orang-orang yang telah menghambakan diri kepada agama,
selalu menjauhi kekerasan dan menghayati kehidupan yang
bersih, maka tentu saja penggunaan kekerasan lagi
membunuh orang, merupakan hal yang sebenarnya menjadi
pantangan mereka. Maka gerakan pedang mereka itu
sebenarnya berlawanan dengan sifat dan watak mereka
sehari-hari, sehingga gerakan pedang mereka kehilangan
keganasan dan kedahsyatannya. Sedangkan Tiong-san Lo-kai
yangbersenjata sebatang tongkat telah mainkan Tiong-san
Tung-hoat dan berusaha mendesak lawan yang amat tangguh
itu.
Kalau bertanding satu lawan satu, agaknya antara tiga
orang tua sakti itu tidak ada yang akan mampu menandingi
Kok Beng Thiancu. Rata-rata tenaga sinkang mereka kalah
setingkat, dan ketua dari Im-yang-pai ini memang memiliki
ilmu silat yang aneh-aneh, yang merupakan perkembangan
yang luas sekali dari ilmu silat yang menjadi dasar atau
sumbernya, yaitu Ilmu Silat Im-yang-sin-kun. Dalam hal
tenaga sakti, kakek ini telah pandai mempergunakan
penggabungan tenaga yang berlawanan, yaitu Im kang dan
Yang kang maka tentu saja dia dapat membuat lawan menjadi
bingung karena dari kedua tangannya yang bersarung tangan
itu kadang-kadang menyambar hawa yang amat panas dan
kadang kadang menyambar hawa yang dingin sekali. Dan juga
kedua tangan itu bisa keras melebihi baja, akan tetapi tibatiba.
berobah lemas seperti karet !
Akan tetapi, betapapun lihainya Kok Beng Thiancu, yang
dihadapinya adalah orang-orang yang telah memiliki
kepandaian tinggi dan merupakan orang orang yang telah
berpengalaman di dunia kang-ouw. Maka setelah tiga orang
itu maju bersama, perlahan-lahan Kok Beng Thiancu mulai
terdesak dan terkurung sehingga dia lebih banyak melindungi
tubuhnya dari pada balas menyerang karena tiga lawannya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tidak memberi dia banyak kesempatan untuk mcnbalas.
Melihat betapa ayahnya mulai terdesak, Kim-sim Niocu
mengeluarkan lengking nyaring dan tiba-tiba tubuhnya
bergerak. Kedua tangannya menyerangke arah Pek I Ni.koaw,
dari kedua tangan itu menyambar tenaga pukulan yang
bahkan lebih dahsyat dari pada tenaga sinkang ayahnya !
Pek I Nikouw tetkejut dan terpaksa dia meninggalkan Kok
Beng Thiancu, membalikkan tubuhnya dan tidak berani
ceroboh menghadapi serangan yang amat dahsyat ini. Dia
cepat mengelak dengan loncatan ke kiri sambi1
mengelebatkan pedangnya untuii; balas menyerang.
"Syuuuuttt.......!" Tiba-tiba saja dari atas menyambar sinar
hitam.
"Aihhh......!!" Pek I Nikouw terkejut bukan main. Saat itu,
dia sedang menyerang dengan pedangnya. sama sekali tidak
mengira bahwa dari atas menyambar sinar hitam yang
demikian dahsyatnya menuju ke kepalanya ! Itulah ujung
sabuk hitam dari Kim-sim Niocu yang telah mempergunakan
jurus ilmunya yang baru, yaitu sengatan kalajengking yang
dilakukan oleh sabuknya yang melakukan gerakan lengkung
dari samping atau belakang tubuhnya, meluncur ke atas dan
tahu - tahu dari atas menyambar ke arah lawan dengan
totokan maut !
Pek I Nikouw cepat menarik pedangnya menangkis, akan
tetapi pada saat pedangnya bergerak menangkis sambaran
ujung sabuk dari atas itu, tangan kiri Kim-sim Niocu sudah
menampar ke depan mengarah dada Pek I Nikouw ! Hebat
bukan main gerakan ini, cepat tak tetduga dan kembali Pek I
Nikouw terkejut dan maklum bahwa ternyata kepandaian
wanita cantik ini bahkan lebih mengerikan dari pada
kepandaian Kok Beng Thiancu!
Karena maklum bahwa nyawanya terancam bahaya maut,
terpaksa dia melempar tubuh ke belakang. Tubuhnya
terjengkang dan dia merobohkan diri bergulingan. Ketika dia
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
melompat bangun lagi, tubuhnya agak gemetar, kaiannya
kotor dan wajahnya pucat. Sebagian dari baju di dadanya
telah berlubang, padahal jari-jari tangan wanita cantik itu tadi
belum menyentuhnya. Dia bergidik, maklum bahwa kalau tadi
tersentuh, tentu nyawanya akan melayang. Maka dengan
marah Pek I Nikouw lalu menerjang maju, kini dibantu oleh
sutenya Thian Ki Hwesio yang juga menyaksikan betapa
lihainya ketua dari Im-yang-kauw itu!
Sementara itu, para anggauta lm-yang-pai yang jumlahnya
kurang lebih delapanpuluh orang, repot sekali menghadapi
serbuan pasukan pemerintah. Mereka melawan sekuat tenaga,
akan tetapi tentu saja mereka itu bukanlah lawan seimbang
dari pasukan yang seribu orang banyaknya itu ! Sebentar saja,
rumah-rumah dalam perkampungan Im-yang-pai itu telah
menjadi lautan api dan banyak anggauta Im-yang-pai roboh
menjadi korban pengeroyokan. Melihat ini, Kok Beng Thiancu
merasa berduka sekali. Kalau saja para sutenya berada di situ,
yaitu Cin Beng Thiancu dan lima orang sute lain, agaknya
mereka bersama akan mampu mempertahankan Im-yang-pai.
Akan tetapi para pembantunya yang terpandai sedang tidak
berada di situ, dan melihat bahwa untuk melawan terus sama
dengan membunuh diri, maka Kok Beng Thiancu lalu
mengeluarkan suara pekikan yang menggetarkan seluruh
tempat itu. Pekik ini merupakan tanda bagi para anggautanya
untuk mengundurkan atau melarikan diri, sedangkan dia
sendiri menggunakan kesempatan selagi tiga orang tua sakti
itu terkesiap oleh pekik dahsyatnya, cepat menyambar tangan
puterinya sambil berkata, "Kita pergi! "
Sebenarnya Kim-sim Niocu merasa penasaran sekali,
apalagi ketika melihat betapa semua rumah perkumpulannya
terbakar dan banyak anggautanya tewas. Dia merasa berduka
sekali dan kalau tidak karena tarikan ayahnya, agaknya dia
akan mengamuk sampai mati di tempat itu! Akan tetapi,
biarpun wanita ini telah memiliki kepandaian yang melebihi
ayahnya dan di dalam perkumpulan dia bahkan dipandang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
lebih tinggi dari pada kedudukan ayahnya karena dia adalah
ketua agama, namun dalam beberapa hal dia masih tunduk
kepada orang tua yang telah mendidiknya sejak dia masih
kecil itu. Maka, ketika tangannya disambar dan ditarik oleh
ayahnya, dia tidak membantah, hanya menjawab dengan
suara mengandung isak, "Mari!"
Dua orang itu berkelebat cepat sekali ke belakang Tiga
orang tua itu mengejar, dan sambil melarikan diri Kim-sim
Niocu dan ayahnya merobohkan beberapa orang pasukan
pemerintah untuk menolong anak buah mereka. Amukan
kedua orang ini yang sebentar lari ke sana sebentar lari ke sini
benar-benar dapat mengacaukan pengurungan pasukan itu
sehingga di sana sini terjadi kebobolan dan banyak juga anak
buah Im-yang-pai yang berhasil meloloskan diri, lari
berserabutan ke dalam hutan-hutan. Adapun ayah dan anak
itu sendiri sambil melawan desakan tiga orang tua sakti terus
membuka jalan darah keluar dari kepungan dan akhirnya
dapat pula lolos dari tempat itu. Pek I Nikouw dan temantemannya
tidak berani sembarangan mengejar karena mereka
maklum betapa lihainya ayah dan anak itu. Belasan orang Imyang-
pai telah ditangkap dan puluhan orang pula telah roboh
dan tewas. Juga di fihak pasukan banyak pula yang tewas
dalam penyerbuan ini. Perkampungan Im-yang-pai habis
dimakan api.
Dengan hati penuh duka, Pek I Nikouw, Thian Ki Hwesio,
dan Tiong-san Lo-kai lalu kembali ke Cin-an membawa mayat
Beng Han dan Kui Eng untuk diurus sebagaimana mestinya.
Tentu saja para pelayan suami isteri ini menyambut dengan
tangis sedih dan Pek I Nikouw cepat mengutus orang untuk
memberi kabar kepada Siok Thian Nikouw, ibu Gan Beng Han,
dan juga kepada muridnya, Gan Beng Lian dan suaminya yang
telah kembali ke An-kian sambil membawa keponakan
mereka, yaitu Gan Ai Ling
(Oo-DewiKZ-Bud.s-234-hanaoki-oO)
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ayaaahhh......! Ibuuuu......!" Dan Ling Ling, anak
perempuan berusia delapan tahun itu yang berlutut di depan
makam baru, dua buah gundukan tanah baru, terguling roboh,
dan untuk ketiga kalinya anak ini roboh pingsan!
Mereka semua yang berada di situ cepat nenolongnya.
Mereka semua yang menyaksikan keadaan anak ini, tidak ada
yang tidak mencucurkan air mata saking terharu dan kasihan,
Ling- Ling berkali-kali pingsan ketika anak ini berlutut di depan
makam ayah ibunya. Kini dia dipangku oleh bibinya Gan Beng
Lian yang rnengurut tengkuk dan punggungnya sambil
bercucuran air mata. Sedangkan anaknya, juga seorang anak
perempuan yang berusia tujuh tahun yang bernama Yap Wan
Cu, ikut pula menangis sambil memeluk tubuh Ling Ling yang
lemas.
"Enci Ling......., enci Ling Ling.......! " keluhnya sambil
menangis, mengguncang tubuh Ling Ling yang diam seperti
orang mati itu.
Yap Yu Tek yang duduk di atas rumput memandang
dengan wajah pucat dan pandang mata sayu, penuh duka.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hatinya terharu bukan main dan beberapa kali dia harus
mengusap air mata yang menuruni pipinya. Siok Thian
Nikouw, pendeta wanita tua ibu Gan Beng Han, juga menangis
sesenggukan di depan makam anaknya. Bahkan Pek I Nikouw
yang mengantar mereka ke makam itupun bersila di atas
rumput sambil merangkap kedua tangan di depan dada.
Nikouw tua ini tidak menangis akan tetapi wajahnya diliputi
kedukaan besar.
"Ling Ling........ Ling Ling...... sudahlah nak........!" Sukar
bagi Beng Lian untuk menghibur karena dia sendiri seperti
dicekik oleti kesedihan. Membayangkan kakak kandungnya
dan kakak iparnya terbunuh orang secara tak terduga sama
sekali, benar-benar mengejutkam dan mendatangkan
kedukaan yang hebat. Apalagi kini menyaksikan sikap Ling
Ling yang begitu mengenaskan. Hati siapa takkan tergerak
oleh rasa keharuan yang hebat?
Ling Ling mengejapkan matanya, mukanya pucat sekali,
matanya agak membendul dan merah. Dia bangkit duduk,
dipangku oleh bibinya, lalu menoleh ke arah sepasang makam
itu, dan tak dapat ditahannya, air matanya kembali bercucuran
menuruni kedua pipinya yang pucat.
"Enci Ling .... jangan menangis ...... " Wan Cu anak tunggal
Gan Beng Lian dan Yap Tek, merangkul kakak misannya itu,
akan tetapi dia sendiripun menangis!
Ling Ling memandang adik misannya, lalu bibirnya
bergerak lirih, "Wan Cu......" dan dia menoleh, memandang
kepada Beng Lian, berseru lirih seperti bisikan, "bibi Lian ...."
kemudian dia menoleh kepada Yap Yu Tek dan kembali
berbisik, "paman......." semua ini dilakukan seperti orang
kehilangan semangat seperti seorang anak yang rninta
perlindungan ke sana sini, mencari cari pegangan, pandang
matanya kosong dan sayu.
"Ling Ling.......," Beng Lian memeluknya dan mendekap
muka anak itu ke dadanya, tidak dapat menahan tangis, dan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kesedihannya, tidak tahan lagi memandang wajah anak
keponakan itu yang seperti mayat hidup. Yu Tek rnengusap air
matanya dengan ujung lengan baju. Yang terdengar hanya
keluh dan ratap tangis di kuburan yang sunyi itu.
Tiba-tiba terdengar ucapan yang parau tetapi berpengaruh
sekali, terasa sampai ke dalamjantung semua yang berada di
situ "Siancai......! Apa artinya semua tangis ini? Apa yang
kalian tangisi ? Huh, menyebalkan sekali ! "
Semua orang menengok dan ternyata di situ tak jauh di
belakang mereka, telah berdiri seorang kakek yang sudah tua
sekali, berpakaian sederhana seperti seorang petani akan
tetapi bajunya longgar seperti baju pertapa, rambutnya sudah
hampir putih semua, bahkan jenggot kumis dan alisnya juga
sudah bercampur uban. Akan tetapi, sepasang mata kakek itu
seperti mata orang muda saja, dengan sinar yang tajam
berwibawa. Pek I Nikouw juga membuka mata dan menoleh,
dan nikouw tua ini segera mengenal kakek itu’
"Omitohud ...., kiranya Lui Sian Lojin yang telah
datang........ " katanya halus.
"Pek I Nikouw, engkau adalah seorang yang beribadat,
mengapa tidak melarang mereka yang menangisi kuburan dua
orang muridku ?" kakek menegur kepada Pek I Nikouw.
Pek I Nikouw menarik napas panjang "Ornitohud....... Lojin,
apakah engkau tidak dapat membedakan antara orang-orang
yang telah dapat membebaskan diri dari pengaruh ikatan
dunia dengan mereka ini yang tentu masih terikat kuat?
Bagaimana mereka tidak akan menderita sengsara dan duka
karena ditinggal mati oleh orang-orang yang mereka cinta?"
"Cinta ? Huh! Siapa yang mereka cinta? Yang mati ataukah
diri mereka sendiri?" Kakek itu mencela sambil menghampiri
dua makam baru itu.
Tiba-tiba Ling Ling yang tadinya menangis sambil berlutut,
meloncat dan berdiri dengan sikap beringas, menghadapi
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kakek itu dan sepasang matanya yang merah itu
mengeluarkan sinar seperti berapi-api. Kedua tangannya yang
kecil dikepal dan dia berkata, "Engkau tentu kakek jahat,
engkau tentu teman dari musuh musuh yang membunuh ayah
dan ibuku !"
"Ling Ling, jangan kurang ajar.......!" Beng Lian maju dan
memegang pundak keponakannya. Melihat kakek aneh itu,
Yap Yu Tek juga sudah bangkit berdiri mendekati isteri dan
keponakannya, memandang tajam dengan alis berkerut.
Kakek itu sejenak memandang kepada mereka berdua, lalu
berkata mencela, "Kenapa kalian yang sudah dewasa, bukan
anak - anak lagi, memberi contoh buruk dan menangis palsu
di depan makam ini ?"
Beng Lian menjadi marah. "Locianpwe ! Tadi saya
mendengar bahwa locianpwe adalah guru dari mendiang
kakakku Beng Han dan kakak iparku Kui Eng. Akan tetapi
mengapa sikap locianpwe seperti ini ? Kakakku mati di bunuh
orang, demikian pula kakak iparku. Sudah tentu saja kami
berduka dan menangisi. Apakah locianpwe sebagai guru
mereka datang untuk bergirang hati atas kematian mereka ? "
"Beng Lian........!" Tiba-tiba Pek I Nikouw membentak
muridnya.
Dengan alis berkerut Beng Lian menoleh kepada subonya
dan berkata, "Biarlah, subo. teecu merasa penasaran sekali
mengapa kami dicela karena kami menangisi kematian koko
dan soso ........"
"Omitohud.....Lojin, sekarang engkau harus memberi
perjelasan kepada mereka........ masa bodoh terserah
kepadamu" kata Pek I Nikouw. Nikouw ini sudah
merangkapkan kedua tangan di depan dada dan memejamkan
matanya lagi.
Lui Siang Lojin tertawa sambil mengelus jenggotnya. "Haha-
ha, orang muda! Orang seperti aku sudah tidak lagi
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dipengaruhi oleh suka dan duka. Aku datang bukan untuk
berduka maupun untuk bergembira atas kematian kedua
orang muridku, Beng Han dan Kui Eng. Mereka itu sudah mati,
dan apakah kita tahu bagaimana keadaan mereka sesudah
mati? Apakah mereka lebih sengsara dari pada ketika masih
hidup? Kita tidak tahu. Oleh karena itu, kalau benar kita
mencinta mereka, mengapa pula kita harus menangisi
mereka? Bagaimana kalau keadaan mereka kini lebih baik?
Siapakah yang kalian tangisi itu, kalian menangisi mereka
yang tidak kalian ketahui bagaimana keadaan mereka kini,
ataukah kalian menangisi diri kalian sendiri yang merasa
kehilangan dan sedih karena ditinggal pergi selamanya ? "
Beng Lian dan suaminya terkejut dan saling pandang, lalu
sinar kemarahan mulai lenyap dari pandang mata mereka.
Bahkan mereka merasa terkejut sekali karena selamanya baru
sekali ini mereka mendengar pandangan macam itu,
pandangan yang terlalu aneh dan jujur, yang sekaligus
menelanjangi perasaan mereka. Memang harus mereka akui
tanpa kata bahwa mereka menangis karena merasa
kehilangan dan karena mereka merasa penasaran.
"Menangis bukanlah perbuatan orang gagah !" kata pula
Lui Sian Lojin. "Menangis sebagai pelepasan atau luapan
kesedihan hanya akan membuang tenaga murni secara sia -
sia belaka. Dan apakah manfaatnya menangisi kematian
kedua orang muridku itu? Apakah dengan menangis air mata
darah sekalipun mereka dapat kalian hidupkan kembali ?
Apakah dengan menangis saja urusan dapat menjadi beres?
Kedua orang muridku itu adalah melebihi anak- anakku
sendiri, kini mereka tewas di tangan ketua Im-yang-kauw
yang memiliki tingkat kepandaian amat tinggi. Lalu apakah
yang akan kalian lakukan?"
Yap Yu Tek dan isterinya mendengarkan dengan mata
terbelalak dan bingung. Akhirnya keduanya menjatuhkan diri
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
berlutut dan Beng Lian berkata, "Teecu berdua adalah orang
orang bodoh, mohon petunjuk locianpwe. "
Kakek itu menarik napas panjang. "Semua adalah
kesalahanku, ya, kesalahanku sampai tiga orang muridku yang
tersayang tewas......! Ahh, mula-mula Bun Hong yang tewas
secara menyedihkan karena dia meninggal di waktu usianya
masih muda sekali, dan sekarang Beng Han, dan Kui Eng
tewas pula. Semua karena kesalahanku, karena kebodohanku"
"Omitohud! Lojin mengapa berkata demikian ? Pinni tidak
melihat sesuatu yang bisa di salahkan kepadamu,!" tiba-tiba
Pek I Nikouw berkata.
"Salahku, Nikouw, karena aku tidak becus mendidik
mereka! Kepandaianku terlalu rendah sehingga mereka
menjadi orang orang yang kepandaiannya setengah matang
dan mudah dikalahkan musuh. Setelah tahu bahwa mereka
hidup dalam dunia persilatan yang mengandung kekerasan,
maka seharusnya mereka memiliki kepandaian yang cukup
tinggi sehingga tidak akan mudah dibunuh orang! Maka aku
harus mengajak pergi anak mereka ini. Aku harus mendidik
anak ini, akan kuminta bantuan suhu sendiri untuk
mendidiknya menjadi orang yang lebih tinggi tingkat
kepandaiannya dari pada aku sendiri, agar tidak mudah
dikalahkan orang seperti orang tuanya."
Kini Pek I Nikouw bangkit berdiri dan merangkap kedua
tangannya. "Omitohud........! Lui Sian Lojin, apakah engkau
hendak menanamkan racun dendam ke dalam hati anak ini ?
Betapa kejamnya itu........!" Pek I Nikouw memandang kepada
Ling Ling yang sejak tadi mendengarkan dengan mata
terbelalak.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jilid XV
LUI SIAN LOJIN tertawa. "Haha-
ha, jangan menduga yang
bukan-bukan, Pek I Nikouw. Akan
tetapi hendaknya engkau ketahui
bahwa urusan yang timbul di
dunia sekarang ini bukan sekedar
urusan dendam-mendendam
pribadi belaka! Melainkan lebih
besar lagi, mengenai keselamatan
bangsa dan negara. Im-yang-pai
sampai menjadi korban bukan
karena mereka itu menentang
agama dan pemerintah,
melainkan karena fitnah belaka.
Ada usaha-usaha kotor yang
belum kita ketahui, yang agaknya hendak mengadu domba
beberapa fihak. Telah muncul orang-orang pandai yang akan
mengeruhkan kehidupan rakyat dan rnengacaukan
pemerintah. Maka, sudah sepatutnya kalau keturunan diri
murid-muridku ini biarpun hanya seorang perempuan, untuk
kelak turun tangan membantu manusia menghalau segala
bencana itu. Ling Ling, aku tahu bahwa namamu Gin Ai Ling
dan panggilanmu sehari-hari Ling Ling. Engkau agaknya tidak
ingat lagi kepadaku karena ketika aku menjenguk orang
tuamu, engkau masih terlalu kecil. Aku adalah guru dari ayah
ibumu. Sekarang, aku akan mengajakmu untuk belajar ilmu
agar kelak engkau melebihi orang tuamu, melebihi aku, dan
tidak akan mudah dibunuh orang, dan cukup kuat untuk
menentang segala macam kejahatan di dunia ini! "
Ling Ling menoleh kepada Pek I Nikouw, Yu Tek, dan Beng
Lian. Biarpun usianya baru delapan tahun, namun anak ini
memang cerdik dan dia sudah mendengarkan segala
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
percakapan orang-orang tua itu tadi. Maka dia mengangguk
dan cepat menjatuhkan diri berlutut di depan kakek itu sambil
berkata, "Teecu ingin mempelajari ilmu agar kelak dapat
membunuh ketua Im- yang-kauw!" Ternyata dia yang selalu
memperhatikan percakapan orang orang tua, tanpa diberi
tahu secara langsungpun telah mengerti bahwa pembunuh
ayah bundanya adalah ketua Im-yang-kauw!
"Omitohud.......!" Pek 1 Nikouw berseru.
Lui Sian Lojin tertawa. "Tak usah kau khawatir, Pek I
Nikouw. Kalau dia sudah dewasa pikiran bodoh itu tentu akan
berubah. Nah aku pergi mengajak anak ini!" Kakek itu lalu
memegang tangan Ling Ling, ditariknya bangun sambil
berkata, "Ling Ling, hayo kau ikut bersamaku sekarang juga. "
"Akan tetapi pakaiannya masih di rumah ......." Beng Lian
berkata, hatinya masih belum rela berpisah dari keponakannya
yang baru saja kehilangan kedua orang tuanya itu.
"Pakaian adalah urusan kecil. Ling Ling, apakah engkau
masih hendak meributkan urusan pakaian dan segala tetekbengek?"
kakek itu berkata.
"Tidak, teecu mau berangkat sekarang juga bersama
sukong," Ling Ling lalu berkata kepada mereka, "Bibi, paman,
aku pergi........! "
Beng Lian hanya dapat mengangguk dengan air mata
menetes di atas kedua pipinya. Sedangkan Yu Tek yang
merasa terharu dan juga kagum hanya berkata, "Baik - baiklah
engkau belajar, Ling Ling."
Ketika kakek dan anak perempuan itu sudah melangkah
pergi, tiba-tiba terdengar suara anak menjerit, "Enci
Ling.......I" Dan Wan Cu berlari mengejar, lalu merangkul Ling
Ling sambil menangis. "Enci Ling, aku ikut........! "
Ling Ling balas merangkul dan mencium pipi adik misannya
itu. "Kau tidak boleh meninggalkan ayah ibumu, adik Wan Cu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kelak ita akan bertemu kembali." Ling Ling lalu melepaskan
rangkulan anak itu, menghampiri Lui Sian Lojin dan
menggandeng tangan kakek itu. Pergilah mereka berdua dan
Ling Ling tidak pernah menoleh lagi. Hatinya sudah bulat
untuk mencari ilmu agar kelak dapat membalaskan kematian
ayah bundanya !
~0-dwkz~bds~234-0~
Kwi-hoa san adalah sebuah gunung yang sunyi. Gunung
itu, apa lagi mendekat puncak dari lereng mula sudah terdiri
dari batu-batu kapur sehingga tanahnya tidak subur untuk
pertanian, maka tempat itu sunyi dan tidak ditinggali manusia.
Hanya di bagian kaki gunung itu saja masih ada dusun-dusun
yang sedikil penghuninya. Dari lereng sampai ke puncak,
gunung itu penuh dengan tebing-tebing tinggi dari kapur yang
bentuknya aneh-aneh dan sukar didaki. Akan tetapi di sanasini
terdapat bagian-bagian yang penuh degnan pohon-pohon
liar, pohon pohon yang dapat hidup di tanah padas dan kapur.
Di puncaknya yang merupakan bagian yang aneh aneh
bentuknya, sebagian besar meruncing ke atas menjulang ke
dalam awan, jarang sekali didatangi manusia karena selain
tidak ada sesuatu yang dapat dihasilkan, juga perjalanan
menuju ke puncaknya amat sukar dan berbahaya Akan tetapi,
sekali orang berhasil tiba di puncak gunung ini, dia akan
terpesona oleh keindahan pemandangan alam yang jarang
didapat di tempat lain. Dan di dekat puncak, secara aneh
terdapat sebidang tanah yang penuh dengan tanaman sayursayuran
dan pohon pohon berbuah! Dinding puncak yang
merupakan dinding karang itu berlubang-lubang, membentuk
guha-guha besar dan di salah sebuah guha yang terbesar dan
amat gelap, terdapat seorang kakek tua renta yang sudah
bertahun-tahun bertapa. Kakek ini pada puluhan tahun yang
lalu pernah menggemparkan dunia persilatan karena dia ini
bukan lain adalah Bu eng Lojin (Kakek Tanpa Bayangan),
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
seorang sakti yang selama puluhan tahun malang melintang di
dunia kang-ouw dan menentang para penjahat sehingga
namanya pernah menggemparkan dunia kang-ouw dan lioklim.
Akan tetapi setelah mulai tua, kakek ini menyadari bahwa
jalan kekerasan yang ditempuhnya membuat dia makin jauh
dari kebenaran dan kebahagiaan, maka dia lalu
mengundurkan diri dan bertapa di puncak Kwi-hoa-san, sama
sekali tidak lagi mau mencampuri urusan dunia. Jejaknya ini
kemudian diikuti oleh muridnya yang bukan lain adalah Lui
Sian Lojin, kakek yang usianya berselisih duapuluh tahun dari
gurunya.
Pada sore hari itu, ketika matahari condong ke barat dan
kebetulan memuntahkan cahayanya yang kemerahan ke
dalam guha itu karena guha itu memang menghadap ke barat
sehingga untuk beberapa jam lamanya setiap senja guha itu
menjadi agak terang, di depan mulut guha itu nampak
seorang kakek dan seorang anak perempuan berlutut
menghadap ke dalam guha yang dipenuhi cahaya merah
seperti kebakaran!
Kakek itu adalah Lui Sian Lojin sedangkan anak perempuan
yang berlutut di sebelah kirinya adalah Gan Ai Ling. Setelah
melakukan perjalanan cepat sekali dengan menggendong anak
itu, akhirnya Lui Sian Lojin pada hari itu tiba di puncak Kwihoa-
san dan dia langsung mengajak cucu muridnya itu untuk
menghadap di depan guha pertapaan suhunya yang selama
bertahun-tahun tidak pernah menampakkan dirinya itu. Baru
sekarang Lui Sian Lojin berani untuk mengadakan hubungan
dengan gurunya, sedangkan biasanya, hanya beberapa hari
sekali dia menyuguhkan hidangan di depan guha. Kadangkadang
hidangan itu lenyap diambil oleh gurunya di waktu
malam akan tetapi kadang-kadang sampai beberapa hari
hidangan itu tidak disentuh orang ! Demikianlah dia sendiri
tidak pernah bertemu muka dengan gurunya sejak bertahuntahun
yang lalu, akan tetapi pada senja hari ini dia nekat,
mengajak Ling Ling menghadap di depan mulut guha.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Suhu, harap suhu sudi mengampuni teecu yang lancang
mengganggu ketenangan suhu, Akan tetapi, teecu melakukan
hal ini bukan demi diri sendiri, melainkan demi negara, demi
bangsa yang terancam kekalutan." Selanjutnya dengan suara
tenang, satu satu dan jelas Lui San Lojin bercerita tentang
keadaan negara yang kacau, di mana kaisar menjadi boneka
dari para pembesar lalim, bahkan betapa kini terjadi
kekacauan yang mengadu domba antara perkumpulan besar
sehingga batu-baru saja telah mengakibatkan hancurnya Imyang-
pai yang diserbu oleh pasukan pemerintah, padahal
menurut pandangannya, tidak mungkin Im-yang-pai yang
melakukan pengacauan terhadap upacara Agama Buddha itu.
"Demikianlah keadaannya, suhu, maka teecu memberanikan
diri mengganggu suhu dari ketenangan dan mengetuk hati
nurani suhu untuk kali lagi mencurahkan tenaga demi rakyat."
Sunyi menyambut ucapan yang panjang lebar dan lama itu,
Ling Ling merasa bulu tengkuknya meremang. Dan
mendengar sukongnya bicara sendiri menghadapi guha yang
kelihatan kosong menyeramkan dan kemerahan itu. Dan tidak
nampak seorangpun di dalamnya, juga tidak ada yang
menjawab agaknya. Akan tetapi, selagi dia hendak menegur
sukongnya yang dianggapnya bicara sendiri tanpa ada
gunanya tiba-tiba terdengar suara lirih yang meraung keluar
dari dalam gua, membuat Ling Ling terkejut setengah mati
dan mukanya menjadi pucat.
"Cin Lok...........!" Suara itu berdengung seperti suara angin
lalu saja, begitu lembut akan tetapi mendatangkan gema yang
menyeramkan
Lui Sian Lojin mengangguk anggukkan kepala sampai
dahinya menyentuh tanah. Kakek ini merasa girang sekali
dapat mendengar suara gurunya. Tak salah lagi, itulah suara
gurunya karena siapakah yang mengenal nama kecilnya
kecuali gurunya? Nama kecilnya adalah Bu Cin Lok dan selama
dia merantau di dunia kang-ouw, dia tadinja dikenal sebagai
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Lui Sian Enghiong karena setelah tamat belajar dia berdiam di
puncak Pegunungan Lui sian, dan kemudian setelah tua dia
dikenal sebagai Lui Sian Lojin. Tidak ada orang lain kecuali
gurunya yang mengenal nama kecilnya maka kini mendengar
suara menyebut nama kecilnya, hatinya tergetar penuh
kegirangan.
"Suhu ! Terima kasih bahwa suhu sudi mendengarkan
teecu."
"Cin Lok, bukankah dahulu engkau pernah mengambil tiga
orang murid yang kauanggap sebagai tiga ekor naga sakti
yang turun ke dunia untuk membersihkan kejahatan?"
"Ahh, suhu, teecu telah berlaku bodoh sekali ! Teecu tidak
dapat menurunkan ilmu cukup tinggi kepada mereka sehingga
tiga orang murid teecu itu terpaksa mengalami nasib yang
menyedihkan, tewas di tangan musuh yang lihai sewaktu
mereka menjalankan tugas. Karena itulah maka teecu
sekarang menghadap kepadamu. Anak ini adalah puteri dari
kedua orang murid teecu yang telah menjadi suami isteri dan
yang telah tewas pula dalam Keributan Im-yang-pai yang telah
teecu ceritakan tadi."
"Anak itu cukup baik dan berbakat, aku setuju engkau
mengangkatnya sebagai murid," terdengar suara itu.
"Akan tetapi.... teecu khawatir akan mengulangi kesalahan
lama, suhu. Anak ini menghadapi tugas yang jauh lebih berat
dan berbahaya dari pada orang tuanya, maka teecu mohon
kerelaan hati suhu, sudilah suhu turun tangan sendiri mendidik
anak ini agar tidak akan sia-sia lagi usaha teecu."
"Hemm, Cin Lok, apa kaukira bahwa Kwi-hoa san ini
merupakan puncak tertinggi? Di sana masih banyak puncak
lain yang lebih tinggi dan masih ada Gunung Thai - san yang
jauh lebih tinggi, sedangkan di atas puncak Thai - san masih
ada awan dan di atas awan masih ada langit !"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ucapan yang halus ini tentu saja dimengerti baik oleh Lui
Sian Lojin. Gurunya tidak mau dianggap sebagai orang
terpandai dan mengingatkan murid itu bahwa di dunia ini
masih terdapat banyak sekali orang yang lebih pandai lagi dan
di atas sekali masih ada langit (Thian) yaitu Yang Maha
Pandai!
"Teecu mengerti, suhu. Akan tetapi setidaknya, bimbingan
suhu masih jauh lebih tinggi hasilnya dari pada pendidikan
teecu yang ternyata telah gagal mendidik tiga orang murid itu"
"Hemm...... akhirnya semua ini akan kubawa pergi, untuk
apa bagiku dan apa gunanya kalau tidak ditinggalkan kepada
seorang manusia lain? Cin Lok, suruh anak itu masuk ke
dalam."
Lui Sian Lojin girang bukan main, cepat dia mendorong
punggung Ling Ling dan berbisik, "Ling Ling, anak yang baik,
cepat kau merangkak ke dalam dan memberi hormat kepada
sucouw!"
Ling Ling adalah seorang anak yang cerdik. Tadinya dia
memang takut dan ngeri mendengarkan suara tanpa rupa itu,
akan tetapi dari percakapan itu dia dapat mengerti bahwa
suara itu adalah suara dari kakek buyut gurunya. Sedangkan
kakek gurunya saja telah memiliki kepandaian yang amat luar
biasa, apa lagi kakek buyut gurunya! Tentu sakti seperti dewa.
Maka, sambil memberanikan hatinya yang berdebar, dia
merangkak memasuki guha itu. Ketika dia tiba di dalam, dia
melihat bahwa pada dinding belakang guha itu terdapat lorong
yang membelok ke kiri. Pantas saja orangnya tidak nampak.
Kiranya guha itu masih ada terowongannya ke kiri. Dia terus
merangkak memasuki terowongan yang gelap itu dan tiba-tiba
terdengar suara halus, "Berhentilah!".
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ling Ling berhenti, mengangkat muka dan di dalam
keremangan cahaya matahari senja dia melihat bentuk
seorang tua yang sedang duduk bersila. Karena hanya
remang-remang, dia hanya melihat bahwa kakek itu
rambutnya panjang sampai ke pinggang, mukanya tertutup
rambut pula, dan kakek itu mengulur tangan, tahu - tahu dia
merasa bahwa kepalanya telah disentuh oleh tangan yang
berkulit lembut dan halus. Tangan itu menggerayangi
kepalanya, menurun ke muka dan lehernya, kemudian tangan
itu memegang pergelangan tangannya, menekan sebentar dan
menggerayangi punggungnya, Ling Ling merasa geli, akan
tetapi dia menahan diri untuk tidak tertawa.
"Baiklah, Cin Lok. Dia cukup berharga dan cukup kuat
menerima ilmu - ilmu yang selama ini kusimpan kelak.
Kaudidiklah dia lebih dulu, beri dia dasar - dasar ilmu silat
tinggi dan latih dia dengan tekun agar dia mengumpulkan
hawa murni di tubuhnya. Kelak kalau sudah tiba saatnya, aku
akan mendidiknya."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Terima kasih, suhu, terima kasih......."
Terdengar suara Lui Sian Lojin dari luar, dan karena suara
itu memasuki guha dan membalik, maka terdengar aneh dari
sebelah dalam oleh Ling Ling. Ternyata bahwa tidak ada
keanehan apa-apa mengenai suara kakek yang duduk di
dalam guha itu, melainkan suara yang tertutup dan bergema
di dalam guha itu maka terdengar seperti aneh.
"Keluarlah, anak yang baik, dan berlatihlah dengan tekun!"
Kakek jang hanya nampak bayangannya itu berkata halus.
Ling Ling yang berlutut itu memberi hormat dengan
mengangguk dan membungkuk sehingga dahinya menyentuh
lantai guha, kemudian dia merangkak mundur sampai di
depan guha, di mana Lui Sian Lojin lalu menggandeng
tangannya, diajak bangkit dan meninggalkan guha itu sambil
berkata dengan girang,
"Sumoi, kita berhasil."
Ling Ling terkejut bukan main. "Sumoi? Apa maksud
sukong?"
"Hush ! Siapa sukong? Engkaulah sumoiku, dan aku
suhengmu !" kata kakek itu dengan wajah berseri
"Eh, tapi......., sucouw adalah guru sukong, dan sukong
adalah guru ayah ibu .... ahh.....! " Begitu menyebut nama
ayah ibunya, Gan Ai Ling menangis sesenggukan.
"Hushh, jangan menangis!" kakek itu membentak dan Ling
Ling terkejut sekali, karena selain suara itu mengandung
getaran hebat juga tangan kakek itu menempel di
punggungnya dan dia merasa ada hawa yang panas
memasuki tubuhnya dan membangkitkan semangatnya
sehingga seketika tangisnyapun terhenti.
"Ingat, sumoi. Engkau adalah calon seorang: gagah yang
akan mewarisi ilmu kepandaian dari suhu.! Engkau adalah
seorang yang dicalonkan untuk menanggulangi semua
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kekeruhan yang timbul di dalam dunia ini. Maka, pertamatama
yang harus kau ingat adalah bahwa menangismerupakan
suatu kelemahan yang sama sekali tidak ada
gunanya ! Berduka tidak ada manfaatnya sama sekali, berduka
dalam bentuk iba diri dan kecewa hanya akan melemahkan
diri dan merupakan pantangan besar bagi seorang gagah.
Mengertikah engkau ?"
Anak kecil berusia delapan tahun itu mengangguk-angguk
dan sikapnya sudah seperti seorang dewasa saja! Lui Sian
Lojin tersenyum girang dan dia mengelus kepala sumoinya
yang sama sekali tidak patut menjadi sumoinya patutnya
menjadi cucunya itu. Dan mulailah Ling Ling mengalami
kehidupan yang baru sama sekali Mulailah dia hidup di tempat
sunyi itu, setiap hari digembleng ilmu oleh suhengnya yang
pernah menggembleng ayah dan ibunya, juga di tempat yang
sama. Dongeng tentang ayah ibunya ketika masih kecil dan
juga belajar ilmu di tempat ini membuat Ling Ling menjadi
bergembira dan semangat. Baiknya Lui Sian Lojin adalah
seorang kakek yang bijaksana dan dia dapat melayani watak
seorang anak - anak mengajak Ling Ling di samping belajar
ilmu juga bermain-main, mengajaknya turun gunung sewaktuwaktu
untuk mengunjungi dusun-dusun dan bertemu dengan
manusia-manusia lain, dan di samping menggemblengnya
dengan ilmu silat atau dasar ilmu silat tinggi, juga tidak lupa
dia mengajar ilmu membaca dan menulis kepada anak ini.
~0-dwkz~bds~234-0~
Kita tinggalkan dulu Ling Ling yang memulai kehidupan
baru di puncak Kwi-hoa-san, dan sebaiknya kita mengikuti
pengalaman Coa Gin San, murid dari pendekar Gan Beng Han
dan isterinya yang tewas ketika berusaha mencari murid ini.
Kemanakah perginya Coa Gin San?
Seperti telah diceritakan di bagian depan ketika terjadi
keributan di dalam Kelenteng Ban-hok-tong di kota Cin-an, Gin
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
San terbawa oleh para saikong yang mengadakan pengacauan
itu dan tidak ada seorangpun tahu ke mana anak itu dibawa
pergi karena tidak meninggalkan jejak sama sekali. Menurut
dugaan Thian Khi Hwesio, Gan Beng Han dan yang lain-lain.
para penyerbu itu adalah orang-orang dari Im-yang-pai
sehingga akibatnya Im-yang-pai mengalami penyerbuan dan
dihancurkan oleh pasukan pemerintah. Akan tetapi benarkah
demikian ?
Tepat seperti dugaan Lui Sian Lojin, memang
sesungguhnya Im-yang-pai hanya terkena fitnah belaka. Imyang-
pai tidak tahu-menahu tentang penyerbuan itu. Akan
tetapi siapakah para saikong yang amat lihai itu, yang telah
menyerbu kuil dan mengacaukan upacara penyambutan benda
suci dari Agama Buddha? Mereka itu sesungguhnya adalah
orang-orang yang menjadi anggauta perkumpulan Agama
Beng-kauw !
Pada waktu itu, aliran agama atau kebatinan Beng-kauw
merupakan aliran kebatinan yang menyeleweng dan dimasuki
oleh golongan sesat di dunia kang-ouw, dan pelajaranpelajarannya
menjurus ke ilmu klenik dan sihir. Bagaimanakah
asal-usul dari aliran kebatinan Beng kauw ini? Tidak banyak
orang tahu, akan tetap menurut catatan lama, aliran
kebatinan ini datang dari dunia barat, yaitu tepatnya dari
Negara Persia (Iran). Beng-kauw berarti Agama Terang dan
asalnya dari Agama Mani Iran, atau yang terkenal dengan
sebutan Manichaeism. Mani adalah nama seorang pemuda
bangsawan, terlahir dalam tahun 200 kurang lebih, dan
terdidik dalam lingkungan sekte Mandaeans. Pada waktu itu
terdapat dua agama besar yang saling bersaing dan
bermusuhan, yaitu Agama Kristen dan Agama Mithraism,
sedangkan agama asli dari Persia sendiri adalah Agama
Magism. Pemuda Mani mempelajari semua agama ini,
memperkembangkannya, bahkan mengambil bagian-bagian
yang dirasa cocok dan dicampur adukkan sehingga dia
berhasil membangun suatu agama baru yang kemudian
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
berkembang dan dinamakan menurut namanya, yaitu Agama
Manichaeism. Tentu saja karena berasal dari penggabungan
tiga agama Kristen, Mithraism dan Magism, maka Agama
Manichaeism ini mempunyai bagian-bagian dari tiga agama
itu.
Dengan penuh semangat, Mani secara resmi mendirikan
agamanya itu pada hari penobatan Raja Persia, yaitu Raja
Shapur ke I yang menaruh simpati kepada ajaran agama baru
ini. Karena memperoleh dukungan raja yang berkuasa, maka
Mani dapat bergerak bebas, dan dia berkelana ke seluruh
negeri untuk menyebarkan agamanya. Bahkan dia
mengunjungi luar negeri, sampai ke India dan ke Tiongkok
sebelah barat. Karena di Tiongkok dia sukar memperoleh
penyambut, dia kembali ke Persia dan mulailah ia memperoleh
banyak pengikut, bahkan banyak kaum bangsawan dan
keluarga raja yang menjadi pengikutnya. Akan tetapi, diamdiam
kaum Agama Magism merasa iri dan memusuhinya
sebagai penyebar agama palsu. Hanya karena Raja Shapur I
mendukungnya, maka Mani masih dapat bergerak dengan
leluasa. Bahkan raja penggantinya, yaitu Raja Hormizd, juga
terpengaruh oleh Manichaeism sehingga agama ini dapat
berkembang biak dengan suburnya.
Akan tetapi ketika Mani mulai menjadi tua, Raja Hormizd
diganti oleh Raja Barham I yang beragama Magism dan
condong kepada kasta Magians. Mani kehilangan tempat
berpijak yang kokoh, dia ditangkap dan diserahkan kepada
kasta Magians yang menjadi musuhnya dan Mani dihukum
mati sebagai seorang penyebar agama palsu, sebagai utusan
iblis ! Setelah itu, pemerintah Persia di bawah Raja Barham I
berusaha untuk membasmi Agama Manichaeism, akan tetapi
tidak begitu berhasil karena memang sudah banyak
pengikutnya dan ketika terjadi pembasmian itu, banyak
pengikut yang pergi melarikan diri ke timur, ke India dan ada
pula yang pergi ke Tiongkok.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Aliran kebatinan Manichaeism berkembang menjadi aliran
kebatinan yang mendambakan mistik dan klenik. Pada
mulanya, Mani sendiri menganut paham dualisme, seperti
paham kaum kebatinan Im Yang. Menurut Mani, terang adalah
baik dan gelap adalah jahat. Pengetahuan tentang agama
Mani atau Beng-kauw adalah pengetahuan tentang alam dan
unsur-unsurnya, antara kebalikan-kebalikan, dan
penyelamatan adalah proses membebaskan unsur terang dari
gelap. Menurut Mani, di dalam alam semesta terdapat dua
kekuasaan yang saling bertentangan, yaitu Terang dan Gelap.
Setan lahir di Kerajaan Gelap. Selanjutnya, menurut pelajaran
Mani, manusia pertama adalah ciptaan Setan, akan tetapi di
dalam manusia itu juga terdapat unsur Terang dari Tuhan.
Setan beruasaha untuk mengikat manusia dengan kegelapan
atau kejahatan, namun roh-roh Terang berusaha untuk
membebaskannya, Mani sendiri menamakan dirinya sebagai
Duta Terang. Inilah asal mulanya nama Beng-kauw (Agama
Terang), hanya dengan bantuannya dan murid-muridnya yang
terpilih maka Terang dapat dipisahkan dari Gelap.
Seperti dalam segala macam agama yang ada di dunia ini,
dasar dari pada agama itu adalah untuk menuntun manusia ke
dalam kebaikan. Demikian pula dengan Beng-kauw atau yang
asalnya bernama Manichaeism itu. Di antara para
penganutnya, terdapat penganut atau umat biasa dan ada
pula yang pilihan. Penganut pilihan ini harus mentaati
bermacam-lacam larangan, diantaranya adalah larangan
membunuh mahluk berjiwa. Akan tetapi dari prakteknya,
agama menjadi semacam pegangan untuk kesenangan diri
pribadi, untuk penghiburan dan tempat menggantungkan
harapan-harapan, untuk melarikan diri dari kenyataan hidup,
dan akhirnya Manichaeism juga penuh dengan penyelewengan
- penyelewengan dari dasar semula. Banyak dipelajari ilmuilmu
sihir dan mistik. Akan tetapi harus diakui bahw agama ini
pernah menjadi agama besar yang menguasai hampir seluruh
Persia, bahkan meluas sampai ke India dan ke Tiongkok.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Demikanlah catatan ringkas tentang Agama Mani atau
Agama Terang yang hanya hidup sampai pada abad ke
tigabelas itu. Biarpun di Tiongkok agama ini belum pernah
menjadi agama terbesar, namun setidaknya pada waktu cerita
ini terjadi Agama Beng-kauw merupakan agama yang menjadi
saingan aliran-aliran lain, sungguhpun Agama Beng-kauw ini
dikenal sebagai agama yang banyak dipeluk oleh golongan
sesat dari dunia persilatan.
Pada waktu cerita ini terjadi, aliran Beng-kauw belum
begitu kuat, belum terpusat dan di mana-mana ada tokoh
yang menyusun perkumpulan-perkumpulan sendiri,
menggunakan nama Beng-kauw, dan biarpun ada unsur unsur
Agama Beng-kauw di dalamnya, namun sudah bercampur
dengan segala macam aliran yang mengutamakan mistik dan
sihir, ketahyulan yang memuja kekuasan-kekuasan mujijat
sehingga agama yang pada mulanya dimaksudkan untuk
menjadi penerang ini malah menjadi sumber orang-orang
yang memuja kegelapan!
Di daerah utara, Beng-kauw dikuasai oleh tiga orang
saikong yang amat lihai. Mereka itu dikenal dengan nama
Kwan Cin Cu, Hok Kim Cu, dan Thian Bhok Cu. Mereka bertiga
ini memimpin Agama Beng-kauw yang dibawa dari India oleh
seorang pertapa dari Himalaya, seorang kakek aneh yang
sakti, ahli ilmu silat tinggi dan ahli sihir. Kakek ini sebetulnya
adalah peranakan India, bernama Maghi Sing, akan tetapi
karena selama puluhan tahun dia berkelana di Tiongkok, maka
dia mahir berbahasa Han, bahkan memiliki julukan See-thian
Siansu ( Kakek Sakti dari India ).
Akan tetapi, karena maklum bahwa aliran kebatinan
mereka dicurigai dan dimusuhi fihak-fihak lain, bahkan pernah
digempur oleh para pendekar dari partai - partai persilatan
besar yang menganggap praktek-praktek mereka itu
menyesatkan rakyat dan menjurus ke arah kecabulan dan
penggunaan obat bius, maka akhirnya aliran kebatinan ini
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menyembunyikan diri. Ketika aliran kebatinan Beng-kauw itu
dipimpin oleh Kwan Cin Cu dan dua orang sutenya. di bawah
perlindungan gurunya maka mereka itu mengambil tempat
yang tersembunyi dan rahasia, yaitu di dalam guha-guha di
sepanjang pantai Po-hai, di dekat muara Sungai Huangho. Di
dalam sebuah di antara guha - guha besar itulah See-thian
Siansu atau Maghi Sing bertapa, dan tiga orang muridnya
memimpin para anggauta Beng-kauw di tempat terpencil ini.
Karena pernah dimusuhi oleh para pendekar dan aliran
kebatinan yang lain, maka timbul dendam dan sakit hati pada
batin para anggauta Beng-kauw. Oleh karena itu, selalu
mereka menanti kesempatan untuk membalas dendam.
Akhirnya, atas petunjuk dari Maghi Sing, Beng-kauw mulai
bergerak untuk menjalankan siasat mereka untuk mengadu
domba agar sakit hati mereka dapat terbalas. Biarkan aliran
aliran lain itu bermusuhan sendiri dan yang menjadi sasaran
pertama mereka adalah Im-yang-kauw. Maka terjadilah
penyerbuan di Kuil Ban-hok tong di Cin-an itu, pada waktu
Agama Buddha yang merupakan agama terbesar di waktu itu
dan didukung oleh pemerintah, melakukan upacara
penyambutan benda suci. Dengan menyamar sebagai orangorang
Im-yang-kauw, mereka telah mengadu domba antara
orang-orang Im yang-kauw dengan orang-orang Agama
Buddha dan dengan pemerintah!
Saikong yang memimpin penyerbuan itu adalah seorang
tokoh tingkat dua dari Beng kauw, yang menjadi murid utama
dari tiga orang pemimpin Beng-kauw itu. Dialah yang
menangkap Gin San ketika anak ini terbawa di atas kepala
liong. Karena anak itu telah mengetahui segalanya, maka para
anggauta Beng-kauw ini menangkapnya dan membawanya
pulang ke pantai Po-hai.
Murid utama atau saikong yang memimpin penyerbuan itu
adalah si muka kuning yang bersenjata sepasang kongce dan
dalam penyerbuan itu, selain dibantu oleh para anak buah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Beng-kauw dia juga dibantu oleh tiga orang adik
seperguruannya, semuanya tokoh-tokoh kelas dua dari Bengkauw.
Yang pertama adalah saikong muka brewok bersenjata
siang-kiam, sedangkan ke tiga dan ke empat adalah dua orang
nenek yang juga merupakan murid-murid terpandai dari tiga
orang pimpinan Beng-kauw itu.
Saikong muka kuning bersama sutenya dan dua orang
sumoinya kini telah menghadap tiga orang pemimpin Bengkauw
sambil membawa Gin San yang ditotok dan selain tidak
mampu bergerak, juga tidak dapat mengeluarkan suara.
Mereka berempat berlutut di depan tiga orang kakek yang
duduk di atas kursi berukir, dan Gin San dibiarkan rebah di
atas lantai batu. Kakek muka kuning menceritakan hasil dari
pengacauan yang mereka lakukan di kuil Ban-hok-tong itu,
didengarkan dengan penuh perhatian oleh tiga orang gurunya.
"Bagus!" kata Kwan Gin Cu yang bertubuh tinggi besar.
"Dan apakah engkau telah meninggalkan lencana itu?"
"Teecu telah sengaja membiarkan hwesio itu merampas
lencana yang tergantung di leher teecu," jawab si muka
kuning.
Tiga orang kakek pimpinan Beng-kauw itu tertawa girang.
"Bagus, bagus! Kalau begitu tidak percuma aku bersusah
payah membunuh orang Im - yang - pai itu l" kata Thian Bhok
Cu, ketua ke tiga yang bertubuh kate dan bersikap lemah
lembut itu. Kiranya ketua ketiga Beng-kauw ini sendiri yang
telah membunuh Liang Bin Cu, tokoh Im-yang-pai, dan
merampas lencananya untuk dipergunakan menjatuhkan
fitnah kepada Im - yang - pai.
Hok Kim Cu sejak tadi memandang kepada Gin San yang
rebah di atas lantai. Anak ini tidak pingsan, hanya tidak
mampu bergerak dan tidak mampu bersuara, akan tetapi
kebetulan sekali dia rebah dengan muka menghadap kepada
tiga orang ketua Beng-kauw itu. Matanya dapat melotot dan
bergerak - gerak, dengan sinar matanya yang tajam penuh
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
keberanian dia menentang tiga orang kakek yang duduk di
atas kursi itu. Hok Kim Cu tertarik sekali. Sekali pandang saja
dia tahu bahwa anak laki - laki itu bukanlah anak laki - laki
biasa. Dalam keadaan seperti itu, anak laki-laki lain tentu akan
pucat ketakutan atau setidaknya akan menangis, akan tetapi
anak ini sama sekali tidak kelihatan takut, bahkan matanya
bersinar-sinar penuh keberanian dan kemarahan, memandang
tiga orang kakek ketua Beng-kauw dengan penuh tantangan!
Hok Kim Cu ini teringat akan anaknya sendiri, anak laki - laki
tunggal yang telah mati ketika baru berusia lima tahun.
Karena anaknya itu sakit dan mati ketika dia sedang
bepergian, maka ketika dia pulang dan mendengar anaknya
telah mati dan telah dikubur, dia menjadi marah sekali, dan
seketika dia membunuh isterinya sendiri yang dipersalahkan
tidak dapat menjaga anak tunggal itu! Semenjak saat itu, Hok
Kim Cu tidak pernah kelihatan gembira dan kini setelah dia
melihat Gin San, timbul rasa tertarik dalam hatinya. Kalau
anaknya tidak mati, tentu seperti ini besarnya dan akan
banggalah dia mempunyai anak yang demikian tabah dan
bersemangat seperti anak ini!
"Hei, siapakah anak ini dan kenapa kalian membawanya ke
sini? Kalian tahu bahwa tempat ini tidak boleh diketahui orang
lain!" tiba-tiba Hok Kim Cu menegur empat orang murid itu.
Mendengar teguran suhu mereka yang ke dua itu, empat
orang tokoh Beng-kauw ini. menjadi terkejut dan ketakutan.
Mereka tahu akan bengisnya peraturan di Beng-kauw, maka
cepat mereka berlutut dan minta ampun. "Harap sam-wi suhu
sudi mengampuni teecu berempat. Anak ini adalah anak yang
berani mengganggu usaha teecu pada malam hari ketika
mengacau perayaan di kuil sehingga hampir menggagalkan
usaha itu." Si muka kuning lalu menceritakan peristiwa itu,
didengarkan oleh tiga orang kakek itu yang kini memandang
kepada Gin San penuh perhatian.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Nah, karena anak ini telah mengetahui kesemuanya dan
mengenal teecu, maka teecu, merasa bahwa tidak baik kalau
melepaskan dia, maka teecu membawanya ke sini, mohon
keputusan dari suhu sekalian hukuman apa yang akan
dijatuhkan kepadanya."
Thian Bhok Cu, ketua ke tiga yang katai dan lemah lembut
itu, kini bangkit dari kursinya dan menghampiri Gin San. Ketika
dia berjalan itu, nampak keanehan pada diri kakek berusia
kurang lebih empatpuluh lima tahun ini, Jalannya berlenggang
halus, berlenggak-lenggok langkahnya, seperti langkah
seorang perempuan! Dan matanya .bersinar genit, mulutnya
tersenyum aneh ketika dia mengamat-amati wajah dan tubuh
Gin San. Orang ke tiga dari pimpinan Beng-kauw ini memang
mempunyai pembawaan yang aneh. Dia amat suka kepada
laki-laki, terutama yang masih muda remaja, dan selamanya
dia tidak pernah mendekati wanita, apa lagi menikahi. Dia
adalah seorang bertubuh pria akan tetapi berselera wanita,
maka dia suka sekali kepada laki-laki muda belia. Kini, melihat
Gin San, dia tertarik sekali!
"Hemm, karena dia orang luar, mestinya dia dibunuh. Akan
tetapi........ eh, serahkan saja dia kepadaku dan dia akan
menjadi orang dalam, menjadi muridku........ hi - hik !" Dan
Thian Bhok Cu terkekeh genit seperti orang yang malu-malu
karena ketahuan rahasianya atau kelemahannya. Ketika
terkekeh ini, otomatis dia mengangkat tangan kiri dan
menggigit telunjuknya dengan sikap genit sekali sehingga
menjadi menyeramkan!
Wajah Hok Kim Cu yang sejak tadi sudah tertarik itu
berubah merah. "Tidak, sute ! Dia mengingatkan aku kepada
puteraku, serahkan saja dia kepadaku! "
Melihat kedua orang sutenya itu bersitegang Kwan Cin Cu
lalu mengangkat tangan dan berkata kepada empat orang
muridnya. "Kalian berempat boleh mengundurkan diri dan
mengaso, biarkan anak ini di sini !"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Empat orang murid itu bernapas lega karena mereka tidak
menerima hukuman karena membawa anak itu, maka setelah
memberi hormat, dua orang saikong dan dua orang nenek itu
lalu mengundurkan diri. Setelah mereka pergi, Kwan Cin Cu
berkata kepada dua orang kakek itu. "Sute berdua jangan
memperebutkan dia. Ketahuilah bahwa sejak dia dibawa
masuk, aku sudah memutuskan untuk menghukum mati dia.
Dia adalah orang dari fihak musuh, tentu akan mendendam
kepada kita dan kelak akan membahayakan kalau dibiarkan
hidup. Aku sendiri yang akan membunuhnya, sute. "
"Aihhhh........ twa-suheng licik, ah! Apakah kaukira kami
tidak tahu bahwa twa-suheng tentu hendak menggunakan
darah dan otak anak ini untuk menyempurnakan Ilmu Toatbeng-
tok-ciang yang sedang kaupelajari itu," kata Thian Bhok
Cu.
Kiranya pada waktu itu, orang pertama dari tiga ketua
Beng-kauw ini sedang menerima ilmu baru dari suhu mereka,
ilmu pukulan yang disebut Toat-beng-tok-ciang (Tangan
Beracun Pencabut Nyawa) ! Ilmu pukulan ini adalah ilmu
pukulan keji, melatih tangan menjadi beracun dan caranya
adalah merendamnya dengan segala macam racun rahasia
dan minum darah dan makan otak anak-anak yang memiliki
darah bersih dan tulang yang baik! Untuk menyempurnakan
ilmu mujijat ini. Kwan Cin Cu telah minun darah dan makan
otak enam orang anak pilihan, dan ketika tadi dia melihat Gin
San, dia tertarik sekali dan ingin minum darah dan makan otak
anak ini untuk memperlengkapi latihannya ! Memang, di
antara tiga orang murid Maghi Sing, Kwan Cin Cu ini termasuk
yang paling lihai, sungguhpun dua orang sutenya juga luar
biasa sekali kepandaian mereka dan tidak banyak selisihnya
dengan kepandaiannya sendiri.
Wajah Kwan Cin Cu berobah merah mendengar teguran
Thian Bhok Cu. "Sam-sute, kalau benar demikian, kau mau
apa? Dia ini orang luar, bahkan dari fihak musuh dan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
semestinya dihukum mati. Dan kalau aku mengambil darah
dan otaknya, apa salahnya?"
"Nanti dulu, suheng l" Hok Kim Cu yang tinggi kurus akan
tetapi suaranya parau besar itu berseru dan juga dia sudah
berdiri dari kursinya. "Seperti kukatakan tadi, sewaktu tadi
suheng bicara dengan para murid, aku telah memperhatikan
anak ini yang mempunyai kemiripan dengan mendiang
puteraku. Maka aku ingin mengambil dia sebagai pengganti
anakku. "
"Tidak ! Dia adalah calon muridku.......... " Thian Bhok Cu
menjerit dengan suara wanitanya.
"Murid apa! Paling-paling menjadi kekasihmu dan kaupaksa
dia menemanimu tidur !" Hok Kim Cu mengejek.
"Kalau begitu kau mau apa? Ji-suherg, jangan kira aku
takut padamu ! " teriak Thian hok Cu galak.
"Akupun tidak takut kepadamu, dan juga aku akan
menentang kalau twa suheng akan membunuh anak ini!" kata
Hok Kim Cu.
"Hemm, sungguh tidak baik kalau kita bertiga berebutan
seperti ini ! Masa kita harus berkelahi sendiri memperebutkan
seorang bocah yang datang dari fihak musuh " Kwan Cin Cu
mengerutkan alisnya, lalu memandang kepada anak itu yang
sama sekali tidak kelihatan takut mendengar dirinya
diperebutkan itu. Sebenarnya, jantung Gin San berdebar
penuh ketegangan dan dia mengikuti seluruh perbantahan itu
dengan penuh perhatian. Akan tetapi, memang pada dasarnya
anak ini pemberani dan tidak pernah mengenal takut, maka
dia tidak memperlihatkan ketegangan hatinya itu pada
wajahnya,
"Biarlah kita serahkan kepada anak ini sendiri untuk
menentukan." Akhirnya Thian Bhok Cu mendapatkan akal.
Sekali tangannya bergerak, dia telah menepuk leher dan
punggung Gin San dan seketika anak itu mampu bergerak dan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bersuara lagi. Gin San bangkit duduk menggosok-gosok kedua
kakinya yang terasa lemas, kemudian diapun bangkit berdiri,
menghadapi tiga orang kakek yang menyeramkan itu.
"Hei, anak manis! Lekas kaupilih sendiri di antara kami
bertiga, siapa yang kaupilih? Kaupilih aku, ya ? Tanggung pasti
senang !" Thian Bhok Cu berkata sambil tersenyum meringis
dalam usahanya menarik muka manis, akan tetapi karena
memang mukanya buruk, maka aksinya sebagai seorang
wanita itu malah membuat wajahnya kelihatan mengerikan
dan menakutkan.
"Hemm, kaupilih aku saja, matimu tidak sampai tersiksa! "
kata Kwan Cin Cu yang tinggi besar.
"Anak baik, akulah calon ayahmu, engkau kujadikan
pengganti anakku!" kata Hok Kim Cu tidak mau kalah. Gin San
adalah seorang anak yang luar biasa sekali. Dia tidak pernah
mengenal takut, dan disamping ini diapun cerdik luar biasa.
Akan tetapi, menghadapi tiga orang kakek yang menyeramkan
itu, dia merasa ngeri juga. Sambil menggosok-gosok kedua
lengannya yang masih kesemutan itu dia memutar otak
mencari akal. Dia tahu bahwa dirinya berada dalam ancaman
bahaya. Terjatuh ke tangan seorang di antara tiga kakek iblis
ini, yang manapun, dia sama sekali tidik suka, karena dia tahu
bahwa kalau dia tidak mati, tentu akan hidup tersiksa. Akan
tetapi, menolak begitu sajapun berarti dia akan mati. Maka
sebaiknya menggunakan akal agar kematiannya itu dapat
tertunda, waktu hidupnya dapat diperpanjang sehingga dia
dapat mencari akal dan kesempatan untuk dapat meloloskan
dan melarikan diri.
"Biarkan aku memeriksa kalian dan memilih - milih,"
akhirnya dia berkata sambil pura-pura memandang mereka itu
dengan sepasang matanya yang jeli dan tajam itu, padahal
sejak tadi sebelum dibebaskan dari totokanpun dia sudah
memperhatikan mereka bertiga. Dia menghampiri Kwan Cin
Cu yang tersenyum-senyum. Dia memandang wajah kakek ini,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
lalui bentuk tubuhnya yang tinggi besar seperti raksasa, lalu
mengangguk-angguk.
"Locianpwe ini gagah perkasa seperti Kwan Kong, maka
mati di tangan locianpwe merupakan kematian yang terhormat
sekali!"
"Ha - ha - ha, bagus sekali! Nah, kedua sute, dengarkah
kalian? Anak ini bicara tepat ! " kata Kwan Cin Cu, hatinya
bangga bukan main sehingga kepalanya terasa melembung
besar. Dia disamakan dengan Kwan Kong atau Kwan In Tiang,
panglima atau pahlawan yang amat terkenal di jaman Sam -
kok.
Akan tetapi Gin San sudah melangkah menghampiri Hok
Kim Cu. Sebenarnya, kepada kakek inilah hatinya lebih
condong karena kakek ini tadi menyatakan hendak
mengambilnya sebagai anak, pengganti anaknya yang mati.
"Locianpwe ini juga amat gagah perkasa seperti Thio Hwi,
maka menjadi puteranya tentu amat terhormat dan mulia,"
katanya.
"Ha-ha, kaudengar tadi ? Dia lebih suka menjadi anakku,
dan dia benar, kalau dia menjadi anakku, dia akan menjadi
seorang anak yang terhormat dan mulia, juga terlindung
karena aku akan melindunginya dengan taruhan nyawaku !"
Orang ke dua dari pimpinan Beng-kauw ini juga merasa
bangga sekali. Thio Hwi adalah seorang tokoh pula di antara
pahlawan-pahlawan jaman Sam-kok, yang kedudukannya
boleh dikatakan sejajar dengan Kwan Kong.
Akan tetapi Gin San sudah menghampiri kakek ke tiga yang
tertawa tawa dan tersenyum-senyum dengan sikap genit!
Diam diam Gin San merasa serem berdekatan dengan kakek
bertubuh kate dan lemah lembut ini, sikapnya dan gerakgeriknya
seperti wanita yang genit akan tetapi wajahnya kasar
dan buruk sehingga menimbulkan perasaan serem di dalam
hatinya membuat bulu tengkuknya meremang. Akan tetapi
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
anak ini menguatkan hatinya dan sambil menatap wajah kakek
ke tiga ini dia berkata, "Locianpwe ini amat ramah dan manis
budi, kalau menjadi muridnya tentu amat menyenangkan
sekali !"
"Hi-hik, ha ha ha ! Ji-suheng dan twa-suheng dengarlah
baik-baik. Bukankah dia lebih senang kepadaku ?" katanya
sambil tertawa-tawa dan menutupi mulutnya dengan tangan
seperti lagak seorang dara remaja !
Kegembiraan Kwan Cin Cu yang dianggap sebagai Kwan
Kong tadi makin berkurang ketika dia mendengar betapa anak
itupun memuji-muji kedua orang sutenya, maka kini dengan
suara lantang dan galak dia membentak, "Jadi siapakah yang
kaupilih antara kami bertiga? "
"Pilih aku saja, calon ayahmu !" Hok Kim Cu berkata.
"Tidak, pilih aku saja, ya sayang?" Thian Bhok Cu
membujuk.
Gin San memandang kepada mereka bertiga secara
bergantian, kemudian terdengar lantang jawabannya yang
ditunggu - tunggu oleh tiga orang itu,
"Aku tidak pilih siapa-siapa!"
'Ehh.......?" Tiga orang kakek itu terkejut dan air muka
mereka mulai berubah, bengis dan marah. Melihat ini, Gin San
cepat menyambung kata-katanya tadi,
'"Aku tidak memilih siapa-siapa atau aku juga memilih
semuanya! Locianpwe bertiga sama hebat, sama gagah, maka
bagaimana aku dapat memilih seorang di antara kalian? Juga
aku tidak mungkin bisa memilih semuanya! Sekarang begini
saja, dari pada berebut, dan karena akupun tidak bisa berat
sebelah memilih seorang di antara locianpwe bertiga,
bagaimana kalau diadakan sayembara saja? "
"Sayembara.......?" Tiga orang kakek itu bertanya dengan
penuh perhatian. Memang amat mengherankan betapa
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
seorang anak laki-laki kecil yang usianya baru sepuluh tahun
itu telah dapat mempermainkan tiga orang kakek iblis yang
amat terkenal sebagai pimpinan atau ketua dari Beng-kauw
itu! Padahal tokoh-tokoh besar di dunia kang-ouw pun akan
gemetar dan ketakutan kalau berhadapan dengan mereka
bertiga ini!
Share:
cersil...
Comments
0 Comments

Postingan Cersil Terbaru